Good Bye

1.2K 59 2
                                    

Hari-hari yng melelahkan telah lewat. Album ke lima Four Fox telah selesai digarap. Yuna bisa bernapas sedikit lega sekarang. Ia berencana untuk melewati hari ini dengan tidur. Siapa sih yang mau menyia-nyiakan waktu untuk bersantai? Yuna sudah tertidur dari sore hari setelah pagi hari ia berjalan-jalan di sekitar komplek bersama suami tercintanya. Ia menyergap-nyergapkan matanya, sedikit demi sedikit matanya terbuka. Ia melihat ke samping, tak ada Young Hoon di sana. Ia melirik jam dinding yang tergantung lesu di dinding bercat biru muda. Pukul 22.00 WIB, ia mengerutkan keningnya, menyipitkan mata dan memperjelas penglihatannya. Benar matanya masih normal.

Ia mengedarkan pandangannya dan menemukan suaminya sedang terpaku di depan laptop putih kesayangannya. Saat Yuna pergi tidur tadi sore suaminya sudah berada di sana dan sekarang masih di sana. Itu membuat Yuna jengah. Young Hoon susah di hentikan jika sudah ada di depan PC nya itu. Yuna menyingkap selimut yang menutupinya dengan kasar. Dan segera terduduk, menatap malas kearah suaminya. Ia tak suka jika suaminya terlalu sibuk dengan pekerjaanya. Ia akan merajuk dan merengek agar suaminya berhenti sesaat dan beralih padanya. Sedikit egois dan kekanak-kanak memang karena ia sendiri jika sedang sibuk ia bisa lupa ada suaminya. Bukankah cinta itu kadang egois?

"Oppa..."

"Emmm..."

"Apa kau tak lelah menatapi benda mati itu?"

"Tidak," jawab Young Hoon singkat tanpa mengalihkan pandangan.

"Apa baiknya benda itu?" tanya Yuna sinis.

"Apa kau tak lihat? Ini benar-benar cantik, kulitnya putih dan mulus... ah, dia menggoda sekali," ujar Young Hoon seraya mengelus-elus cover laptopnya.

Ia tahu Yuna akan makin kesal dan makin merajuk. Ia senang melihatnya yang childish.

"Ouuwwhh,,, jadi istrimu ini tidak cantik?" selidik Yuna.

"Sayang, kau ini kenapa? Cemburu kok saja benda ini sih?"

"Habis Oppa dari aku belum tidur tadi sampai aku melek masih aja nongkrong di situ! Apa Oppa tidak lelah? Lihat, Oppa makin kurus kaya tengkorak hidup. Dan lagi Oppa kaya panda!" dengus Yuna kesal.

"Loh, tadi katanya kaya tengkorak hidup? Kok sekarang kaya panda sih? Yang bener yang mana?"

"Ah, tahu ah. GELAP!" seru Yuna seraya beranjak dari ranjang.

Yuna meraih PCnya dan mulai berkonsentrasi menatap idolanya, siapa lagi kalau bukan Sung Ha Jung si gitaris cilik professional dari Korea, tapi apa sekarang masih bisa di sebut gitaris cilik? Young Hoon mematikan laptopnya dan menghampiri Yuna. Ia menghempaskan dirinya di samping Yuna. Menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar saat melihat apa yang di tonton istrinya.

"Yaaahh... dia lagi dia lagi. Tidak bosan?"

Yuna hanya menggeleng untuk menjawab pertanyaan Young Hoon. Dan matanya tetap fokus pada apa yang di tontonnya.

"Aku juga bisa seperti dia!" seru Young Hoon mencari perhatian.

"Benarkah?" tanya Yuna meragukan suaminya. Ia menatap suaminya dengan tatapan tak percaya.

"Tentu saja! Toh hanya memetik senar gitar kan?" kata Young Hoon beranjak meraih gitar yang tergeletak di dekat nakas. Ia duduk kembali di samping Yuna dan mulai mengalunkan sebuah lagu.

Cinta adalah misteri

Dalam hidupku

Yang tak pernah ku tahu akhirnya

Namun tak seperti

Cintaku pada dirimu

Yang harus tergenapi

The Most Beautiful MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang