Lisa POV
Kami sudah selesai makan malam. Benar apa yang di katakan Jennie, makanan di sana enak. Aku bahkan menambaah satu porsi tteokbokki lagi, aku ingin terus menambah tapi rasanya perutku akan meledak. Kekurangan dari tempat itu adalah tempatnya yang kurang strategis dan sempit. Young Ahjumma seharusnya membuka kedai makan di jalanan besar atau setidaknya dia menjual resepnya di restoran itu akan mendapatkan untung yang besar.
"Aku tidak bisa berjalan, aku sangat kenyang." Jennie berhenti sambil memegangi perutnya.
Aku yang banyak makan tapi kenapa dia yang merasa sangat kenyang?
Aku setengah berjongkok. "Naik ke punggungku, aku akan menggendonmu." Dia langsung menyengir lebar dan melompat.
Tubuhku sedikit termaju karena dorongan Jennie dari belakang ketika dia hendak naik.
"Kau yakin akan menggendongku?" Dia bertanya, rambutnya sedikit mengganggu karena itu jatuh tepat di wajahku.
"Hm, berpeganglah yang erat." Aku menaikkan sedikit tubuhnya agar aku tidak kesulitan berjalan. Kakiku mengambil langkah maju, Jennie tidak cukup berat untuk aku gendong.
"Aku menyukai parfum mu." Ujarnya yang mencium tengkukku berkali-kali.
"Kau lupa kalau seleraku high class?" Aku menggodanya. "Itu benar, kau membuktikannya dengan kau mencintaiku." Jennie membalasku. Wanita ini semakin lama semakin menunjukkan sifat aslinya.
Aku berniat untuk menggodanya lagi, aku tidak ahli tapi aku selalu melakukannya. Barangkali aku harus belajar dari sahabatku Seulgi. Mengingatnya aku jadi rindu, aku ingin segera bertemu dengan teman temanku yang lain.
Lama kelamaan punggungku mulai sakit, tapi aku tidak mungkin menurunkan Jennie dia akan berpikir aku tidak konsisten itu sebabnya aku harus bertahan hingga setidaknya di depan gedung agensi nya.
Sebuah layar yang menyala menarik perhatianku.
"Say hi, Hon."
Apa kalian pernah berhubungan dengan pasangan yang populer yang selalu terhubung dengan sosial media? Mungkin kalian bisa merasakan apa yang aku rasakan.
"Hi world." Kataku yang membuatnya tertawa.
"Kenapa tertawa, pengikut instagram mu sangat banyak."
"Aku hanya terkejut dengan respon mu. Well, terima kasih sudah mengatakan 'hi'." Dia menggigit telingaku yang membuatku geli. Kejadian semalam belum hilang dari pikiranku tapi dia sepertinya mengharapkan malam yang sama kali ini.
Suasana menjadi hening, Jennie sibuk dengan ponselnya sedangkan aku berusaha untuk tidak jatuh ketika menahannya. Jennie kemudian mengunci layar ponselnya dan memeluk leherku.
"Ketika sudah bosan dengan ponsel, kau baru mau memelukku?"
"Banyak yang orang yang mengetahuimu kemudian mereka memujimu, aku sedikit kesal membacanya." Nadanya terdengar tidak suka, apa dia cemburu?
"Aku menawan itu sebabnya orang orang memujiku." Aku mengejeknya.
"Jadilah orang yang jelek, agar semua orang berhenti mengagumimu." Katanya yang membuatku tertawa lepas. Aku akan jelek? Tidak mungkin.
"Bukan kah seharusnya kau yang dikagumi banyak orang? Kau artist, wajahmu sering tampil di mana mana, di TV, billboard, majalah, bahkan di sosial media semua orang. Pasti banyak yang mengagumimu." Aku termasuk salah satu dari pengagum nya.
Dia sudah tidak menjawab lagi.
Setelah hampir 20 menit, aku akhrinya sampai di depan gedung. Napasku terengah engah, tempat itu begitu jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be The Queen of Manoban | JENLISA ✔️
FanfictionPernikahan yang tidak sesuai harapan Lisa, dia terpaksa menjalaninya dengan hampa. Hanya dilandasi keinginan kedua orang tua menjadikan mereka pasangan menikah. "Kita mungkin sudah menikah, tapi aku bukan milikmu jadi berhenti bersikap seolah aku mi...