chapter 36 | Akhir dari cerita

66 4 8
                                    

Jangan lupa vote and follow (^_-)

------

"Kau benar-benar akan pergi?" tanya Athur lirih menatap Elvano.

Elvano mengangguk, sepertinya keputusan Elvano sudah bulat.

Raut wajah kekecewaan begitu terlihat di wajah semua orang yang ada disana.

"Kami sudah mendengar semuanya El, kami menghargai keputusan yang kau ambil" ujar Bara yang ikut kecewa dengan keputusan Elvano.

Dirinya baru saja sampai di negara ini kemarin malam tapi Bara dikejutkan dengan berita bahwa Elvano akan pergi dari kediaman ini.

"Terimakasih om"

"Setidaknya sarapan bersama terlebih dulu El" usul Sella.

Jujur saja rasanya begitu berat bagi semua orang. Sella sudah menganggap Elvano anak nya sendiri tentu dirinya sedih saat mendengar ini.

Elvano mengangguk dan bergabung bersama mereka, setidaknya ini terakhir kali mereka berkumpul dimeja makan.

Selama acara makan pagi tidak ada percakapan seperti biasanya, tidak ada candaan seperti biasanya, hanya keheningan dengan keributan di pikiran mereka masing-masing.

Acara makan pagi kali ini selesai, rasanya begitu cepat.

"Ada beberapa apartemen milik daddy di beberapa kota dan di kota ini, kau bisa tinggal disana" ujar Athur.

Elvano mengangguk, entah dirinya akan menggunakan nya atau tidak.

"Dan ini, didalam kartu ini ada uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan yang kau butuhkan selama beberapa tahun kedepan" lanjut Athur sembari menyerahkan sebuah kartu.

Elvano menerima nya, apa salahnya? ini bukan seberapa dengan penderitaan nya.

"Kami akan mengantarmu" Jev berbicara.

"Tidak perlu, El akan berkunjung jadi kalian tidak perlu tahu El pergi kemana"

Athur tertawa hambar dalam hatinya, apakah Elvano benar-benar ingin pergi dari mereka?

Grep

Gara memeluk Elvano dengan sekuat tenaga.

"Kenapa abang pergi? nanti Gara sendiri, Gara ga ada teman untuk bermain game. Abang jangan pergi, Gara mohon hiks.." Rengek Gara tidak rela Elvano pergi.

Elvano diam, tidak membalas pelukan itu.

"Jahat!" Gara memukul mukul Elvano.

"Lo jahat! lo ninggalin semua orang, semua orang yang sayang lo. Gue benci lo!" teriak Gara masih dengan air mata yang terus berlinang.

Kevin menarik Gara ke pelukannya. Dirinya sama tidak sukanya dengan keputusan Elvano, namun bagaimana pun kita tidak akan pernah tahu bagaimana perasaan orang lain.

Tatapan Elvano kosong, rasanya itu bukanlah Elvano, Elvano yang periang yang mereka kenal seakan musnah, Elvano yang cerewet kini menjadi irit bicara.

"Sorry. El pamit" hanya itu, hanya kata itu yang Elvdi ano gunakan sebagai pamitan.

Elvano mulia melangkah pergi dari sana, meninggalkan orang-orang yang menatapnya penuh kekecewaan.

Elvano menghela nafasnya saat sudah keluar dari mansion itu.

"Mau saya antar den?" tawar seorang supir disana.

"Boleh pa" terima Elvano.

Supir itu segera menyiapkan mobil dan setelah siap kembali menghampiri Elvano.

Elvano masuk kedalam mobil itu dan mobil mulai keluar dari kawasan mansion Vedrass.

"Den Elvano akan pergi kemana?" tanya sang supir.

"Bagaimana nanti pa"

Supir itu menghela nafas nya dan kembali fokus kejalanan.

"Kerumah sakit dulu ya pa"

"Baik den"

|

Angin kencang berhembus meniup surai. Tidak peduli dengan dinginnya, sekarang seorang Elvano hanya ingin mendapatkan ketenangan.

Di tatap nya laut biru yang begitu indah sejauh mata memandang.

Ombak ombak seakan-akan menggambarkan pikiran Elvano.

Elvano ada di atas tebing yang telah menghadap langsung ke arah lautan yang dalam.

"Kau di vonis kanker hati stadium akhir El"

Kata kata itu terngiang di otaknya, rasanya itu tidak bisa berhenti berputar bak kaset rusak.

"Kesucian mu telah te renggut El"

Itu, Elvano benar-benar membenci itu, mengingat kejadian dipanti yang sempat merenggut kesuciannya.

Bukan hanya wanita tapi seorang pria pun bisa mengalami nya.

Sadar atau tidak sadar Elvano melangkah maju, menuju ujung tebing yang tinggi.

Byurr

Tubuh itu benar-benar jatuh kedalam nya sebuah lautan.

Tokoh utama kita memutuskan untuk mengakhiri semuanya, melupakan kebahagian yang baru saja tumbuh.

Elvano Sean Vedrass telah menyatu dengan nama nya, Sea yang artinya laut dan sekarang telah menyatu.

Elvano Sean Vedrass adalah si tokoh yang begitu lemah. Kita semua berhak mengatakan jika dirinya adalah orang yang lemah, bukan si kuat tapi si lemah yang kalah dengan beratnya dunia.

Kebahagian yang sesungguhnya bahkan belum ia dapatkan tapi karna satu dua kata itu membuat si tokoh kita menyerah.

Kita tidak tahu apa yang di rasakan setiap manusia. Setiap orang berbeda, ada yang kuat ada yang lemah.

Tidak peduli sehebat apa topeng nya jika dirinya lemah maka semua itu akan sia sia.

Dan sekarang, angin dingin sore telah menjadi saksi berakhirnya seorang Elvano.

~TAMAT~








Ruang luka | Ending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang