chapter 10 | kebenaran

47 2 0
                                    

Jangan lupa Vote and Follow

-----

Elvano membuka matanya perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina mata nya, saat kesadarannya sepenuhnya kembali Elvano menyadari bahwa tangan nya di ikat ke belakang.

Elvano melihat sekeliling, Elvano tau dimana dirinya sekarang aula itu tempatnya sekarang terlihat bukan hanya dia yang ada di sini tapi ada Brian di sebelahnya lalu Dean, Akara, samuel, vares dan keanu yang keadaanya sama sepertinya.

Tunggu, dimana anak anak yang lainnya?

Elvano ingat sekarang, tadi saat di ruang makan tiba tiba saja ada orang asing yang masuk dan akan mengikat mereka tapi sebelum orang itu mengikatnya mereka terlebih dulu tidak sadarkan diri entah karna apa.

Elvano menggerakkan bahu nya guna membangun Brian yang ada di samping nya.

"bang bangun" ucap Elvano yang masih setiap mencoba membangunkan Brian.

eugh'

Brian mulai membuka mata nya dan saat dirinya sepenuhnya sadar Brian di kagetkan dengan tangannya yang terikat kebelakang.

"sial" gumam nya saat Brian menyadari ikatan itu begitu kuat.

Tidak lama setelahnya satu persatu dari mereka mulai sadar dan tentunya reaksi mereka tidak jauh berbeda dari Brian.

"ini kenapa? ko bisa kita gini?" tanya Akara sembari mencoba melepaskan ikatannya

"orang yang tadi siapa?" tanya Vares ketika menyadari ini pasti ulah orang asing tadi.

"aldersh arnav morthe anak sulung bunda yang sekarang gantiin bunda buat ngurus panti ini" jawan Brian

"aldersh?" gumam Elvano seakan pernah mendengar nama itu namun terdengar oleh semuanya karna tempat itu sunyi

"di panggil arnav" jawab Brian.

"kenapa bisa kaya gini?" tanya Vares

"dia emang sering kaya gini, biasanya dia ngelakuin ini pas mau pemilihan" jawab Brian

"pemilihan apa?" akhirnya Keanu bersuara

"pemi-" belum sempat Brian meneruskan ucapannya tiba tiba saja suara berat itu kembali terdengar.

"Brian sebaiknya kau tidak memberitahukan apapun kepada mereka, tapi seperti kau sudah memberitahu mereka ya?" dia Arnav orang yang baru saja mereka bicarakan, sungguh suara berat nan mencekam itu begitu menakutkan.

"aku tidak memberitahukan apapun, jadi lepaskan mereka" jawab Brian menatap mata tajam itu berani

"aku ingin sedikit bermain dengan mereka terlebih dulu, tapi untuk sekarang aku ingin bermain dengan mu Brian" ucap Arnav mendekati Brian.

"apapun yang kau mau, tapi lepaskan mereka sekarang" jawab Brian yang mungkin sekarang mulai ketakutan.

"apapun itu?" tanya Arnav dengan smirk nya, dirinya seakan puas dengan tawatan Brian.

"termasuk kesucianmu? ah mungkin kau sudah tidak suci bukan?" lanjut Arnav membuat mereka semua bingung dengan ucapan Arnav, apa maksud nya? pikir mereka.

"bang?" tanya Elvano sedikit berbisik namun terdengar begitu jelas

"nanti gue jelasin"

"apakah kalian tidak mengerti maksud ku? baiklah lagipula aku tidak ingin menjelaskan nya, bukan begitu Brian?" tanya Arnav yang sekarang ada di depan Brian dan segera mengampit rahang Brian dengan tangan besar nya.

Ruang luka | Ending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang