"Sabun mandi, pasta gigi, Shampoo..." Yuna mulai mengabsen belanjaannya sembari mengingat-ingat apa yang harus dibelinya.
"Bisakah kau cepat sedikit? Aku lapar," seru Young Hoon yang berdiri dibelakang Yuna dengan troli yang penuh dengan belanjaan istrinya.
Yuna membalik tubuhnya, berkacak pinggang dan menatap Young Hoon dengan kesal.
"Aku tahu matamu lebih besar daripada milikku jadi tak perlu melotot seperti itu," ujar Young Hoon berlalu meninggalkan Yuna.
Young Hoon meraih minuman kemasan dan memasukkannya ke dalam troli yang di bawanya. Ia melangkah lagi meninggalkan Yuna di belakangnya. Ada yang aneh membuatnya menoleh ke belakang. Ia menghembuskan napasnya kasar. Ia benci situasi seperti ini. Apa yang sekarang dilihatnya itu benar-benar membuatnya sebal. Tiga orang remaja pria sedang berfoto dengan Yuna, itu adalah penggemar Yuna. Mereka sudah kembali ke Indonesia dua minggu yang lalu. Yuna mulai sibuk dengan band-nya dan Young Hoon dengan kelanjutan proyeknya. Baru hari ini mereka memiliki waktu luang untuk bersama. "Tak bisakah mereka berhenti mengganggu acara kencanku? Ini sudah yang kelima kalinya foxis meminta foto bersama Yuna. Mengganggu saja." Batin Young Hoon geram.
"Sayang, kau mau jus jeruk atau mangga?" teriak Young Hoon yang berusaha mengalihkan perhatian Yuna. Yuna menoleh, melotot kesal karena ulah Young Hoon. Dan Young Hoon hanya mengendikkan bahunya tak peduli. Yuna kembali menatap foxis, tersenyum manis sebelum meninggalkan mereka. Ia berjalan tergesa menghampiri Young Hoon yang dengan menyebalkannya melangkahkan kakinya cepat ke arah kasir.
"Aku belum selesai, Oppa," seru Yuna sembari menghentak-hentakan kakinya.
Young Hoon menghembuskan napasnya lalu berbalik menatap Yuna yang sedang kesal padanya. Memang sejak pendeklarasian cinta Yuna padanya, Yuna jadi sedikit manja. Young Hoon tersenyum geli mengingat bagaimana Yuna dulu dan Yuna yang sekarang. Ia menghampiri istrinya.
"Apa lagi yang kau butuhkan? Aku akan mengambilkannya untukmu," ujar Young Hoon lembut.
"Pembalut," ujar Yuna lugas. Hanya satu kata tapi sukses membuat mulut Young Hoon mengangga. Oke, ini terlalu konyol untuknya. Dan ia buta mengenai hal ini. Ia bahkan tak tahu pembalut seperti apa yang biasa Yuna gunakan. Yuna melipat tangannya di depan dada.
"Oppa, akan mengambilkannya untukku, kan?"
"I..iya. Tentu saja. Tapi apa kau benar-benar membutuhkannya?" tanya Young Hoon ragu. Ia benar-benar tak tahu hal seperti itu.
"Tentu saja aku sangat membutuhkannya. Karena itu Oppa harus mengambilkannya untukku," sahut Yuna manja.
"K..ka..u yakin?" tanya Young Hoon hati-hati. Ia bukannya tidak mau hanya saja, dia tidak tahu tentang seperti itu dan ia seorang pria.
Yuna mengangguk, "Itu. Tepat di sampingmu, Oppa," ucapnya sembari menunjuk deretan rak di samping Young Hoon. Young Hoon mengikuti arah yang ditunjuk Yuna, ia menghembuskan napas lega. Setidaknya ia tak harus mencari-cari ke tempat lain. Yuna hanya menahan tawanya yang hampir meledak, ia hanya mengerjai suaminya. Dengan cepat Young Hoon meraihnya dan memasukkannya ke dalam troli. Ini pertama kalinya ia memegang benda seperti itu, sedikit aneh untuknya. Young Hoon bahkan mengusap tengguknya setelah berhasil memindahkan benda itu dari rak ke dalam troli belanjaannya. Yuna tak bisa menahan tawanya, ia puas mengerjai Young Hoon. Dan Young Hoon hanya bisa menatapnya kesal. Ternyata Yuna mengerjainya dan ia baru sadar.
"Ah, sepertinya aku harus cepat-cepat menghamilimu agar kau tak membutuhkan benda itu," ujar Young Hoon. Dan kini Yuna lah yang melongo.
"Yak, apa yang Oppa bicarakan?" seru Yuna.
"Apa ucapanku kurang jelas? Aku akan menghamilimu," ucap Young Hoon memiringkan kepalanya.
Yuna melayangkan pukulannya ke bahu Young Hoon. "Jangan berbicara sembarang!" kesalnya meninggalkan Young Hoon. Young Hoon terbahak. Sekarang impas. Ia menggelengkan kepalanya. Gadis itu memang selalu saja membuat hidupnya lebih menarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Beautiful Mistake
General FictionYuna seorang vokalis band papan atas diblantika musik Indonesia yang sedang merasa bosan dengan hingar bingar dunia entertaint memutuskan untuk pergi berlibur. Namun, apa jadinya jika liburan indah yang ia harapkan malah justru membawa skandal yang...