"Mommy apa menari ballet itu sulit?" Tanya Kenzie.
"Tanya pada Daddy, dia yang tahu segalanya tentang menari." Jawab Jennie sambil menyuapi Lisa yang sibuk bermain game. "Aniyaaa, Daddy suka menari bukan berarti Daddy tahu segala hal tentang menari." Kata Lisa.
Kenzie cemberut. "Ella unnie memperlihatkan ku video seseorang melakukan ballet, aku jadi ingin mempelajarinya." Lisa berhenti dengan ponselnya. Dia menatap putri keduanya itu.
"Kau ingin mempelajarinya?" Kenzie mengangguk dengan pertanyaan Lisa. "Geure, besok Daddy akan menyewa guru private untukmu." Lisa tersenyum, dia senang ketika anak anaknya meminta hal hal positif terlebih untuk mengembangkan diri mereka.
"Honey, really? Dia baru berusia lima tahun-"
"Ssshh. Anak ku bahkan terlihat seperti anak diatas tujuh tahun karena tinggi badannya, itu ideal dalam menari kau tahu? Aku tahu apa yang sedang aku putuskan." Lisa mengambil sendok untuk satu suapan. Jennie menggeleng pasrah. Dikondisi hamil tua seperti sekarang dia tidak boleh banyak lelah dan berdebat adalah salah satu kegiatan yang menguras tenaga terlebih lawan debatnya adalah orang yang keras kepala seperti Lisa, rasanya tidak akan pernah ada ujungnya.
"Daddy aku sudah selesai." Ella datang dengan seragam sekolahnya. Jennie tersenyum lalu meminta pelukan.
Ella memberinya dua ciuman dimasing masing pipi Jennie.
"Aku akan mengantar mereka, kau tidak ingin ikut?" Lisa bertanya padahal dia sudah tahu kalau Jennie tidak akan ikut. tapi dia tetap menawarkan.
"Kau saja, aku akan menunggumu pulang." Jennie tersenyum manis begitu juga dengan Lisa.
"Geure, aku akan pergi." Lisa mencium kening dan bibir Jennie setelah itu pergi mengantar Ella dan Kenzie.
"Bye bye, Mommy. We love you." Ucap mereka bersama sama.
"I love you too, sweetheart."
Keduanya berada di sekolah yang sama, Jennie sengaja melakukan itu karena Kenzie tidak mudah bergaul dengan orang lain, dia sedikit pendiam dan tidak akan banyak bicara jika bersama orang baru. Ella sempat mengalami hal seperti itu saat pertama kali masuk sekolah tapi lama kelamaan dia menjadi nudah beradaptasi dan akhirnya memiliki banyak teman di sekolahnya. Ella bahkan termasuk anak yang populer meski terbilang junior di sana.
Lisa dan Jennie selalu bertukar dalam mengambil keputusan. Jika Jennie merasa suatu hal hanya Lisa yang bisa memutuskan maka dia akan melakukannya begitu juga sebaliknya. Tapi belakangan ini Jennie lebih banyak dalam pengambilan keputusan dan sebagai pasangan yang baik Lisa mengikuti apa yang Jennie inginkan. Termasuk soal sekolah, Jennie memutuskan untuk Ella dan Kenzie agar didaftarkan di Seoul International School yang awalnya Lisa kurang setuju tapi dengan beberapa pertimbangan dan survey langsung, Lisa mengikuti keingingan Jennie.
Usia kehamilan Jennie sudah masuk bulan ke enam itu artinya jenis kelamin bayi sudah diketahui. Minggu lalu pertama kalinya mereka melakukan USG dengan tujuan melihat bayi jenis kelamin apa yang ada di perut Jennie.
Sebuah anugerah besar bagi mereka, lagi lagi tebakan Lisa tepat sasaran. Jennie mengandung bayi laki laki meski itu di luar harapan Lisa karena dia menginginkan bayi laki laki kembar. Namun Lisa tetap merasa bersyukur dan begitu bahagia mengetahui akan ada bayi laki laki di rumahnya. Membayangkan betapa Ella dan Kenzie akan mencintai adik laki laki satu satunya mereka, Lisa menjadi tidak sabar menunggu waktu kelahirannya.
.
Mobil Lisa sampai di depan rumahnya, dia baru saja selesai mengantar anak anaknya ke sekolah. Dia masuk dengan wajah yang sumringah, dia tidak sabar bertemu Jennie meski hanya selama hampir satu jam terpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be The Queen of Manoban | JENLISA ✔️
FanfictionPernikahan yang tidak sesuai harapan Lisa, dia terpaksa menjalaninya dengan hampa. Hanya dilandasi keinginan kedua orang tua menjadikan mereka pasangan menikah. "Kita mungkin sudah menikah, tapi aku bukan milikmu jadi berhenti bersikap seolah aku mi...