Esoknya Xiaozhan mulai bisa beraktivitas dengan normal lagi.
Setelah makan siang mereka melanjutkan aktivitas santai dengan obrolan serius mereka, Xiaozhan duduk bersandar di sofa sambil memeluk pinggang suaminya."Yibo..."
"Mhm?"
".... itu, kau pernah merasakan hal aneh akhir-akhir ini?"
Kening Yibo mengerut, "hal aneh? Hal aneh apa?"
Xiaozhan diam sejenak seraya menggigit bibir dalamnya, Yibo sepertinya tidak merasakan hal aneh seperti yang menimpanya akhir-akhir ini. Untuk itu dirinya agak khawatir, tapi setidaknya sekarang dia akan memberi tahu Yibo.
"Awalnya aku hanya sering menerima telpon dari orang yang tidak di kenal. Lalu beberapa hari kemudian, aku sering mendapat kiriman aneh, seperti burung mati... Aku tidak tau siapa yang melakukannya. Itu sangat menggangguku dan semakin membuatku merasa was-was."
"Kenapa baru cerita padaku sekarang??"
"Aku mana tahu ini akan terus berlanjut, tapi memang beberapa hari ini tidak ada yang menggangguku lagi. Tapi aku juga tidak yakin untuk ke depannya.."
"Mungkin ada orang yang tidak suka padamu, mulai sekarang... jangan bertingkah gegabah. Jangan pergi sendirian apalagi pergi malam-malam, berbahaya."
"Iyaa."
Dengan lembut, Xiaozhan melepaskan diri dari pelukan Yibo dan mengangkat wajahnya untuk menatap suaminya. Senyum tipis muncul di wajahnya,
"Yibo, mau mengantarku sebentar?"
Yibo menatapnya penuh perhatian kemudian dia mengangguk. "Mau aku antar ke mana?"
Xiaozhan menggigit bibir bawahnya sebentar, tampak ragu sebelum akhirnya bicara. "... Aku mau pergi ke mall. Aku mau beli perlengkapan untuk bayi. Baju-baju bayi, peralatan mandi, apa mainan juga perlu? ahh semuanya.... Aku mau kita persiapkan semuanya dari sekarang."
Mendengar permintaan Xiaozhan, tanpa pikir panjang lagi Yibo segera mengangguk. Meskipun dirinya yang tidak terlalu suka dengan aktivitas belanja yang di beli di tempat langsung.
"Sekarang juga?"
Xiaozhan mengangguk pelan. "Yaa sekarang juga. Aku ingin melihat-lihat dulu, nanti baru beli barang-barang yang kubutuhkan. Lagipula, aku juga butuh udara segar."
Mereka berdua segera bersiap-siap untuk pergi. Xiaozhan mengenakan pakaian nyaman—sebuah kaos longgar dan celana panjang yang elastis untuk perutnya yang sudah semakin besar juga di balik dengan mantel cokelat. Sementara itu, Yibo mengambil jaketnya.
Dalam perjalanan, Xiaozhan banyak sekali bicara saking tidak sabarnya membuat Yibo berulang kali menghela napas. Xiao Zhan terus membayangkan baju-baju kecil, sepatu mungil, dan lainnya yang akan ia beli. Sesekali ia menatap keluar jendela mobil, melihat orang-orang yang berlalu-lalang di jalanan.
Sesampainya di mall, Yibo sigap membantu Zhan keluar dari mobil. Ia menggenggam tangan Xiaozhan erat, memastikan istrinya merasa aman. Xiaozhan merasa senang dengan perhatian yang Yibo tunjukkan.
Mereka berdua mulai berjalan mengitari mall, mengunjungi toko-toko perlengkapan bayi. Sekali lagi Xiaozhan tampak begitu antusias saat memilih baju-baju bayi dengan warna-warna lembut. Ia memeriksa setiap bahan dengan teliti.
Yibo, di sisi lain, mengikuti tiap langkah Xiaozhan dengan sesekali senyum lebar di wajahnya. Meskipun ia tidak terlalu paham tentang memilih barang-barang bayi, ia tetap berusaha membantu hal lain, membawa keranjang belanja dan kadang memberi pendapat tentang warna atau model yang Xiaozhan tanyakan. Kadang-kadang, ia menambahkan barang-barang yang menurutnya menarik.