chapter 34 | Luka untuk Brian

32 7 0
                                    

Jangan lupa vote and comment ^_^

----

Bugh! '

Satu pukulan yang terbilang kuat itu menghantam pipi tirus Elvano membuat sang empu tertoleh bahkan sekarang sudut bibirnya mulai mengeluarkan cairan merah.

Elvano menyeka darah itu lalu menatap tajam sang pelaku.

"Seneng lo?! hah?! seneng lo di perkenalan di publik gitu?!" tanya sang pelaku dengan amarah yang menyulutnya.

Elvano menatap remeh orang didepannya ini. "Kenapa? kalah?"

Brian yang mendengar itu semakin emosi dan hendak kembali memukul wajah Elvano namun dengan sigap Elvano menghindarinya.

"Ga adil bangsat! gue bilang pergi anjing! pergi dari hidup gue!" marah Brian

Elvano hanya terkekeh saat mendengar nya, ini keluarga nya kenapa dirinya yang harus pergi? lagipula beberapa minggu terakhir ini cukup untuk hanya sekedar merasakan sebuah kebahagian. Dirinya sendiri masih membutuhkan itu jadi untuk apa memikirkan kebahagian orang lain.

Bugh!

Bugh!

Elvano hanya diam, membiarkan Brian melampiaskan amarahnya, untuk saat ini.

Brian benar-benar tidak memberi ampun pada Elvano. Pukulan demi pukulan terus di layangkannya, bahkan kata kata biadap itu terus di ucapkanya.

"BRIAN!!"

Brian seakan tuli dengan teriakan itu dan terus melanjutkan perbuatannya pada Elvano, bahkan sekarang wajah Elvano penuh dengan lebam.

Srek

Bugh!

Brian kaget, dirinya benar-benar tidak mendengar teriakan Athur tadi dan sekarang Athur memukulnya.

"Kau.. Ah awas kau!" ujar Athur terdengar prustasi dan segera menghampiri Elvano yang tengah menetralkan raut wajahnya.

"Kau tidak apa?" tanya Athur menatap Elvano penuh kwatir.

Saat acara tengah berlangsung Athur tidak melihat Elvano dan Brian membuatnya kwatir jika Brian menyakiti Elvano dan benar saja prasangka nya benar benar terjadi.

"Gapapa" jawab Elvano ketus dan menangkis tangan Athur saat hendak membantunya berdiri.

Elvano berdiri tanpa bantuan Athur dan diikuti dengan Athur.

"Kita kerumah sakit" Perintah Athur hendak menarik tangan Elvano namun lagi lagi ditolak oleh sang empu.

"Ga perlu"

Athur hanya menghela nafasnya, heran dengan sikap Elvano yang berubah-ubah.

Elvano menatap Brian yang ikut menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Daddy" Panggil Brian lirih yang sekarang tatapan nya tertuju pada Athur.

"Siapa yang kau panggil daddy? aku bukan daddy mu" ketus Athur menatap Brian malas.

Ruang luka | Ending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang