Chapter 4

453 43 0
                                    

Suara ketukan pintu terdengar, Xiaozhan dan Ibunya langsung menoleh melihat Bibi Lin yang datang membawa sesuatu.

"Selamat pagi... apa Bibi mengganggu?" tanya nya dengan lembut

Xiaozhan tersenyum seraya menggeleng.

"Kenapa mengganggu? aku yang menunggu Bibi datang ke sini, tidak lupa apa pesan ku?"

"Tentu tidak, ini pakaian Nyonya."

"Yaa terima kasih, Bi." ujar Nyonya Yin

"Ini, Bibi bawakan buah Manggis. Bukankah Tuan Zhan menginginkan sekali buah ini." kekeh nya kemudian

Nyonya Xiao menerima dan ikut tersenyum menatap anaknya.

"Kalau begitu Bibi permisi pamit lagi, masih ada pekerjaan yang belum beres Nyonya."

"hm, pergilah Bi. Terimakasih sekali lagi."

Ibunya kembali duduk setelah mencuci pisau buah, memotong beberapa buah seperti Apel, pisang dan alpukat.

"Suka alpukat, kan? ini bagus untuk mu, bisa mengurangi rasa mual di pagi hari."

Xiaozhan tersenyum seraya mengangguk, "Terimakasih Ma,"

"Ingin Manggis juga?"

"Kupaskan untukku, aku ingin makan itu." kata Xiaozhan dengan sedikit antusias

Ibunya tertawa ringan, ia menggoda dengan mencubit kecil pipi anaknya. "Apa kamu sedang mengidam hm... sudah lama?"

Xiaozhan mengangguk, "Baru kemarin, aku tiba-tiba menginginkannya."

"Nanti Mama belikan lagi untuk mu."

"Buah nya sangat enak."

"Ah, Xiaozhan... kau masih ingin bekerja? Tapi saran Mama, lebih baik kamu ambil cuti saja." ujar Ibunya

Xiaozhan menelan buahnya sebelum menjawab, "Apa Mama malu dengan keadaan ku sekarang? Hah~ pasti sekarang banyak gosip yang menyebar."

"Bukan itu yang Mama khawatir kan, Kandungan mu lemah... Mama takut terjadi sesuatu padamu. Lebih baik kamu ikuti saran Mama."

"Aku pikirkan lagi nanti."

"Baiklah.."

"Maa, kapan aku bisa pulang?"

"Tidak tau, nanti kita tanyakan ke dokter nya. Lagipula kondisi mu masih belum membaik."

.
.

Di Waktu yang sama dan di tempat berbeda, Wang Yibo baru saja terbangun dari tidurnya.

"Yibo, bagaimana keadaan mu sekarang?" Temannya menghampiri ranjang Yibo.

Yibo meringis menyentuh bagian rusuknya, "Sakit bodoh, kau tidak lihat... aku babak belur habis-habisan."

"Yaa maka dari itu aku tanya, biar dokter memeriksa mu lagi."

"Tidak perlu, Aku ingin pulang."

"Kau bodoh? bagaimana kalau lukamu tambah parah."

"Ck, memang kau mau menanggung biaya rumah sakit nya? aku tidak ada uang bodoh, aku bahkan kalah semalam."

"Tenang saja, teman-teman yang lain bisa membantu. Yang terpenting kau kembali pulih."

"..."

"Zhoucheng." panggil Yibo kemudian

"Apa? kau lapar?"

"Tidak, tapi bisa kau kirimkan uang untuk ibuku? semalam harus nya aku kirimi dia uang jika saja aku menang tanding.

Tenang saja aku akan ganti nanti saat ikut tanding balapan bulan depan."

My Young HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang