chapter 4 | Balapan

112 6 1
                                    

Seperti yang mereka bicaran tadi siang kini mereka sudah ada di arena balapan tengah bersiap siap atau lebih tepatnya Elvano yang tengah bersiap-siap karna setelah ini ia yang akan bertanding.

"gimana? udah lo atur kan?" tanya Elvano

"aman aman, lawan lo temen gue ko" jawab Vero

"siapa?"

"itu anak geng sebelah, nanti juga lo tau"

Elvano hanya mengangguk saja Elvano juga tidak terlalu memikirkan siapa lawan nya kali ini,tapi yang ia tau geng yang di maksud Vero adalah geng yang yang cukup handal.

Dan sekarang pertandingan antar Elvano dan teman Vero akan segera dimulai.

Kedua orang itu sudah siap di garis start dengan motor mereka masing masing.

"satu..." sang gadis di antara mereka mulai berhitung, kedua pemuda tersebut mulai menyalakan gas mereka.

"dua..mulai!!"

Kedua motor itu segera melaju dengan cepat, mendahului satu sama lainnya. Balapan ini cukup sengit karna kedua nya pembalap handal.

Kini posisi Elvano ada di depan sang lawan, Elvano tersenyum merasa ini kemenangan nya, Elvano pikir lawan nya ini akan sulit di dahului namun lihat Elvano ada di depannya sekarang.

Saat Elvano tengah merasa menang tiba tiba saja motor sang lawan setara dengannya dan menyenggol motor Elvano membuat Elvano oleng dan..

BRUK!

motor Elvano terjatuh ke sisi pembatas jalan.

|

Seorang pemuda membuka matanya perlahan cahaya mulai masuk ke dalam retina matanya, pemuda itu melihat sekeliling, tembok berwarna putih dan mau khas obat obatan, ia bisa menebak bahwa dirinya ada di rumah sakit sekarang.

Elvano, ya dia Elvano pemuda yang mengalami kecelakaan beberapa saat yang lalu.

"gue masih hidup toh? lah kaya nya ga bakal sampe mati juga ga sih? orang cuma jatuh dari motor doang, tapi kenapa sampe pingsan juga?" tanya nya pada diri sendiri yang merasa aneh karna kecelakaan itu tidak separah itu bukan?

"tau ah pusing gue" ucap nya

Elvano hendak mengganti posisi tidur nya saat ini tapi rasa sakit di bahu nya menghentikan nya.

"aish' bahu gue sakit banget" ringis nya ketika merasakan bahu nya terasa begitu begitu nyeri.

ceklek'

ketika tengah fokus dengan rasa sakitnya tiba tiba saja seseorang masuk ke dalam kamar rawat Elvano.

"kau sudah sadar?" tanya dokter Fahri yang baru saja masuk.

"belum dok" jawab nya sinis, apakah dokter ini tidak melihat jika matanya terbuka?

jangan heran Elvano terlihat santai dengan Dokter fahri ini karena mereka sudah seperti adik dan kakak.

"kau ini saya hanya basa basi"

Dokter fahri mendekat dan mulai memeriksa Elvano lalu berkata, "jangan terlalu banyak gerak El, bahu kamu cedera akibat kecelakaan itu"

"iyaa" jawan Elvano, pantas saja bahu nya ini terasa begitu sakit pikirnya.

"untung nya tidak ada luka seriua El dan kau ini benar benar ya bisa bisanya kau balapan" omel Dokter Fahri

"udah sering juga cuma ya baru kali ini kecelakaan kaya gini"

"tetap saja El, jika tuan Vedrass tau gimana? mau kamu masuk IGD?"

"ya ga gitu juga kali dok, tenang aja ada om Bara ko jadi santai aja dok"

Fahri memang sudah mengetahui kehidupan pemuda di depannya ini, kadang ia merasa kasihan dengan nasib pemuda di depannya apalagi saat Jev membawa Elvano ke rumah sakit dalam keadaan mengenaskan membuat hatinya tergores,setiap kali ia harua datang ke kediaman Vedrass hanya untuk mengobati luka luka di tubuh Elvano membuat hatinya sakit, namun apa yang bisa ia perbuat?

"iyadehh gimana dirimu saja, besok kau bisa pulang, sekarang kau istirahat saja ini masih dini hari"

"ihh ga bisa sekarang aja dok?" tanya Elvano karna ia tidak mau mendapat kan masalah jika harus pulang esok hari.

"kau baru saja sadar El, kau istirahat aja nanti dokter kasih tau kevin atau papa kamu"

"sekarang aja dok, dan jangan kasih tau siapa siapa kalo El. terlibat kecelakaan gini"

Fahri mengenal nafas nya, menatap Elvano sungguh anak ini keras kepala, jika ia sudah mengucapkan sesuatu maka tidak ada yang bisa membantahnya.

"yaudah, dokter anter ke mansion"

mendengar keputusan Fahri membuat Elvano senang.

Fahri melepaskan infus yang ada di tangan Elvano dan dapat ia lihat luka yang bisa di pastikan itu adalah luka akibat infus yang di tarik paksa.

"kau sering sekali melepaskan infus sembarang membuat tanganmu terluka" ucap Fahri sungguh ia heran dengan Elvano.

"hehe baru kemaren kok, ga lagi deh sakit ternyata dok"

"kau ini"

Setelah selesai melepaskan infus di tangan Elvano kini Elvano tengah mengganti pakaian rumah sakitnya dengan pakaiannya di dalam kamar mandi.

"El bisa ga?! bahu mu kan masih sakit!" teriak Fahri dari luar pintu kamar mandi

"bisa dok!"

dan ya tak lama setelahnya Elvano keluar denga pakaian yang sebelumnya ia pakai, untung nya pakaian nya ini tidak ada yang robek.

"ayo dok" ajak Elvano

"kau tak mau makan dulu?" tanya Fahri

"ga deh dok, mau langsung pulang aja, ayok!"

Akhirnya mereka pergi dari rumah sakit ini dengan mobil Fahri tentunya, menuju ke kediama Vedrass. Selama perjalanan di isi dengan perbincangan sederhana.

Hingga tidak lama kemudian mereka sampai di depan kediaman Vedrass dan Elvano pun segera turun.

" dok ga mau turun dulu nih?" tanya Elvano pada Fahri yang masih berada di dalam

"engga deh, masih ada pasien soalnya" jawab Fahri

"okedeh, makaasih ya dok"

"iyaa, jangan lupa kalo ada apa apa telpon dokter"

"iya dok"

Akhirnya Fahri menutup kaca mobil nya disusul dengan lambaian tangan Elvano sampai akhirnya mobil Fahri mulai berjalan.

Elvano menghela nafasnya sebelum ia berjalan memasuki mansion.

baru saja ia melangkah beberapa langkah dari pintu utama, langkah nya teehenti oleh suara berat seseorang.

"dari mana kau? "

-----

sabtu, 6 jul 2024

Hallo guys!!
gimana nih buat chapter yang ini??
aga ga nyambung gitu ga sih? soalnya owl lagi sakit nihh jadi aga ga fokus gitu huhu

Makasi buat yang udah mampir dan setia nungguin setiap chapter nyaa, boleh dong vote and follow nyaa.

Ruang luka | Ending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang