Xiao Zhan kesal karena Yibo tidak mau menuruti permintaan nya, ia melempar ponsel nya itu ke atas meja. Yibo adalah pria paling tega menurutnya, itu hanyalah permintaan kecil tapi Yibo sampai hati menolak bahkan bicara keras padanya.
Xiao Zhan tau ini sudah sangat larut, mungkin agak sulit mencari kedai yang masih buka. Tapi setidaknya Yibo mau berusaha mencari.Ia juga lapar karena tadi sore belum memasak apa-apa karena terlalu malas dan capek, dia juga bingung mau makan apa karena tidak berselera juga. Jadi waktunya ia pakai untuk bersantai saja hingga ketiduran di sofa, bahkan ia bermimpi makan wonton sangat banyak. Jadi saat bangun, Xiaozhan Jadi ikutan ingin memakannya juga.
Xiaozhan menghembuskan napasnya panjang, rasa kantuknya sudah hilang karena sudah tidur sejak sore tadi. Kini giliran masalah perutnya yang perlu di tangani, Xiaozhan mungkin akan makan roti saja karena jika masak yang lain terlalu repot.
Tapi belum ada selangkah, notifikasi muncul di ponselnya. Xiaozhan segera membukanya, saat itu hatinya langsung terenyuh saat mendapati pesan dari Yibo yang mau menuruti permintaan nya. Tapi karena mungkin agak lama, Xiaozhan tetap membuat roti nya untuk menganjal sedikit rasa lapar.
Xiaozhan menguap besar, ternyata rasa kantuknya kembali muncul. Dengan rasa kesal yang kembali muncul, Xiaozhan masih duduk bersandar di sofa. Lelaki ini sesekali menatap lekat pintu apartemen yang masih tak kunjung terbuka, waktu terus berjalan dan kini sudah menunjukkan jam 1 pagi, tapi sosok yang ia tunggu kedatangan nya belum juga datang.
"Ke mana bocah itu, apa dia mempermainkan aku??" Kesal nya
Wang Yibo, bocah tengik itu lama kelamaan membuat Xiaozhan semakin geram, Yibo belum juga sampai sejak mengirimi nya pesan. Ponselnya bahkan sudah tidak aktif setelah nya. Jadi Xiaozhan mengirimkan pesan atau menelpon nya itu tidak masuk. Dia curiga jika Yibo mengerjainya, dan bocah itu pasti masih di tempat Club, Yibo pasti dalam keadaan mabuk saat mengirimkan nya pesan.
Xiaozhan menghembuskan napasnya begitu berat lalu merebahkan tubuhnya, karena rasa pegal menyerang punggung dan bokongnya. Sekarang apa-apa terasa sulit dan sering sakit semenjak dirinya hamil.
Bukan hidup seperti ini yang dia inginkan, baru beberapa hari menikah Xiaozhan merasa banyak tekanan. Jika hidupnya selamanya seperti ini Xiaozhan jamin hidupnya akan menderita, sempat ada pikiran jika dirinya akan menawarkan untuk berpisah dengan Yibo setelah anaknya lahir. Meski tidak di inginkan, Xiaozhan akan tetap mengurusnya sendiri. Percuma saja, Yibo tidak bisa di andalkan.
Terlalu banyak memikirkan dan menyesali masa lalu nya, Xiaozhan meneteskan air matanya.
Di tengah-tengah bergelut dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba ponselnya kembali berdering. Ada telpon masuk, ia mengusap air mata di pipinya kemudian tak berlama-lama lagi ia menjangkau ponselnya di meja tanpa bangun lebih dulu karena terlalu malas.Melihat nama Yibo yang tertera di sana, emosinya semakin tidak stabil. Rasanya ingin sekali mengamuk, buru-buru ia pun menjawab telponnya dan beberapa umpatan siap meluncur, memaki si bocah tengik itu.
"Kau di mana Yibo sialan?! Kau tidak ingat waktu? Sudah jam berapa ini. Persetan dengan kau pulang pagi, apa kau tidak punya otak? Hidup sesuka hatimu, kau lupa dengan statusmu sekarang, Ha!! Pulang sekarang, atau ku penggal kepala mu nanti!" Sentaknya, napasnya terengah karena terlalu geram
'Maaf, ini bukan Yibo. Aku orang yang sedang menahan pemilik ponsel ini. Bisa anda ke sini? Pemilik ponsel ini menabrak teman ku, dia tadi mau kabur jadi aku tahan. Temanku ingin meminta ganti kerugian, dan Tuan ini sendiri yang minta untuk menghubungi anda.'
Xiaozhan terkejut, luapan emosinya terbuang percuma karena bukan Yibo yang menjawabnya. Sekali lagi, Ulu hatinya terasa tertohok saat mendengar kabar itu, bukan rasa khawatir tetapi rasanya enek sekali mendengar suaminya membuat ulah.