Setelah obrolan singkat yang lalu dengan Jinghui, tepat di malam yang sudah ditentukan, Yibo di temani teman-temannya pergi mendatangi Klub tempat pertandingan gulat liar akan berlangsung.
Tempat itu cukup jauh, dan di sekitar daerah yang sulit di jangkau. Klub itu juga tidak terlihat seperti Klub bar umumnya. Lebih terlihat seperti area bahwa tanah malahan.
Ketika tiba, di suatu tempat yang khusus. Suasana di sana sudah sangat ramai. Orang-orang berdesak-desakan, menunggu giliran untuk bertarung atau sekedar menonton. Yibo merasa detak jantungnya semakin cepat begitu melangkah masuk ke dalam klub yang dipenuhi asap rokok dan suara gemuruh penonton yang bersorak-sorai.
Mereka duduk di sudut. Yibo berusaha untuk tetap tenang, dia tidak takut dengan resiko berat yang akan di hadapinya nanti. Toh dia sudah punya pengalaman sebelumnya. Tapi begitu melihat orang-orang di sana, badan mereka jauh lebih besar dan berorot darinya. Yibo menelan ludahnya kasar.
Hah~
Dia tidak boleh takut hanya karena melihat lawannya yang mengerikan. Lebih fokus saja untuk persiapan diri, dirinya harus menang dan mendapatkan uang itu. Masalah babak belur atau resiko beratnya itu urusan nanti.
Teman-temannya yang masih memperhatikan sekitar turut meneguk ludahnya kasar.
"Kau yakin ikut? Tempat dan Orang-orangnya mengerikan." Bisik Jiyang, matanya memicing melihat sekeliling.Yibo menggeleng, matanya juga tak lepas dari para pengunjung yang memenuhi Klub. Mereka memang bukan orang asing dengan dunia malam, tetapi Klub ini memang terasa berbeda. Aroma alkohol dan keringat bercampur dengan asap rokok yang pekat. Para pengunjung, kebanyakan pria bertubuh kekar, berpenampilan sangar dengan tato yang menghiasi lengan dan leher mereka. Mereka berbisik, bercanda, atau berteriak dengan suara keras, suasananya membuat jantung berdebar.
"Aku merasa ini lebih mirip kandang iblis daripada Klub," gumam Bowen selanjutnya. Mencoba bercanda untuk meredakan rasa tegang.
"Eh fokus saja ke pertandingan nanti," sahut Hao xuan, "Jangan sampai kalah dengan lawan mu nanti."
Yibo mengangguk lagi. Dia bisa merasakan keringat dingin mulai membasahi telapak tangannya. Yibo sudah sering bertarung, tetapi suasana di sini membuatnya merasa tidak nyaman. Ini bukan sekadar pertandingan biasa, ini pertaruhan hidup dan mati sepertinya.
"Ei.. Orang-orang di sini seperti golongan Mafia. Seram sekali." Celetuk Zhoucheng
"Diam heh, nanti kalau ada yang dengar bahaya. Kalau ucapan mu benar bagaimana? Sebaiknya jangan banyak bicara." Timpal Bowen
"Tidak, Zhoucheng benar.
Yibo... kau tidak di beritahu Jinghui? Di sini, banyak sekali beberapa golongan mafia yang datang untuk ikut taruhan."
Bisik Hao XuanSemua temannya serentak terkesiap, namun Yibo mencoba bersikap biasa saja.
"Apa kau bilang?!" Jiyang berbisik namun ekspresi nya tidak bohong, dia ketakutan."Yibo, sebaiknya urungkan niatmu. Kita pulang saja, Ayo!" Bujuk Jiyang langsung menarik lengan Yibo, dia takut temannya ini kenapa-kenapa.
"Tidak Jiyang, aku tidak akan pulang sekarang. Aku sudah yakin, tenang Ji."
"Kau yakin bisa menang, hah?" Sebenarnya Jiyang kesal, karena dia khawatir
"Semoga saja." jawab Yibo dengan suara yang tenang, "Aku butuh uang itu."
"Yibo, apa kau tidak takut? Lihat mereka.. mereka seperti iblis. Badannya kuat sekali pasti. Lebih baik kau menjadi penyelundup narkoba saja kalau begitu, daripada harus mati babak belur di sini. Penyelundup Narkoba atau aktivitas ilegal lainnya pasti banyak di sini."