Xiao Zhan terbangun dengan perasaan berat, tubuhnya pegal dan kepalanya terasa pening.
Ia ingat pertengkaran mereka semalam, dan rasa kesal masih bercokol di hatinya. Ia melirik ke arah jam, sudah pukul delapan pagi.
"Kepalaku sakit," gumamnya, setelah itu bangkit dari tempat tidur.
Ia berjalan ke dapur untuk membuat sarapan. Namun, langkahnya terhenti saat ia melihat Yibo sedang duduk di meja makan, sedang bermain game sembari di temani secangkir kopi di mejanya. Dia tampak tenang dan fokus, seolah-olah tidak ada yang terjadi semalam.
"Kau sudah bangun?" tanya Yibo tanpa menoleh, suaranya datar.
Xiao Zhan diam saja, tidak tahu harus berkata apa.
Dia hanya pergi ke dapur untuk membuat susu."Kenapa tidak menjawab?" tanya Yibo, akhirnya menoleh dan menatap Xiao Zhan. Sedikit terkejut saat melihat wajah pucat dan mata sembab istrinya.
Yibo menghela napas, "Aku sudah lelah dengan pertengkaran ini. Tidak bisa kah kita tenang sedikit."
"Tapi kau yang memulai semuanya!" protes Xiao Zhan. Yang sedang mengaduk susu nya dengan bawaan kes di meja bar kecilnya.
"Aku lagi?? Kau mengerti tidak yang aku katakan semalam, Xiaozhan."
Xiao Zhan diam lagi, kata-kata Yibo menusuk hatinya. Ia tahu Yibo juga benar, tapi ia juga merasa kesal karena Yibo selalu berbicara keras padanya.
"Hm," gumam Xiao Zhan, suaranya tercekat. Ia merasa lelah dengan pertengkaran yang tak kunjung usai. "Aku hanya ingin sedikit waktu untuk diriku sendiri, kenapa kau harus marah-marah?"
Yibo mendelik, "Ya terserah kau saja, memang dasarnya kau ini bodoh sekali... tidak mau mengerti sekali apa yang aku ucapkan."
"Aku kau bilang! He Wang Yibo, kau tidak sopan padaku. Kenapa kau bersikap seperti itu?" Xiao Zhan membalas, suaranya mulai meninggi.
"Orang tuamu marah padaku karena kau menghilang! Aku bahkan jatuh dari motor karena mencarimu!" Yibo menunjuk bekas luka di lengannya.
"Kau berlebihan. Aku tidak memintamu untuk mencariku! Dan kau masih membahasnya?! Aku bisa menjaga diriku sendiri. Aku bukan pergi keluyuran tidak jelas! Aku, aku hanya ingin pergi main. Aku bosan Yibo... bisakah kau mengerti? Bukankah kau akhir-akhir ini selalu pergi dengan temanmu?"
"Kalau orangtuamu tidak ikut campur, masalahnya tidak akan seperti ini."
Keduanya diam untuk sejenak, suasana di antara mereka terasa dingin dan berat. Ego mereka yang saling berbenturan seringkali memicu pertengkaran.
"Kau membuat Kepalaku semakin sakitt." Xiaozhan menyentuh kepalanya, Ulu hatinya juga terasa eneg. Bahkan susu yang ia minum tadi ingin ia muntahkan lagi.
"Aku lagi." Yibo mendengus kesal, "Jangan berlebihan."
Xiao Zhan menatap Yibo dengan tajam. Ia merasa kesal dengan sikap Yibo yang seperti itu. "Aku tidak... Kepalaku memang sakit, dan kau membuatku semakin sakit." jawabnya tak kalah kesal
"Ck, jangan manja. Kau tidak kenapa-kenapa. " kata Yibo,
Xiao Zhan mendengus kesal menatap Yibo yang masih duduk di kursi di meja makan. Ia merasa kesal, marah, dan sedih. Manusia satu ini tidak peduli padanya.
"Dasar gila," gumam Xiao Zhan, lalu berbalik dan berjalan menuju wastafel dapur saja. Ia merasa mual dan ingin muntah.
Xiao Zhan mencondongkan tubuhnya dan memuntahkan semua yang tadi sudah masuk ke perutnya. Susu yang baru saja ia minum keluar kembali, bersama dengan rasa pahit yang menyesakkan tenggorokannya. Wajahnya pucat, keringat dingin muncul di sekitar pelipisnya.