Kim Na Young

1.2K 73 0
                                    


"Abeoji, aku ingin bertemu adikku," ujar Young Hoon santai. Ia sudah membicarakan ini dengan Yuna dan Re An. Bagaimanapun ia harus bisa membujuk ayahnya untuk menemui adiknya. Ia tak ingin menjadikan ayahnya seorang pecundang seumur hidupnya.

"A..a..adik?" tanya Ayah Young Hoon terbata. Ia jelas terkejut dengan ucapan Young Hoon. Ia juga belum bisa menerima bahwa ia memiliki seorang anak selain Young Hoon. Ia takut dan malu bertemu gadis itu. Ia banyak melakukan kesalahan pada anak perempuannya itu.

"Iya, adikku. Na Young.... Kim Na Young."

Ayah Young Hoon membelalakan matanya. Ia tak menyangka Young Hoon tahu hal ini. Ia tertawa pelan, "Jangan bercanda Young Hoon."

"Abeoji, jangan jadi pecundang terus. Sampai kapan kau akan sembunyi? Dia putrimu dan ia membutuhkanmu. Temuilah dia, Abeoji. Dia pasti sangat menderita tumbuh dan hidup tanpa seorang ayah. Aku tak ingin Abeoji mencampakkannya lagi."

"A..a..aku..."

"Aku mohon Abeoji," potong Young Hoon.

Ayah Young Hoon menundukkan kepalanya. Terlalu malu mengakuinya. Ia memang pengecut. Yang bisa ia lakukan hanyalah menatap putrinya dari kejauhan tanpa berani menghampirinya dan mengatakan bahwa ia adalah ayahnya. Ia terlalu takut menyakiti Young Hoon dan juga anak gadisnya. Ia pikir dengan begini lebih baik.

"Abeoji, aku tak ingin kau menjadi pengecut seumur hidupmu. Jangan lakukan dosa lagi dengan tidak mengakuinya sebagai putrimu. Aku mohon temui dia, Abeoji. Dia bagian dari keluarga ini. Ia berhak mendapatkan kasih sayangmu. Aku akan lebih terluka jika Abeoji terus mengacuhkannya," ucap Young Hoon lembut. Matanya mulai berkaca-kaca. Tapi, ia berusaha agar ia tak menangis.

Ayah Young Hoon mengangkat kepalanya. Menatap Young Hoon dengan air mata yang menumpuk di pelupuk matanya. Ia bangkit dari duduknya, meraih Young Hoon dan memeluknya erat.

"Maafkan Abeoji, Nak. Abeoji bukan ayah yang baik untukmu. Tak bisa memberimu teladan yang baik. Maaf dan terimakasih sudah tumbuh dengan baik. Terimakasih," ucap Ayah Young Hoon dengan airmata meleleh.

"Abeoji adalah ayah terbaik di dunia ini. Abeoji selalu melakukan yang terbaik untukku. Dan sebelum semuanya terlambat, temui dia Abeoji. Aku mohon," ujar Young Hoon. Sekarang ia tak mampu lagi membendung airmatanya.

"Iya, aku akan menemuinya. Bisakah kau ikut? Aku takut dia akan menolakku."

Young Hoon menganggukkan kepalanya. Ia tahu ini pasti sulit untuk Ayahnya. Ia sendiri juga takut jika adiknya juga menolaknya. Menolak kenyataan bahwa ia dicampakkan oleh Ayahnya karena Young Hoon.

*************

Yuna membuka matanya saat merasakan sebuah tangan melingkar di perutnya. Suaminya memeluknya.

"Oppa, belum tidur?" tanya Yuna sambil mengubah posisinya menghadap Young Hoon.

"Aku takut adikku akan menolakku," ujar Young Hoon lirih.

"Dia sudah cukup dewasa untuk memahami semua ini. Dia pasti akan menerimanya," ucap Yuna menenangkan. Ini memang sulit.

"Jika ia menolakku apa yang harus aku lakukan?"

"Terus berusaha sampai ia menerima kita. Seperti yang Oppa lakukan padaku."

"It's different, honey."

"Apanya yang beda?"

"Kau istriku dan dia adikku. Mana mungkin aku menggunakan cara yang sama. Bagaimana kalau dia malah menyukaiku?"

Yuna menggembungkan pipinya sedikit sebelum akhirnya mencubit perut Young Hoon.

"Auu... sakit," teriak Young Hoon.

The Most Beautiful MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang