"Wang Yibo, kau mau apa?" Tanya Xiaozhan mulai panik, Karena Yibo mulai melepas bajunya, nampak sudah abs dan otot bisep yang semakin terlihat kekar itu. Xiaozhan menelan ludahnya kasar, dia menarik mundur tubuhnya sendiri berusaha menghindar, namun Yibo segera menariknya kembali. Mengunci kedua tangannya.
"Masa kau tidak tau."
"Yibo aku mengantuk... kita tidur saja, yah?"
Yibo tidak menjawab itu, dia malah langsung membungkam bibirnya dengan lumatan kasar.Xiaozhan tidak bisa menghindar atau melawan lagi, tenaga Yibo cukup kuat. Karena tubuhnya letih, ia tidak bisa mengimbanginya. Xiaozhan mulai pasrah dan mengikuti alur yang suaminya buat.
Di bawah tubuh Yibo, Xiaozhan menerima semua perlakuannya. Pemuda ini melumat bibirnya tanpa ampun, menggigit, bahkan menyusupkan lidahnya lagi.
Sementara tangannya kini mulai melepaskan kancing kemeja Xiaozhan satu persatu.Kini bukan hanya Yibo saja yang ingin melampiaskan hasratnya, mungkin itu juga karena mereka sudah lama tidak melakukan nya.
Tanpa malu-malu lagi, si manis ini dengan berani membuka celana bahan yang dipakai Yibo. Dia mengelus singkat milik Yibo yang sudah mengeras di balik celana dalam nya.Yibo melepas ciumannya sesaat, tapi tidak menghentikan gairah mereka yang semakin menggebu. Mata Xiaozhan sudah terlihat sayup ingin melakukan hal lebih, matanya mengikuti pergerakan tangan Yibo yang mulai membuka celananya juga, dia langsung membuka semuanya hingga Xiaozhan saat ini sudah dalam keadaan telanjang sepenuhnya.
Yibo mengecup lembut bibir Xiaozhan, sebelum beralih ke lekuk lehernya. Bibirnya meninggalkan jejak basah dengan ciuman lembut, sesekali menyapu kulit halus itu dengan lidahnya. Ketika giginya menyentuh ringan, Xiaozhan menarik napas kecil, tubuhnya sedikit bergetar.
"A ahh..." Sebuah desahan lirih terlepas tanpa sadar dari bibir Xiaozhan. Kedua lengannya terangkat, melingkari leher Yibo dengan gerakan yang sarat kelembutan. Jemari Yibo dengan perlahan mulai menekan, membuat Xiaozhan merasa sedikit perih yang tak terduga. Tubuhnya menegang sejenak, lalu ia mencoba mengimbangi rasa itu dengan mencium leher Yibo, bahkan tanpa sadar menggigit kecil.
.
"Sakit, Yibo..." Xiaozhan berbisik dengan nada memelas, wajahnya basah oleh keringat, dan matanya tampak berkaca-kaca menahan sesuatu yang bercampur rasa.
"Rileks," balas Yibo lembut, mengecup bibir Xiaozhan untuk menenangkan.
Yibo kemudian memposisikan diri. Membawa masuk dan menekannya perlahan hingga benar-benar berada ditempatnya. Napas Xiaozhan tercekat, wajahnya mengernyit.Tubuh Xiaozhan merespons dengan meremang, sensasi itu membuatnya mengeluarkan suara lirih yang tertahan. la mencoba mengatur napasnya yang terasa tak beraturan, sementara tubuhnya bergetar kecil di bawah sentuhan Yibo.
Dengan hati-hati, Yibo memposisikan dirinya, memastikan Xiaozhan merasa nyaman. la bergerak perlahan, memberikan waktu bagi tubuh Xiaozhan untuk beradaptasi.
"Ngh..." desah Xiaozhan, kedua tangannya mencengkeram punggung Yibo, terkadang memukul ringan saat rasa itu menjadi terlalu intens.
Melihat wajah Xiaozhan yang memerah dan penuh keringat, Yibo mencoba lebih hati-hati, meski gejolak dalam dirinya sulit untuk dikendalikan. "Kamu milikku, Zhan," bisiknya penuh perasaan sambil mengecup leher Xiaozhan dengan lembut, turun hingga dada, memberi kecupan yang tak tergesa-gesa.
Xiaozhan mengatur napasnya perlahan. Tangannya daritadi memeluk punggung Yibo bahkan memukulnya karena melampiaskan rasa sakit yang kadang muncul lagi.
Yibo menggeram tertahan.
"Ahkk.. Yibo kau bodoh..., bergerak..." erang Zhan sambil menggerakkan bokongnya. Dia kemudian meraih wajah Yibo kemudian melumat mesra bibirnya.
Yibo kemudian mulai menggerakkan miliknya secara berulang-ulang. Wajah Xiaozhan kian memerah tiap kali Yibo menekannya dengan kuat hingga, membuat Zhan tersentak.