Chapter 7

368 31 0
                                    

"Ahkk... Wang Yibo!!"

"Yibo!" Panggil Xiaozhan lagi tapi tak ada sahutan dari pria itu

"Yibo kau dengar aku tidak? Bangunnnn!"

"Ck. Apa Xiaozhan! Kau berisik sekali." Usik nya saat masih terpejam tidur

"Aku jatuh, bantu aku. Ahhh.... aku kesakitan!"
Suara teriakan keras keluar dari mulut Xiaozhan sekali lagi membuat Yibo yang masih tertidur sontak menutup telinga sambil bangun dari atas sofa.
Ia tidak tahan untuk memarahi Xiaozhan balik, tapi saat melihat Xiaozhan kesakitan di lantai ia merubah raut wajahnya.

"Apa lagii... kenapa bisa jatuh?" Meski nadanya agak dingin, tapi hatinya tetap tidak tega melihat Xiaozhan kesakitan.

"Kena air panas, aku tidak sengaja menyenggol panci nya."

"Lagian ini masih pagi, bisa tidak pelan-pelan? Kau juga mengganggu tidurku."
Yibo menatap Xiaozhan dengan kesal, sedari tadi tidurnya terganggu oleh suara berisik.

"Apa? Pagi kau bilang? ini sudah jam 9, lagipula apa peduliku jika kau terganggu. Apa kau tidak punya pekerjaan selain tidur? hah."

"Ck, cerewet. Kamu pikir kamu tidak sakit tidur di sofa, dingin pula. Memangnya kau sedang apa si di dapur." Kesalnya

"Aku mau makan,"

"Apa harus seberisik itu? Memangnya kau memasak apa? kan ada makanan yang dibawa ibumu kemarin."

"Sudah basi, harusnya semalam kamu simpan di kulkas."

"Oke terus saja salahkan aku lagi."

Xiaozhan tidak menjawab

"Kau ingin membuat apa?"

"Aku mau masak sayur bening.
Sudah lah jangan buat aku tambah kesal, jangan banyak tanya... cepat bantu aku bangun."

Xiaozhan melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda, mengabaikan Yibo yang sedang berdiri dengan wajah malasnya kemudian kembali untuk melanjutkan tidurnya. Ini pagi pertama mereka sebagai pasangan, tapi baru satu hari mereka terus dihadapkan dengan percekcokan dan pertengkaran seperti anak remaja. Tidak ada yang mau mengalah diantara mereka berdua, dua-dua nya keras kepala.

Kaki Xiaozhan berjalan agak pincang dan terseret mondar mandir dari tadi yang mulai menyiapkan ulang bahan masakannya. Mau bagaimana lagi, meski mereka menikah karena terpaksa, Xiaozhan sedang berusaha menjadi istri yang baik untuk pasangannya. Itu adalah pesan yang di sampaikan Mama nya sebelum melepas anak kesayangan nya.

Mungkin ini akan menjadi aktivitas rutin nya setiap pagi, membuat sarapan untuk suami mudanya.

Tangan Xiaozhan mengambil dua ikat bayam, setelah di cuci bersih ia masukkan ke dalam panci kecil tadi,

Ia mengusap keringat di keningnya karena uap panas yang keluar dari panci lalu pindah untuk mengusap perutnya yang kadangkala terasa nyeri. Di tambah kakinya yang ikut perih karena terus bergesekan dengan kain celana panjangnya.

Lalu mengambil beberapa lembar roti dan memanggang nya.

Xiaozhan tetap telaten dengan menyiapkan semua nya, meski tidak yakin dengan hasilnya. Dia tidak ahli sama sekali dalam memasak, baru kali ini dia memasak serepot ini, biasanya semua dilakukan oleh Bibi Lin. Xiaozhan masuk dapur hanya membuat teh atau Mie.

Semua yang di kerjakan nya saat ini hanya sebuah keterpaksaan.

Masakannya sudah siap, ia bawa ke meja makan. Hasilnya lumayan.... lumayan buruk maksudnya.

Roti nya setengah gosong, itu diluar dugaannya, biasanya juga tidak.
Lalu untuk sayur nya, lumayan. Tapi Xiaozhan lupa memasakanya terlalu matang karena terlalu sibuk dengan roti gosong nya.

My Young HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang