Vote and comment
Untuk menghargai penulis! (^_-)----
Isakan itu masih terdengar, punggung itu masih senantiasa bergetar.
"udah okay? kakak disini an" ucap Auretta mengusap punggung Brian.
Brian keluar dari pelukan Auretta, terlihat mata yang membangkak itu dan jangan lupakan wajahnya yang basah karna air mata.
"m-maaf baju kakak jadi basah" ucap Brian merasa tidak enak saat melihat baju auretta basah karena nya.
Auretta mengenggam kedua tangan Brian, "gapapa ko" jawab nya lembut.
"kakak janji ga bakalan ninggalin ian?"
"kakak janji"
Akhirnya mereka melakukan janji kelingking.
"kakak perlu penjelasan, kenapa kamu ada di sana ian?" tanya Auretta
"itu keluarga kandung ian" jawab Brian seadanya. Elvano
"apa?!"
"kakak jangan teriak. Itu keluarga kandung ian yang selama ini ian nantikan kak, kalo di ceritain panjang gimana aku bisa ketemu mereka intinya ada kejadian yang ngebuat aku tau semua itu ka" jelas Brian panjang lebar.
Auretta mengangguk mengerti, mungkin Brian belum bisa menceritakan semuanya padanya.
"kakak jangan pergi lagi"
|
Keesokan paginya setelah kejadian kemarin hari ini mood Elvano maupun Brian sama sama bagus.
Seperti Elvano yang bersenandung menuju ruang makan untuk melaksanakan sarapan dan jangan lupakan setelah seragam dan tas yang di gendongnya.
Terlihat semuanya sudah ada di kursi nya masing masing lalu Elvano segera mendudukan dirinya di sebelah Jev.
"keliatannya seneng banget boy" ucap Athur saat melihat Elvano yang sedari tadi senyum.
"iya dong," jawab Elvano bersemangat.
"keliatan nih anak papa udah jatuh cinta" sahut Jev mengusap surai Elvano.
"ah papa tau aja deh"
Setelah percakapan itu akhirnya acara sarapan di mulai dengan khidmat dan tenang.
Hingga makanan di piring Elvano pun habis.
"El duluan ya, takut telat hehe" pamit Elvano hendak berdiri.
"berangkat bersama abangmu El" titah Athur.
Elvano melirik ke arah Brian yang tengah minum.
"okee, El tunggu didepan" ucap Elvano lalu pergi terlebih dulu ke luar.
"bareng ga Gar?" tanya Brian pada Gara
"engga, abang duluan aja Gara pake motor" tolak Gara
Brian mengangguk lalu dengan santai menghabiskan air yang di tangannya lalu pergi menyusul Elvano tidak lupa untuk berpamitan.
Mereka kini berada di satu mobil, tidak ada percakapan hanya ada keheningan, Brian yang biasanya selalu mencoba mengajak bicara Elvano kini tidak, Brian hanya diam dan fokua ke jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang luka | Ending
Conto!! FOLLOW AND VOTE JIKA MENYUKAI CERITA, ENDING TETAP TROBOS VOTE!! Keterpurukan seorang ayah yang membuat nya mengadopsi seorang anak dari panti asuhan, yang awalnya itu adalah sebuah impian seorang Elvano kini itu menjadi awal penderitaan nya. "s...