Lisa POV
Aku hendak pergi ke kantor tapi Jennie menahanku. Aku melihat Jennie yang sedang sibuk dengan luaran yang aku kenakan sekarang. Entah ada apa di sana tapi katanya itu kurang rapi.
Tanpa sadar aku mulai tersenyum, aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri, Jennie termasuk kategori istri yang hanndal. Dia mengurusku dengan sangat baik, memastikan semua yang ada pada diriku adalah yang paling terbaik. Terlebih dalam urusan pakaian, Jennie sangat teliti.
"Selesai. Tidak bagus jika kau terlihat berantakan di saat di kantor." Katanya lalu melihatku.
Mata kami bertemu, dia selalu cantik.
"Honey? Kau kehilangan kesadaran lagi saat melihatku?" Jennie terkekeh dan sesaat kemudian dia memelukku. Aku membalas pelukannya dan meninggalkan beberapa ciuman di kepalanya.
"Jika merasakan sakit cepat hubungi aku, aku akan segera pulang." Gumamku.
Aku benar benar mengkhawatirkan kondisinya sekarang, aku sangat takut jika Jennie jatuh sakit. Aku harus selalu memastikan dia akan baik baik saja setiap saat. Melihat Jennie yang kesakitan, aku tidak bisa. Hasil USG Jennie normal namun Jennie tetap merasakan sakit di perutnya, entah ada apa di sana. Rumah sakit yang kami datangi adalah salah satu rumah sakit terbaik di Korea jadi hasilnya tidak mungkin salah. Hal itu yang membuat aku semakin overthinking, barang kali ada sesuatu di sana namun tidak dapat dideteksi. Mungkin jika Jennie merasakan sakit lagi aku akan membawanya ke rumah sakit yang berbeda.
"Dokter memberiku beberapa vitamin yang harus aku minum dan itu cukup membantu. Aku juga bisa minum obat jika sakit itu datang lagi."
"Untuk apa obat jika ada aku yang akan menyembuhkan mu?" Jennie langsung tertawa setelah aku berbicara.
"Berhenti membual, aku tidak akan merasakan sakit lagi, percayalah."
"Apa bisa dipastikan?"
"Hm, tidak perlu khawatir, Honey. Aku akan menghubungimu dan kita akan melakukan video call jika sudah makan siang." Tangannya naik ke tengkukku yang membuat aku merinding bukan main.
"Sure, pastikan yang akan kau makan adalah makanan sehat. Kita tidak akan makan siang di tempat yang sama jadi aku tidak bisa melakukan sesuatu jika itu terjadi." Ucapku, aku selalu memperingatinya.
Jennie terkekeh kemudian berjinjit untuk mencium pipiku selama beberapa detik. Aku tersenyum setiap kali dia melakukan itu, aku merasa Jennie sangat mencintaiku ketika dia melakukannya. Aku merasa seperti satu satunya yang dia inginkan di dunia ini. Ciuman itu sangat berarti dan dia selalu memberiku setiap pagi sebelum ke kantor.
"Aku sangat mencintaimu." Bisikku.
Jennie melepas ciumannya kemudian melihatku. "Aku juga sangat mencintaimu." Dia berbicara lembut dan memelukku lagi.
See? Betapa beruntungnya aku memiliki Jennie di hidupku. Dia cantik dan sempurna. Tidak ada yang seperti Jennie di dunia ini, meskipun ada aku akan tetap memilih Jennie-ku. Wanitaku yang mencintaiku setiap hari, dan juga selalu membanggakan ku pada semua orang. Hidupku sekarang terlampau sempurna. Cinta, uang, segalanya, aku sudah memilikinya aku tidak perlu hal lain lagi, kebahagiaanku akan abadi untuk waktu yang panjang.
"Aku ingin menikahimu lagi, Wifey." Ucapku tanpa sadar. Dia bangun dan melihatku.
"Ingin nama kita dua kali dicatat di gereja?" Kekehnya.
"Apa aku terlihat peduli dengan itu? Aku ingin merasakan malam pernikahanku bersamamu, waktu itu aku bodoh karena menyia nyiakannya."
Aku mengingat malam itu, malam di mana seharusnya pasangan yang baru menikah merasa sangat bahagia namun aku sebaliknya. Aku bahkan menyuruh Jennie untuk tidur di tempat yang berbeda denganku. Aku bahkan tidak ingin melihat wajahnya saat itu, dan aku menyesalinya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be The Queen of Manoban | JENLISA ✔️
FanfictionPernikahan yang tidak sesuai harapan Lisa, dia terpaksa menjalaninya dengan hampa. Hanya dilandasi keinginan kedua orang tua menjadikan mereka pasangan menikah. "Kita mungkin sudah menikah, tapi aku bukan milikmu jadi berhenti bersikap seolah aku mi...