Author POV
Seoul, Korea Selatan
Sebuah pasang mata terbuka karena hari sudah pagi. Dengan bed yang luasnya terbatas, Jennie tidak bisa leluasa bergerak. Alhasil dia tetap pada posisinya. Wanita cantik itu membuka matanya dan betapa terkejutnya dia melihat siapa yang sedang duduk di sofa sambil memegang gelas berisi wine.
"Lisa."
Jennie sontak bangun dan duduk. Dia sangat terkejut melihat keberadaan Lisa yang secara tiba tiba ada di sana. Lisa melihatnya dan tersenyum paksa. Matanya merah dan sembab.
"Kemari." Jennie merentangkan tangannya meminta pelukan Lisa.
Lisa berdiri menghampirinya tapi bukan untuk memeluk Jennie.
"Aku akan kembali." Jennie mengangkat kepalanya, mata mereka bertemu. Tangan Jennie naik ke tengkuknya, berniat untuk menarik Lisa dan memberi ciuman di bibirnya. Tapi tidak, Lisa hanya mencium kening Jennie kemudian pergi begitu saja.
"Honey." Jennie memanggilnya tapi tetap saja, Lisa pergi tanpa menoleh sedikitpun.
.
Besoknya.
Lisa membawa pulang Jennie, kata dokter tidak ada yang mengganjal di perut Jennie semuanya normal tanpa ada masalah. Sempat terjadi perdebatan antara Lisa dan juga dokter Park, tapi apa yang bisa keduanya lakukan? Semuanya berdasarkan alat USG dan hasil menunjukkan kalau perut Jennie tidak apa apa.
"Kau marah padaku?" Jennie bertanya pada Lisa. Pasalnya, sejak kemarin Lisa menjadi pendiam, dia bahkan tidak bersikap manis seperti biasanya.
"Kau harus istirahat, aku akan mengantarmu ke kamar." Lisa berbicara dingin hendak menarik Jennie tapi Jennie malah menariknya.
"Katakan ada apa, kenapa kau menjadi diam dan tidak bicara banyak padaku? Kau berubah." Suara Jennie mulai gemetar.
Lisa melihat mata Jennie.
"Tidak ada yang berubah, aku hanya bersikap seharusnya."
"Diam dan tidak berbicara? Kau bahkan tidak ingin mencium bibirku? Kau hanya selalu meninggalkan ciuman di kening atau di puncak kepalaku, ada apa denganmu? Apa terjadi sesuatu di LA sehingga kau bersikap aneh seperti ini?" Jennie menatapnya dengan mata yang hampir menangis.
"Sudahlah Jennie, aku lelah-"
"Kau bahkan memanggilku dengan sebutan biasanya. Di mana Lisa yang selalu bersikap manis, aku tidak melihatnya sejak kemarin." Air mata Jennie turun, dia membuang pandangannya agar Lisa tidak melihatnya tapi itu usaha yang sia sia. Lisa dapat melihat jelas air mata itu keluar.
"Sudahlah, tidak usah berlebihan. Sekarang ke kamar, hm? Kau perlu istirahat dan jangan dulu pergi kemana pun."
"Berlebihan katamu? Oh, apa kau menganggap perasaanku main main? Kau tahu aku akan sangat sensitif jika itu menyangkut mu!" Jennie mendorong Lisa tapi Lisa tidak bereaksi sama sekali.
"Ada apa denganmu? Kenapa kau bersikap datar." Jennie terisak, dia menjadi sangat emosional.
"Apa karena aku masuk rumah sakit dan menganggumu aktivitas mu ketika sedang di Los Angeles?" Tanya Jennie lagi.
"Itu sebabnya aku tidak mengizinkan Bambam menghubungimu tapi dia melakukannya, dia ingin menjadi kehilangan pekerjaannya rupanya." Sambung Jennie.
"Jennie please, tidak ada yang terjadi aku hanya lelah. Kita butuh istirahat." Lisa menghela napas.
Jennie menggeleng tidak percaya.
"Aku sedang dalam keadaaan yang butuk dan kau berubah, aku tidak mengerti bagaimana sifatmu yang sebenarnya. Aku seperti orang asing yang tidak mengenalmu, kau selalu membuatku kebingungan dengan setiap sikapmu." Jennie menghapus air matanya dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be The Queen of Manoban | JENLISA ✔️
FanfictionPernikahan yang tidak sesuai harapan Lisa, dia terpaksa menjalaninya dengan hampa. Hanya dilandasi keinginan kedua orang tua menjadikan mereka pasangan menikah. "Kita mungkin sudah menikah, tapi aku bukan milikmu jadi berhenti bersikap seolah aku mi...