chapter 11 | Titik pendekatan

36 2 0
                                    

jangan lupa vote and comment

-----

Rerumputan yang hijau di sejauh mata memandang dihiasi dengan bunga warna warni yang begitu indah menjadi latar pembicaraan kedua sahabat ini.

"Kau tahu? aku butuh penjelasan"

Garvi menghela nafasnya, "Elvano dan Keanu sudah tahu sejak lama, Athur. Aku awalnya juga sama seperti mu, aku benar-benar kaget bahwa anak anak tahu fakta ini lebih cepat, aku bingung, aku takut, aku takut jika Keanu pergi dari ku dan meninggalkan ku sendirian. Tapi aku juga berpikir bahwa pasti Keanu mau tinggal bersama keluarga kandung nya, aku ikhlas jika Keanu memilih tinggal bersamamu"

Athur menoleh ke arah sahabatnya itu, "Apapun keputusan nya kau tetaplah ayah nya, Garvi"

Garvi menatap sahabatnya itu, benar kah?

"Anak anak kita itu pintar Garvi, buktinya mereka mengetahui fakta ini lebih cepat dan aku yakin mereka bisa memilih pilihan mereka sendiri dan apapun keputusannya aku akan selalu mendukung nya."

"Benar Athur, mereka sudah bisa memilih jalan mereka sendiri"

Athur tersenyum kala mendengar jawaban sang sahabat.

Beralih pada orang yang jadi bahan pembicaraan mereka juga sama tengah membicarakan hal serius.

"Menurutmu bagaimana?" tanya yang lebih tua.

Elvano sedikit berpikir, "Gimana abang aja sih sebenernya, kan yang bakal ngejalanin abang"

Keanu tahu itu, tapi sekarang ia butuh saran.

"Gini aja nih bang, hati abang gimana?" tanya Elvano

"Ga tahu"

Elvano menghela nafasnya, "Nih, kalo semisalnya abang milih tinggal bareng om Garvi menurut gue daddy ga masalah, ya meskipun pasti daddy ngarep abang tinggal bareng kita dan sebaliknya"

Keanu mengangguk, itu benar, tapi tetap saja ia bingung. Haruskah ia menetap atau berpindah? jujur saja sejak lama itu yang ia pikirkan. Jika ia tinggal bersama Garvi akan kah Athur menerimanya? dan sebaliknya?.

"Kalo lo masih bingung mending lo omongin aja bareng daddy sama om Garvi, dan lagi abang belum pernah ngobrol ngobrol bareng daddy kan?"

"Jadi menurut gue sekarang anggap masa pendekatan aja dan setelah itu gimana lo"

"Nanti di coba, dan Elvano sebaiknya kau tinggalka bahasa gaulmu saat bersamaku"

Elvano mendengus kesal, apa salahnya? lagipula ini kebiasaan.

"Itu benar El, tinggalkan bahasa gaul mu saat berbicara dengan yang lebih tua"

Elvano membalikan badannya guna melihat orang yang baru saja berbicara itu.

"Iya dad"

Athur hanya terkekeh lalu duduk disebelah anak bungsu nya itu sembari mengusik surai sang anak.

"Rambut El berantakan dad" kesal Elvano, rambut yang sudah ia tata sedemikian rupa harus berantakan karna sang ayah.

"Tetap ganteng ko"

Elvano mendengus kesal, ia akan tetap tampan apapun yang terjadi.

"El, beli ice cream bareng om yok" ajak Garvi tiba tiba.

Elvano manaikan alisnya, apakah Garvi tidak melihat ice cream yang ada di depannya ini?.

Garvi mengerti kebingungan Elvano itu lalu segera melirik Athur dan Keanu secara bergantian guna Elvano mengerti maksudnya.

"eh-ouh ayok om"

"Kau baru saja memakan ice-cream, El" ujar Keanu.

"El mau lagi, heheh"

Setelah itu Elvano dan Garvi segera pergi meninggalkan ayah dan anak itu waktu.

Setelah mereka pergi suasana sekarang terasa lebih canggung dari sebelumnya. Athur bingung harus mulai dari mana begitu juga dengan Keanu.

Terdengar Athur menghela nafasnya, "Keanu" panggil Athur.

"Eh, iya om?" salahkan mulutnya kenapa masih memanggil panggilan om padahal tadi ia ingin menggunkan panggilan daddy..

"Bagaimana kesehatan mu? tadi ku dengar kau sempat drop, iya?" tanya Athur basa basi.

"Sudah baikan, lagipula hanya demam biasa" jawan Keanu tidak sepenuhnya jujur, karna beberapa hari yang lalu ia sempat tidak sadarkan diri.

"Syukurlah"

Keheningan kembali melanda mereka, haruskan ada yang menampilkan sirkus agar suasana tidak hening?

"Bagaimana dengan kuliah mu?" tanya Athur pada akhirnya.

"Baik"

"Keanu, kau tahu? saat kau dinyatakan akan hadir dikehidupan daddy dan bundamu kita benar-benar bahagia tidak tertolong karna penantian kita akhirnya terbayarkan, bundamu sudah menyiapkan pakaianmu bahkan saat kau masih berusia tiga minggu dalam kandungan. Yang paling bersemangat akan kehadiran mu adalah bundamu, nama mu awalnya adalah Tirtha yang bisa di artikan laut, katanya laut indah, laut itu luas, dan bundamu mau bahwa hati mu seluas lautan. Sayangnya saat kau dinyatakan tiada saat itu bundamu benar-benar sedih, bahkan ia sempat mengurung diri di kamar selama beberapa hari karna tidak percaya bahwa bayi yang selama ini ia tunggu tunggu di panggil tuhan bahkan sebelum bayi itu merasakan pelukan hangat dari bundamu.

Setelah itu Elvano hadir, awalnya namanya adalah Sean, sama seperti Tirtha memiliki makna Laut. Daddy maupun bundamu begitu bahagia dengan akan adanya kehadiran Elvano menggantikan mu, sayang bundamu bahkan belum melihat wajah bayi kecil Elvano saat itu, tuhan sepertinya terlalu sayang padanya.

Sebelum melahirkan Elvano dokter sempat memberi saran untuk menggugurkan nya karna kandungannya lemah tapi bundamu itu tetap mempertahankan Elvano meski nyawanya taruhannya, perjuangannya tidak sia sia karna Elvano berhasil selamat kedunia dengan sehat.

Daddy masih ingat malam itu daddy menangis mendekap bayi merah itu sembari menatap bundamu yang terbaring kaku, daddy membisikan bahwa daddy berjanji akan menjaga Elvano apapun yang terjadi tapi sayang janji itu daddy ingakari. Entah daddy harus menebus nya dengan apa, bagaimana daddy menebus kesalahan daddy pada kalian berdua? kalian sudah sebesar ini tapi kalian baru mengetahui bahwa kalian memiliki seorang ayah dan sayangnya lagi ayah kalian itu brengsek "

Keanu menggeleng cepat,"tidak ada yang harus ditebus dad, semua ini takdir, semua itu rencana yang di atas. Berhenti melihat kebelakang dan ayok mulai langkah baru bersama sama sebagai keluarga"

------

21:33
rabu, 18 september 2024

Ruang luka | Ending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang