31

284 37 5
                                    

Ini sudah tiga minggu berlalu, Xiaozhan akhir-akhir ini mulai merasa ada sesuatu yang berbeda dengan Yibo. Awalnya, dia tidak terlalu memikirkan kebiasaan suaminya yang sering keluar malam. Ia paham jika Yibo suka sekali nongkrong dengan teman-temannya. Namun, belakangan ini, dia merasa curiga.

Yibo dalam itungan dua atau tiga hari tidak pulang dan begitu kembali, dia dalam kondisi yang tidak biasa. Xiaozhan beberapa kali mendapati wajah Yibo lagi-lagi dengan kondisi lebam dan luka yang hampir mengering, juga ada saat-saat di mana Yibo terlihat kesakitan sambil menyentuh dadanya. Hal ini semakin membuat nya curiga. Rasa penasaran memaksanya untuk bertanya tentang apa yang sebenarnya terjadi. Tapi jawaban yang diterimanya selalu sama. Yibo selalu mengelak, mengatakan bahwa itu hanya hasil dari ribut kecil dengan teman-temannya atau kecelakaan kecil.

Semua alasan itu tidak cukup untuk menenangkan hatinya. Ini lebih aneh lagi, Yibo belakangan ini sering memberikan Xiaozhan uang dalam jumlah yang cukup besar. Meski tahu Yibo bekerja, ia yakin gaji dari pekerjaan yang ia tahu itu tidak mungkin sebesar dengan nominal yang selalu ia terima.

Setiap kali Yibo memberinya uang, Xiaozhan merasakan kejanggalan yang semakin menekan hatinya. Ia rasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh suami muda nya ini.

Seperti hari ini, ini sudah dua hari Yibo tidak pulang. Xiaozhan selalu menanyakan kabar tapi Yibo selalu memberinya alasan jika dirinya sedang bersama teman-temannya.
Malam tadi sunyi seperti biasanya. Xiaozhan terbangun masih dini hari karena perutnya terasa lapar. Seharian ini dia tidak memilik nafsu makan yang baik dan selalu ingin muntah setiap mencium bau makanan. Ia pergi ke dapur masih dalam keadaan mengantuk, di sana ia mulai membuat roti selai untuk mengganjal rasa lapar nya.

Saat Xiaozhan sibuk menyiapkan makanannya, ia mendengar suara pintu depan yang terbuka pelan. Dia melihat jam di dinding-masih pukul satu pagi. Sambil membawa rotinya, dia pergi untuk mengecek.

Dia melihat suaminya di ambang pintu. Ketika Yibo akhirnya menutup pintu dan berbalik, Xiaozhan menatap Yibo yang baru saja tiba dengan langkah tertatih. Mata Xiaozhan langsung terbelalak menangkap luka baru di wajah Yibo, kali ini darahnya masih mengalir tipis, bercampur dengan keringat yang mengalir di wajahnya. Yibo juga tampak kaget melihat Xiaozhan yang berdiri di dapur dengan roti di tangannya, terdiam memandangnya dengan perasaan campur aduk.

Melihat itu, Xiaozhan tak bisa lagi menahan diri lagi.

"Apa lagi kali ini, Wang Yibo??" Xiaozhan langsung menghampiri Yibo, menjatuhkan roti yang belum di makan sama sekali itu.
Tangannya gemetar saat menyentuh wajah penuh luka itu, menyeka darah di sana.

"Tidak apa-apa, Zhan. Aku baik-baik saja, ini cuma luka-"

Ucapannya tertahan saat Xiaozhan menyela nya memukul pundaknya, "jatuh dari motor? Berkelahi??!" Xiaozhan berusaha menahan diri untuk tidak berteriak lebih, "Ayo katakan, alasan apa lagi??!" Xiaozhan menatap Yibo dengan tatapan marah. Dia sudah terlalu muak dengan tingkah Yibo, yang selalu berbuat ulah.

"Yibo!" panggil Xiaozhan dengan nada yang lebih tinggi. Kekhawatiran yang terpendam lama kini tumpah ruah. "Apa yang terjadi? Kenapa kau bisa terluka lagi? Dan kenapa baru pulang sekarang?"

Yibo terlihat masih diam saat Xiaozhan berdiri di depannya, wajah penuh dengan rasa khawatir dan kemarahan yang berbaur menjadi satu. Sedangkan Yibo berusaha tersenyum, tapi ekspresi itu hanya membuatnya terlihat lebih menyedihkan.

"Zhan, ini bukan apa-apa. Aku cuma... ," jawab Yibo, suaranya terdengar lemah,

Xiaozhan berteriak saking kesalnya.

"... Jangan bohong Wang Yibo!" Napasnya sudah tersengal-sengal

"Ini bukan pertama kalinya! Setiap kali kau pulang, kau pulang dengan luka baru! Aku tidak tahu lagi harus percaya apa, tapi aku tahu ini bukan sekedar jatuh dari motor atau berkelahi dengan teman-temanmu, teman macam apa yang berkelahi denganmu. Kau pikir aku bodoh??!

My Young HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang