28. Argue

2.4K 299 12
                                    

"Apa masih sakit?" Lisa bertanya dengan lembut sambil sesekali mengecup tangan Jennie.

"Aku memang seperti ini jika akan datang bulan, tidak perlu khawatir." Jennie terkekeh.

"Tidak ada mual dalam gejala menstruasi. Bulan kemarin pun kau datang bulan tapi gejalanya tidak seperti ini." Lisa berbicara heran.

"Aku tidak menstruasi bulan kemarin."

"M-mwo? Kau-"

"Aku memiliki siklus panjang dalam menstruasi. Dan itu berjalan dua bulan sekali aku memiliki kesamaan dengan Mom." Potong Jennie.

"Bagaimana rasanya menstruasi, Wifey?" Lisa bertanya pada Jennie.

"Kau hanya harus memotong penis mu kemudian ada ada yang berdarah di daerah sana." Jennie tertawa. Lisa merasa ngilu membayangkannya. "Jinjja, aku merinding membayangkan bagaimana penis ku dipotong." Lisa menelan saliva.

"Saat menstruasi aku merasa sangat bahagka karena aku bisa mendapatkan apapun yang aku mau ketika aku meminta apapun darimu." Jennie memberikan satu kecupan di bibir Lisa.

"The facto is aku selalu memberi segalanya yang bahkan kau sendiri tidak memintanya." Lisa tertawa kecil.

"Aku juga akan memberikan sesuatu yang bahkan kau tidak pernah memintanya." Lisa mengerutkan keningnya.

"Apa itu?"

"Entah, aku berbicara random." Keduanya tertawa kemudian saling tersenyum satu sama lain. Tangan Lisa naik kemudian membelai pipi Jennie dengan lembut. Perempuan jangkung itu masih menggunakan setelan kantornya, dia tidak peduli seberapa pentingnya rapat perusahaan, Jennie adalah prioritas utamanya.

"Kata dokter Park kau terlalu banyak kegiatan dan butuh istirahat, terlalu banyak angin yang masuk ke tubuhmu. Dan mungkin saja itu pengaruh semalam, kita tidur tidak menggunakan selimut." Gumam Lisa.

Jennie tiba tiba tertawa. Lisa menatapnya bingung.

"Kenapa kau tertawa? Aku mengatakan yang sebenarnya."

"Aku teringat kejadian semalam. Kau bahkan tidak mengizinkanku bernapas, kita melakukan itu hingga pukul 3 pagi? Aku tidak terlalu ingat berapa lama kita bercinta saat mandi bahkan setelah mandi." Jennie dengan bicaranya yang blak blakan.

Lisa langsung melotot dan melihat kebelakang, jangan sampai ada yang mendengar Jennie. Lisa menghela napas lega ketika mengetahui tidak ada orang selain mereka berdua.

Di ruang rawat VIP, kini Jennie terbaring. Lisa terlalu khawatir sehingga tidak ingin Jennie pulang dulu sebelum dia benar benar tidak akan mengeluh masalah di perutnya, Lisa takut Jennie akan merasakan hal yang sama lagi.

"Jika aku hamil, kau ingin bayi kita perempuan atau laki laki?" Tanya Jennie secara tiba tiba.

Lisa langsung mendongak dan mengerutkan dahinya, dia diam sejenak kemudian berbicara.

"Kenapa bertanya seperti itu?"

"Hanya ingin tahu. Aku akan lebih excited jika mengetahui bayi jenis kelamin apa yang kau inginkan untuk anak pertama kita." Jennie memberi gummy smile andalannya.

"Sebenarnya aku belum berpikir untuk memiliki anak apalagi jenis kelaminnya, kita bahkan belum satu tahun menikah, aku belum siap kau terbagi dan masih banyak hal yang ingin aku lakukan, aku ingin hanya kau dan aku dulu." Jennie sangat terkejut dengan jawaban itu namun dia tidak menunjukkannya pada Lisa.

"Jadi kau tidak ingin kita punya anak?"

Lisa tersenyum dan menatap Jennie dengan tatapan yang dalam. Dua pasang mata indah itu bertemu, menunggu siapa yang berbicara.

Be The Queen of Manoban | JENLISA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang