chapter 11 | kepedulian

47 3 0
                                    


JANGAN LUPA VOTE AND FOLLOW

----

Elvano membuka mata nya, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina mata nya. Elvano mati matian menahan sakit di seluruh tubuh nya.

Elvano melihat sekeliling, ah dirinya sekarang berada di aula bersama teman temannya yang lain disana juga ada Brian yang keadaan nya tidak berbeda jauh dari Elvano.

"sialan bahu gue sakit banget" monolog Elvano ketika merasakan bahu nya terasa begitu sakit.

"dah bangun lo?" tanya Akara sarkas

"buta lo?" tanya balik Elvano tidak kalah sarkas nya.

"bagus deh lo dapet semua itu karna ini semua gara gara lo, kalo aja lo ga ada mungkin reuni ini bakalan berjalan lancar" ucap Akara

"ya ya serah lo" balas Elvano malas, jujur saja dirinya benar benar tidak ingin berdebat, hey semua badannya terasa sakit.

Dapat Elvano ingat jelas tadi Arnav dan anak buah nya menyiksanya dengan brutal bukan hanya dirinya tapi juga Brian hingga akhirnya mereka tidak sadarkann diri dan saat bangun mereka ada di sini sekarang.

Beralih dari Elvano yang menahan sakitnya berbeda dengan kediaman Vedrass yang di hebohkan dengan poto Elvano yang babak belur dan tidak berdaya.

Tadi saat Athur sedang mengerjakan pekerjaan nya di ruang keluarga bersama yang lainnya tiba tiba saja ada nomor asing yang mengirimkan poto Elvano yang sudah tidak berdaya, tidak bukam hanya Elvano.

"ayo mas cari Elvano aku mohon" itu Sella yang memohon kepada Bara, sedari tadi Sella tidak berhenti hentinya menangis saat mengetahui kabar tentang Elvano.

"sabar ya, kita sedang berusaha melacak keberadaan Elvano" jawab Bara menenangkan sang istri.

sedangkan Athur dan Jev sibuk dengan komputer mereka untuk melacak keberadaan Elvano.

"handphone nya ga bisa di lacak" ucap jev prustasi.

"dia reuni di mana sih?" tanya Athur karna memang Elvano tidak memberitahukan lokasi reuni mereka.

Mereka semua prustasi sekarang, sibuk mencari keberadaan Elvano yang tak kunjung membuahkan hasil.

Gara yang baru saja pulang di kaget kan kondisi keluarganya yang terlihat begitu kacau.

"ada apa?" tanya Gara

"E-el di culik" jawab Sella yang masih terisak di pelukan Bara

"apa?!"

"kau tau dimana Elvano melakukan reuni?" tanya Athur

"kalo ga salah denger katanya reuninya di adakan di panti asuhannya" jawab Gara

"mas apa nama panti nya?" tanya Athur kepada Bara

"sayap.. ah sayap bunda, ya itu nama panti asuhannya" jawab Bara mengingat.

Athur dan jev segera melacak tempat yang di maksud itu.

"ketemu!"

kembali ke keadaan di panti asuhan yang kini tengah kacau.

Arnav di buat pusing dengan orang yang sedang menelponnya membuatnya sangat pruastasi.

"aku sudah memilih siapa yang saja yang aku inginkan, selanjutnya itu urusan mu" ucap Arnav dengan orang di teleponnya.

"tidak dengan mereka bukan?" tanya orang di sebrang sana

"tidak" jawab Arnav tau siapa yang di maksud

"baiklah, bawa siapa saja yang kau mau lalu hancurkan tempat itu, kau tidak mau jika ada barang bukti bukan?"

"apa maksud mu? tidak aku tidak akan menghancurkan tempat ini"

"huh.. terserah padamu saja, aku akan kesana untuk menjemput mereka lalu setelahnya terserah dirimu"

tut'

dan ya panggilan itu terputus.

Arnav menghela nafas nya prustasi, sungguh melakukan kerja sama dengan dia membuat tenaga nya terkuras.

Arnav bangkit dari duduk nya lalu pergi dari ruangan nya menuju ke arah aula untuk mempersiapkan mereka yang di maksud oleh dia.

Sebelum Arnav masuk ke aula Arnav melihat anak buah nya yang sedang malas malasan di depan aula.

"sedang apa kalian? apa kalian tidak berjaga?" tanya Arnav marah

mereka yang mendengar itu segera berdiri dan menunduk hormat kepada Arnav.

"maaf bos kami berjaga di luar" itu Gio yang berbicara

"sudahlah" ucap Arnav malas lalu pergi ke dalam aula.

Saat Arnav masuk dapat Arnav lihat mereka semua tengah tertidur dengan lelap atau mungkin bukan tertidur.

Arnav mendekati Elvano untuk membawa nya ke tempat lain tapi sebelum itu terjadi Elvano membuka mata nya dan langsung menghajar wajah Arnav dengan keras membuat sang empu yang belum siap pun terjatuh ke lantai.

Arnav yang baru saja akan berdiri langsung di tangkap oleh Elvano dan yang lainnya membantu Elvano menahan Arnav lalu memgikatnya

"apa apaan kalian?! lepaskan! Gio!!" Teriak Arnav yang di pastikan Arnav di landa emosi.

Sayang nya pintu aula tertutup sehingga yang di luar tidak mendengar teriakan Arnav.

Vares mengikat Arnav dengan tali bekas mereka tadi lalu membungkam mulut Arnav dengan sebuah dasi entah dari mana dasi itu.

"huh untung rencana nya berhasil" ucap Dean merasa lega.

"jangan lengah, sekarang pikirkan gimana caranya keluar dari sini" peringat Brian.

"iya bang, ko lo bisa tau sih kalo nih si tua bangka bakalan kesini?" tanya Dean yang merasa heran karna rencana ini adalah rencana Elvano.

Awalnya mereka tidak ingin melakukannya tapi Brian meyakinkan mereka untuk mencoba saram dari Elvano dan sekarang rencana itu berhasil.

"nebak aja" jawab Elvano karna memang dirinya hanya menebak,ya meskipun tidak sepenuhnya menebak.

"mana bisa gitu anjir, lo pasti dalang di balik ini ya" ucap Akara sinis

"udah lah yang penting rencana pertama berhasil dan yang harus kita pikirin sekarang gimana caranya bebas dari sini dan nyelamatin anak anak yang lain" ucap Brian mencoba agar tidak terjadi keributan.

Sebelum mereka akan melaksanakan rencana kedua tiba tiba saja salah satu anak buah Arnav ada yang masuk membuat mereka semua kaget.

"Bos a-BOS!" Teriak Gio membuat semua anak buah arnav masuk ke dalam dan di kagetkan dengan keadaan Arnav yang di jadikan sandra oleh Elvano lalu anak buah Arnav dengan sigap menodongkan pistol ke arah mereka.

"Arnav sekarang ada di tangan gue, kalo kalian mau bos kalian ini selamat turunkan senjata kalian!" titah Elvano yang memang kini Arnav ada di tangannya.

Semua anak buah Arnav saling tatap, merasa kebingungan apa yang harus mereka lakukan sekarang.

"turunkan atau dia mati?" tanya Elvano serius yang kini menodongkan pisau ke leher Arnav.

DOR!

----

kamia, 11 jul 2024

Ruang luka | Ending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang