"Ella-yaaaaaa!!!"
Nayeon mengambil Ella dari pelukan Lisa. Dia baru tiba di rumah Jennie dan Lisa karena mereka merencanakan malam malam bersama di sana.
"Jennie-ya, dia sangat mirip denganmu. Sungguh." Bibir Nayeon mengerucut karena merasa gemas dengan bayi berusia satu tahun yang sedang ia gendong.
"The next supermodel Ella Gross Manoban is here." Jisoo baru saja tiba. Jennie langsung berlari untuk memeluknya sangat erat kemudian bergantian pada Rosé.
"Sudah sangat lama tidak bertemu kalian. Bagaimana dengan Auckland? Sudah bertemu orang tua Rosie?" Jennie bertanya geli. Keluarga Jisoo melakukan pertemuan bersama keluarga Rosie, mereka merencanakannya di Auckland, Selandia Baru.
"Sedikit menegangkan." Jisoo membuang napas.
"Oh ya? Pasti kau berusaha bersikap baik." Lisa datang kemudian memberi pelukan pada mereka berdua. Teman Jennie merupakan temannya juga, mereka sudah sangat dekat.
"Jisoo sangat gentle, dia menunjukkan keseriusannya di depan orang tuaku, Unnie. Itu membanggakan." Rosé bicara dengan bangga. Jisoo tertawa dan mulai salah tingkah.
Mereka kemudian berjalan bersama menuju ruang keluarga untuk duduk. Di sana sudah di sediakan tempat untuk mereka makan. Pikir Lisa jika makan di meja makan terlalu formal sehingga dia meminta pekerja di rumahnya untuk mengubah ruang keluarga di rumahnya menjadi tempat yang nyaman untuk mereka makan malam.
"Miyeon-ah?" Rosie menghampiri Miyeon yang tengah menggendong Kenzie.
"Ommo, Kenzie-ya. Kau sangat mengemaskan." Jeongyeon duduk kemudian mencoba menggendong Kenzie. Miyeon dengan hati hati memberikannya.
"Wah sudah sangat ramai." Mina datang bersama sebuah kue yang ada di tangannya. Dia datang paling awal kemudian Miyeon. Mereka datang lebih dulu sebelum jam yang ditentukan. Miyeon juga membantu Jennie mengurus dua bayi menggemaskan itu sembari membagikan ceritanya saat berada di New York. Miyeon sangat dekat dengan Jennie sekarang.
"Unnie." Miyeon mendekati Nayeon, memeluknya erat. Pertama kali mereka bertemu meninggalkan kesan yang tidak baik karena waktu itu Miyeon dituduh sebagai selingkuhan Lisa karena Nayeon mendapati mereka sedang berbelanja di mall bersama.
"Aku merindukanmu." Miyeon merengek. Sekarang mereka sudah sangat dekat. Hubungan antara teman Lisa dan juga teman Jennie terjalin sangat baik, mereka seperti orang orang yang tidak baru bertemu. Seperti sudah berteman sangat lama karena saling merindukan satu sama lain.
"Irene unnie sangat sibuk membantu Seulgi, mereka akan segera menyelesaikan urusan di New York kemudian bisa berkumpul di Korea bersama." Ujar Miyeon yang membuat mereka semua bahagia.
"Kau juga segera selesaikan studimu. Kau tidak lelah pulang pergi Korea Amerika? Itu melelahkan, Miyeon-ah." Balas Jennie penuh perhatian. Miyeon mendekati Jennie kemudian memeluknya dari samping. Dia seperti anak kecil, Jennie sudah dianggap seperti kakak perempuannya.
"Aku mengambil jurusan yang mudah, projek akhirku sudah mulai berjalan aku memiliki waktu luang untuk mengerjakannya. Dan sudah aku perkirakan, aku akan lulus tepat waktu dan pulang bersama Seulgi dan Irene unnie." Jennie mengangguk lega mendengar jawaban Miyeon. Pasalnya dia merasa khawatir ketika Miyeon selalu pulang ke Korea. Dia tidak ingin Miyeon kelelahan.
"Aku sudah lapar, kita makan malam lebih dulu kemudian berbincang banyak. Perutku sudah tidak bisa menahan untuk tidak menyentuh makanan yang sangat enak ini." Ujar Lisa.
"FYI, yang memasak adalah koki terbaik di Korea. Ini akan jadi makanan malam terbaik kita." Semua mata berbinar karena ucapan Mina. Terutama Rosé yang sejak tadi menatap makanan yang sudah ada di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be The Queen of Manoban | JENLISA ✔️
FanfictionPernikahan yang tidak sesuai harapan Lisa, dia terpaksa menjalaninya dengan hampa. Hanya dilandasi keinginan kedua orang tua menjadikan mereka pasangan menikah. "Kita mungkin sudah menikah, tapi aku bukan milikmu jadi berhenti bersikap seolah aku mi...