New York, USA
Seulgi POV
Aku menatap wajah Irene yang menatapku aneh. Ya Tuhan... Apa lagi ini? Aku bahkan hanya diam saja tapi pikirannya pasti sedang buruk tentangku.
"Ada apa, aku hanya diam dan bernapas. Ponselku ada di tanganmu dan aku di sini bersamamu, apa lagi?" Aku bertanya dengan nada frustasi.
Irene terlampau cemburu dia sangat posesif dan terlalu protektif, dia selalu melayangkan tuduhan tuduhan palsu yang tidak masuk akal. Tangannya yang ringan itu selalu mencubit ku bahkan sesekali memukuliku hingga terdapat banyak memar di tubuhku. Tiada hari tanpa perkelahian dan kalian tahu apa yang sering membuat kami bertengkar? Mimpinya!
Irene sering bermimpi aku tidur dan berselingkuh dengan gadis lain. Come on, aku setiap hari berada di sisinya. Makan, minum, mengobrol, tidur, bahkan mandi pun kita melakukannya bersama. Tapi lihat dia? Oh Tuhan... Beruntunglah karena aku mencintainya.
"Tidak ada, aku hanya melihatmu." Katanya, tapi tetap saja tatapannya tidak sesuai dengan apa yang keluar dari mulutnya.
Aku tahu dia pasti sedang memikirkan topik perkelahian apa lagi yang akan kami lakukan.
Aku menghela napas kasar berusaha untuk tidak membuat masalah lagi dan melihat sekeliling apartemen.
"Dimana Miyeon?" Gadis itu tidak terlihat.
"Dia menelpon Lisa, mungkin berada di kamarnya." Balas Irene.
Di apartemenku Miyeon memang memiliki kamar sendiri, lagipula dia sudah seperti adik kami dan tidak merepotkan.
"Mengingat Lisa, aku menjadi ingin pulang ke Korea." Suasana menjadi sendu.
"Libur semestermu akan tiba, kita akan pulang. Aku juga sudah sangat merindukan Korea." Kata Irene dengan nada sedihnya.
"Tapi itu minggu depan."
"Hanya tinggal menunggu dan kita akan memiliki satu bulan yang free di Korea." Irene akhirnya tersenyum padaku.
"Natal dan tahun baru kali ini akan menyenangkan karena kita akan merayakannya di Korea." Aku tersenyum antusias mengingat waktu itu akan tiba.
Ini sudah tahun kedua dan aku tidak pernah pulang ke Korea selama aku pindah ke New York. Studiku sangat padat ditambah kegiatan di luar kampus dan untungnya semester ini rektor memberikan kebijakan baru, mahasiswa dari luar Amerika Serikat mendapatkan libur lebih lama dan bisa kembali setelah tahun baru.
Sebenarnya New York tidak terlalu buruk, aku suka berada di sini. Keuanganku tidak risau selama tinggal di sini. Gaya hidup New York cukup cocok denganku, aku bahkan sempat berniat untuk menetap dan tinggal di sini tapi setiap kali aku berbicara tentang itu Irene akan mengetuk kepalaku. Dia sangat mencintai Korea dan ingin aku cepat lulus sehingga bisa pulang.
Irene tidak melakukan studi apapun karena dia sudah lebih dulu menyelesaikannya. Dia di sini hanya untuk menemaniku, mengurus segala hal tentangku. Sejujurnya aku bisa mengurus diriku sendiri namun dia bersikeras untuk ikut dan aku tidak punya pilihan lain.
Kami sudah sangat lama menjalin hubungan dan aku sudah terbiasa dengannya. Aku tanpa Irene itu bukan hal yang mungkin, Irene adalah hidupku meskipun dia sangat galak. Tapi dia sangat mencintaiku, dia banyak berkorban demi cinta kita.
"Aku menyayangimu, Lisa-ya. Kita akan segera bertemu saat libur semester nanti, aku merindukanmu. Good bye, jangan telat makan, eoh?"
Aku mendengar Miyeon berbicara sambil keluar dari kamar nya. Lisa dan Miyeon memang sangat dekat, aku mengira mereka berkencan karena Lisa sangat manis padanya, sebenarnya pada Irene juga tapi semua orang tahu kalau Irene milikku dan dia sedikit galak terhadap Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be The Queen of Manoban | JENLISA ✔️
FanfictionPernikahan yang tidak sesuai harapan Lisa, dia terpaksa menjalaninya dengan hampa. Hanya dilandasi keinginan kedua orang tua menjadikan mereka pasangan menikah. "Kita mungkin sudah menikah, tapi aku bukan milikmu jadi berhenti bersikap seolah aku mi...