Getting Closer

1.7K 72 2
                                    

Yuna menggoyangkan tubuh Young Hoon, bermaksud membangunkan pria itu. Perlahan Young Hoon membuka matanya dan tersenyum mendapati Yuna saat ia membuka matanya.

"Kita sudah sampai," ujar Yuna.

"Sudah sampai? Di Yogya?" seru Young Hoon kaget.Yuna mengangguk.

"Ayo, turun. Apa oppa ingin terus di pesawat?"

"Tentu saja tidak," sahut Young Hoon yang segera bangkit.Keduanya berjalan beriringan keluar dari pesawat yang beberapa waktu yang lalu membawa mereka ke kota pelajar itu.

"Dasar, tukang tidur," ledek Re An.Young Hoon mengacuhkan Re An, ia sibuk dengan ponselnya. Membuat kakak iparnya itu kesal karena diacuhkan.

"Kita akan dijemput atau naik taksi, Yah?" tanya Yuna.

"Bagas yang menjemput. Nah, itu dia," seru ibu begitu melihat Bagas keponakannya berjalan menghampiri mereka.Young Hoon mengangkat kepalanya saat ibu mertuanya berseru. Ia melihat seorang laki-laki yang seumuran Yuna mendekati mereka.

"Selamat datang, Bude, Pakde," ucap Bagas sembari menyalami kedua orang tua Yuna.Young Hoon hanya menautkan kedua alisnya, merasa aneh dengan logat yang digunakan orang yang disebut ibu mertuanya sebagai Bagas itu.

"Mas, Mba..." sapa Bagas pada Re An, Yuna dan Young Hoon. Ia juga tersenyum pada ketiganya.

"Ayo, Bude. Eyang sudah menunggu," lanjutnya.Mereka pun berjalan keluar dari bandara Adi Sucipto. Young Hoon berjalan paling belakang, ia menarik Yuna hingga gadis itu sejajar dengannya.

"Bude, Pakde, Mas dan Mba... itu apa maksudnya?" bisik Young Hoon penasaran dan juga malu. Ia tak mau terlihat bodoh atau lebih bodoh lagi nanti di depan keluarga besar Yuna.

"Itu bahasa Jawa. Bude biasanya digunakan untuk memanggil wanita yang merupakan saudara tua dari ibu atau ayah. Dan Pakde digunakan untuk memanggil Pria. Mas digunakan untuk memanggil pria yang lebih tua. Sedangkan Mba digunakan untuk wanita. Mengerti?"

Young Hoon menggeleng. Yuna menarik napas panjang. Butuh waktu memang mengajari seseorang.

"Hei, kalian lambat sekali seperti siput. Ayo, cepat masuk," teriak Re An dari dalam mobil yang kacanya diturunkan setengahnya.Mendengar teriakan Re An, mereka bergegas menuju mobil dan duduk di kursi belakang.

"Bagian mana yang belum Oppa mengerti?"

"Bagian Bude dan Pakde. Ah, panggilan Mas dan Mba hanya digunakan oleh pria? Seperti di Korea Hyeong dan Noona ?"

"Tidak. Wanita juga menggunakan Mas dan Mba untuk memanggil orang yang lebih tua darinya. Em, Bude itu... begini saja. Abeonim memiliki kakak perempuan kan? Ibu dari kak Philip. Nah, kalau kau menggunakan bahasa Jawa, kau memanggilnya dengan sebutan Bude. Sedangkan untuk Ayah kak Philip, kau memanggilnya Pakde."Young Hoon mengangguk, ia mengerti sekarang.

"Nanti jika kita bertemu dengan kedua orang tua Bagas. Kita memanggilnya dengan sebutan Bulik dan Paklik. Bulik untuk ibu Bagas dan Paklik untuk Ayah Bagas."

"Itu seperti Ahjumma dan Ahjussi yah?"

"Em," gumam Yuna sembari tersenyum.

"Aku pikir kalian membicarakan hal yang sangat serius sampai jalannya kaya siput. Ternyata hal seperti itu," celetuk Re An yang sedari tadi menguping pembicaraan adiknya.

"Hyeong, menguping?" tuduh Young Hoon.

"Heh, jelas saja aku mendengarnya. Aku kan duduk di depanmu, Babo !"

The Most Beautiful MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang