Jennie POV
Siang ini aku berencana bertemu Nayeon. Kami sudah membuat janji untuk makan siang bersama di restoran Ryunique yang berada di Gangnam-gu. Kami sangat suka restoran itu dan tidak ada pilihan lain karena Nayeon sudah mereservasi meja di sana.
Aku keluar dari mobilku ketika tiba di restoran. Mobil yang aku kenali sudah ada di sana, Nayeon sudah lebih dulu sampai. Aku mempercepat langkah ku agar bisa segera bertemu dengan sahabat bitch ku itu.
Nayeon melambaikan tangannya dan aku segera menghampiri meja kami. Dia tersenyum sangat lebar ketika menyambutku.
"Wae? Jangan bilang kau mulai menyukaiku." Aku memutar bola mataku. Sejak tadi Nayeon memperhatikanku, matanya tidak beralih.
"Ya! Berhenti melihatku! Aku akan melaporkan ini pada Jeongyeon, kau mulai menyukaiku."
Nayeon tertawa dengan kencang. Aku merindukannya, sungguh. Kami berada di kota yang sama tapi sudah sangat jarang bertemu, untuk kebetulan pun tidak pernah sama sekali.
"Kau terlihat lebih cantik dari sebelumnya. Apa kau menggunakan cairan precum Lisa di wajahmu?" Aku tersedak minuman karena pertanyaan vulgar nya itu.
"Fuck Nayeon! Ini tempat umum, berhenti bicara kotor!" Aku mengumpat kesal. Nayeon tertawa lagi. "Tubuhmu mulai berisi lagi, aku ramal kalian bercinta setiap hari." Nayeon mendekatiku.
Satu satunya yang bisa aku lakukan sekarang adalah hanya menepuk jidat ku. Hal hal yang keluar dari mulutnya membuatku ingin menghilang dari sana.
"Salah satu hal yang paling aku benci bertemu denganmu di tempat umum adalah mulutmu yang kotor. Kau tidak bisa mengontrol apapun yang keluar dari mulut sialanmu itu, pelacurnya Jeongyeon!" Aku mencemooh tapi Nayeon hanya menertawaiku, wanita sialan.
"Aku terlalu bersemangat karena bertemu dengan pemilik hotel terbesar, termewah, termahal, tertinggi, terbaik di Korea." Ugh, aku muak dengan pujian ini.
"Harusnya kau bersujud di kaki ku. Aku ingin menemuimu secara cuma cuma ketika kegiatan bisnisku semakin padat." Aku menyeringai.
"Ya!"
Kami kemudian tertawa lepas, ini yang aku rindukan. Persahabatan yang saling mem-bully satu sama lain adalah tipe kami. Aku dan Nayeon selalu melakukannya, katanya untuk hubungan yang lebih erat. Tapi itu berjalan dengan baik. Selama ini kami tidak pernah bertengkar karena mulut kami yang sangat kasar atau Nayeon yang merasa tersinggung dengan ucapannya begitupun sebaliknya. Hubungan kami malah semakin erat, dan ku rasa itu karena kami yang sama sama sudah dewasa dan saling mengenal satu sama lain.
"Aku mengajak Jisoo unnie untuk bergabung, dia dalam perjalanan bersama Chaeng. Somi dan Tzuyu berada di Thailand, karir mereka semakin bagus." Ujarku sambil melihat ponsel.
Jisoo unnie adalah yang paling sibuk diantara kami. Dia seperti Lisa, pemimpin perusahaan keluarganya. Dan dia sering sekali keluar negeri untuk urusan bisnis jadi sangat sulit baginya untuk bertemu. Dan hari ini dia baru saja tiba dari Jepang dan aku langsung menghubunginya untuk datang.
"Sayang sekali Jeongyeon tidak bisa datang, dia sangat sibuk."
"Menjadi kaya bayarannya adalah waktu." Kekehku. Itu benar benar terjadi. Meskipun uang datang tanpa henti tapi kami juga harus bekerja tanpa jeda. Aku baru merasakannya karena aku baru saja belajar berbisnis dan itu sangat mengejutkan. Pantas saja Lisa cukup frustasi dengan pekerjaannya.
"Jeongyeon menjadi sangat sibuk menjelang pernikahan kami, kau tahu? Aku selalu sendirian, dia selalu meninggalkanku sendiri." Nayeon cemberut.
"Tidak apa, Lisa juga tidak disini. Aku tidak perlu iri dengan kalian karena aku punya teman yang tidak bersama pasangannya juga." Aku tertawa menghibutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be The Queen of Manoban | JENLISA ✔️
FanfictionPernikahan yang tidak sesuai harapan Lisa, dia terpaksa menjalaninya dengan hampa. Hanya dilandasi keinginan kedua orang tua menjadikan mereka pasangan menikah. "Kita mungkin sudah menikah, tapi aku bukan milikmu jadi berhenti bersikap seolah aku mi...