Lisa POV
Aku merasakan pegal di tanganku.
"Awsshhh" Ketika aku mengerang sakit, aku terkejut melihat Jennie yang ada di pangkuanku. Dia sedang tidur.
Aku melihat ke sekitar, kami masih berada di penthouse. Aku melirik jam, sudah hampir pukul 12 malam. Mataku tertuju lagi pada Jennie, wajahnya sangat tenang saat sedang tidur. Aku memutuskan untuk membiarkan tanganku pegal daripada menganggu tidurnya.
"Uhmmm."
Aku langsung diam di tempatku saat Jennie mulai bergerak. Aku menjadi gugup lagi, ya Tuhan!
"H-hey." Dia tersenyum padaku saat dia mulai membuka matanya.
Aku membalas senyumnya dan memperbaiki posisi agar lebih nyaman. Aku memindahkan kaki kanannya agar posisinya mengangkang di pahaku.
"Maaf aku tertidur." Dia menaruh beberapa helai rambutku di belakang telinga. Mataku terpaku dengan sleepy face nya, Jennie sangat cantik.
"Kenapa diam saja?" Dia menatapku dengan alis yang berkerut.
"Aku mencintaimu." Dia tertawa kecil setelah aku mengucapkan itu. "Sejak tadi kau selalu mengatakan kalau kau mencintaiku." Dia terkekeh.
"Kau harus bersiap dengan hal itu." Mataku tidak lepas dari mata coklat yang sekarang menjadi favoritku itu.
"Bisakah aku mencium mu lagi? Hadiah karena seharian ini kau membuatku merasa bahagia." Entah itu permintaan yang tulus atau ejekan. Aku menariknya untuk mendekat dan mencium bibirnya. Tangannya selalu naik ke tengkukku, itu membuat aku horny, fuck!
Jennie melepaskan ciuman kami. Aku sedikit maju karena aku pikir itu akan berjalan lama seperti sebelum sebelumnya.
"Apa kau pernah membawa wanita lain selain Nancy ke sini?" Dia tiba tiba bertanya.
"Ya." Jawabku singkat.
"Siapa?" Dengan cepat dia bertanya.
"Kau." Aku tersenyum tegas.
"Aku tidak percaya aku adalah first kiss mu. Kau tinggal bersama Nancy, kalian tidak mungkin hanya bertukar pelukan dan ciuman di pipi, pasti kalian pernah tidur bersama." Dia memberikan tatapan yang curiga.
Aku benar benar belum pernah berhubungan sex. Aku merasa sex before married itu tidak spesial. Menurutku hubungan yang indah itu adalah ketika kita saling menjaga dan percaya. Aku manusia dan memiliki nafsu. Aku sering horny, jujur! Siapa yang tidak suka sex? Hampir tidak ada. Aku normal, aku ingin sex aku ingin bercinta, ciuman, cuddle dan hal hal intim lainnya. Tapi aku tidak pernah melakukan itu dengan wanita manapun termasuk Nancy. Kami mungkin tinggal bersama tapi hal terjauh yang pernah aku lakukan dengannya hanyalah mencium pipinya, terdengar aneh tapi hanya itu yang kami lakukan. Kami hanya sering berpelukan, dia suka berpelukan aku pun begitu. Aku menghormati wanita terlebih jika wanita itu adalah orang yang aku cintai.
"See? Kau diam saja, itu berarti kau berbohong." Aku terbangun dari lamunanku.
"Apa seseorang bisa mengetahui seseorang masih perjaka atau tidak?" Aku bertanya padanya. Tatapannya menjadi aneh padaku.
"Aku tidak tahu."
"Kita akan pergi ke dokter pagi nanti. Aku akan membuktikan jika aku masih perjaka, milikku tidak pernah masuk di vagina manapun," Aku menjadi ingin tertawa sekarang. Jennie seperti menahan tawa tapi langsung menyembunyikan wajahnya dengan bersandar padaku.
"Aku percaya padamu, Lisa."
"Aku mencintaimu." Bisiknya malu malu. Tanganku ingin memegang pinggangnya tapi tidak sengaja menyentuh bokongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be The Queen of Manoban | JENLISA ✔️
FanfictionPernikahan yang tidak sesuai harapan Lisa, dia terpaksa menjalaninya dengan hampa. Hanya dilandasi keinginan kedua orang tua menjadikan mereka pasangan menikah. "Kita mungkin sudah menikah, tapi aku bukan milikmu jadi berhenti bersikap seolah aku mi...