chapter 6 | harapan

25 4 0
                                    

jangan lupa vote and comment yaw

-----

Athur di buat terkejut dengan poto yang dikirim oleh Gara, poto dimana menunjukan orang yang baru saja dia temui itu memiliki hubungan dengan Elvano.

"master Ad?" gumam Athur mengingat orang yang baru saja dia temui.

Tanpa pikir panjang Athur segera memerintah anak buahnya mencari tahu tentang Sean dan mr. Ad.

Athur juga meminta Mr. Ad untuk kembali bertemu ditempat berbeda.

Sekarang mereka tengah saling berhadapan disebuah rumah berlantai dua yang entah punya siapa.

"ada apa anda memanggil saya tuan Vedrras? bukan kah urusan kita sudah selesai?" tanya Mr Ad

"Kaefan Haven Admiraal?" tanya Athur tersenyum miring.

Mr Ad atau yang sekarang berhadapan dengan Athur adalah Haven, kalian ingat saat Haven memperkenalkan dirinya saat itu? hanya dua kata bukan? Kaefan Haven, dia sengaja tidak menggunakan marganya.

Bukannya takut atau apa Haven malah berbalik tersenyum miring.

"Sungguh terkejut anda mengetahuinya secepat ini, tuan Vedrras"

"Bagaimana saya tidak mengetahui nya jika anda saja tidak seserius itu dalam membuat persembunyian ini, apalagi identitas Elvano"

Itu benar, Athur mudah mencari tahu tentang orang didepannya ini karna orang ini tidak benar-benar menutup identitasnya.

"Sengaja".

Athur menyeringat bingung, sengaja?

"Elvano amnesia, dirinya hanya mengingat kejadian sampai umurnya 16 tahun, dirinya ingin membalas perbuatan anda padanya maka dari itu saya hanya membantu nya, dan saya tidak segegabah itu untuk menjalankan balas dendam tanpa tahu kebenaran baru baru ini"

Ah, Athur mengerti sekarang, jadi Sean yang di maksud itu benar-benar Elvano, putranya.

"Saya sengaja membawanya kemari agar El dapat memulihkan ingatannya, dan setelah itu acara balas dendam ini ada di tangannya, apakah ingin tetap melanjutkan nya atau berhenti"

Mengingat pertemuannya dengan Haven membuatnya takut, takut jika Elvano anaknya akan membencinya.

Dirinya tidak takut mati, tapi jika Elvano membencinya itu akan benar-benar membuatnya tidak tenang dimanapun itu.

Tanpa sadar orang yang tengah berbaring didepannya mulai tersadar.

"Eugh"

Athur tersadar dan segera bangkit untuk memastikan.

"El? kau sudah sadar? bagaimana? ada yang pusing?"

Pertanyaan bertubi-tubi dari mulut Athur membuat Sean pusing, tidak biasakah Athur bertanya perlahan?

"Daddy panggil dokter dulu" lanjut Athur karena sedari tadi Sean hanya diam saja membuatnya kwartir.

Ruang luka | Ending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang