Di jam 10 pagi, Yibo baru bangun dari tidurnya.
Badannya terasa lembab, bau bekas percintaan terkuar. Bekas-bekas yang mengering mengotori sprei yang mereka tiduri."Ahh..." lirih Yibo merasakan kepalanya yang pening.
Kemudian kepalanya menoleh pada sosok di sampingnya yang masih terbungkus oleh selimut. Tidak ada pergerakan di sana, Xiaozhan masih tertidur lelap. Ia mengerti, mereka semalam telah melakukan kegiatan panas. Dia benar-benar menikmati Xiaozhan hingga tidak sadarkan diri. Dia juga sudah menyakiti nya.
Yibo memijat pelan pelipisnya, dia merasa bersalah sekarang. Dia juga tidak mengerti dengan dirinya yang bisa semarah itu dengan Xiaozhan.
Yibo mengehela napasnya perlahan, membuka selimut yang membungkus tubuh telanjang nya dan langsung berjalan ke kamar mandi untuk berendam.
Dengan langkah gontai, Yibo masuk dan langsung berendam di dalam bathub. Bau samar lainnya masih tercium, membuatnya merasa sedikit geli.
Air dingin yang segar membuat Yibo menghela napas panjang, menikmati sensasi air yang menenangkan pikirannya.
"Aku memperlakukan nya sekasar itu. Dia pasti marah," gumam Yibo, sambil mengusap rambutnya yang basah.
Ia menghabiskan waktu cukup lama di kamar mandi, berendam dan membersihkan tubuhnya. Begitu dia keluar, Xiaozhan masih belum bangun juga.
Rasa bersalahnya mulai menghantuinya lagi, melihat Xiaozhan masih betah tertidur di atas ranjang dengan wajah pucatnya membuat Yibo semakin tidak tega. Dengan hati-hati, Yibo mendekati Xiaozhan dan memeriksa keadaan istri nya itu.
Wajah Xiaozhan pucat pasi, keringat lembut membasahi wajah damainya.
Seketika, Wang Yibo tersentak. Suhu tubuh Xiaozhan terasa sangat panas.Xiaozhan mengalami demam tinggi.
Xiaozhan membuka matanya perlahan saat Yibo mengguncang tubuhnya untuk bangun, tatapan matanya seperti orang linglung,
"Yibo... kepalaku sakitt," Xiaozhan tidak sanggup membuka matanya lebih lebar lagi dan tidak lama kemudian Xiaozhan langsung menutup matanya lagi.Yibo makin panik. Dia langsung membawa Xiaozhan ke rumah sakit.
Yibo merasa sangat bersalah. Perbuatannya telah berakibat fatal pada Xiaozhan. Yibo hanya bisa berharap, semua akan baik-baik saja.Saat di rumah sakit dan mendengar kabar dari dokter yang memeriksa, mengatakan bahwa Xiaozhan mengalami luka dalam. Luka-luka di sekujur tubuhnya juga salah satu penyebab Xiaozhan mengalami demam. Kondisi bayi nya juga cukup mengkhawatirkan.
Ibu Xiao Zhan yang saat itu masih khawatir pada anaknya kembali menghubungi Yibo pagi harinya karena ponsel anaknya malah tidak aktif. Firasat ibu memang selalu benar, Semalam Yibo hanya memberi tahu bahwa Xiaozhan ada bersama dengannya tanpa memberitahu keadaan Xiaozhan yang sebenarnya.
Yibo langsung memberitahu jika Xiaozhan berada di rumah sakit.
Mereka juga turut mendengar kabar dari dokter. Hal itu langsung membuat mertuanya murka. Ayah Xiaozhan bahkan menampar Yibo begitu keras.
Riley yang ikut hadir pun tak kalah emosi, dia sudah menggertakkan giginya lantaran menahan untuk tidak membuat kegaduhan.Yibo masih berdiri dengan kepala tertunduk. Mertuanya, menatap Yibo dengan tatapan penuh kemarahan.
"Kau menyakiti putraku, bocah keparat." Ucap ayahnya
Yibo mencoba menjelaskan dengan gemetar, "Maafkan aku, aku tidak bermaksud menyakiti nya. Aku... aku tidak bisa mengendalikan diri."
Tangan pria paruh baya itu kembali mengepal kuat, sebelum melayang lagi sang istri sudah mencegahnya.
"Aku menyerahkan anakku padamu bukan untuk kau sakiti Wang Yibo. Kau tidak waras!" Kini giliran ibunya yang bicara
"Sudah dulu Bi, jangan membuat keributan. Kasihan dengan Xiaozhan. Biarkan Zhan istirahat dengan baik dulu." Tutur Riley mencoba menyabarkan hati Nyonya Xiao.