Young Hoon sibuk mengamati foto-foto yang tadi. Sesekali ia tersenyum. Ia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Inilah keluarga yang selalu ia rindukan dan baru sekarang, setelah ia menikahi Yuna ia menemukannya. Senyumnya kembali mengembang saat melihat beberapa fotonya dengan Yuna, ini pertama kalinya ia foto berdua dengan Yuna. Ia meraih ponselnya, memilih foto terbaik dan mengirim foto itu lalu mengubah wallpaper ponselnya dengan foto itu. Young Hoon terus menatapi wallpaper baru ponselnya. Ia menyukai foto itu karena disana ia dan Yuna sama-sama tersenyum lebar. Muncul ide untuk mengupload foto itu twitternya, sejak menikah ia tidak pernah mengurus jejaring sosialnya.
"Ah, pasti akan sangat mengejutkan setelah dua bulan aku tidak muncul dan tiba-tiba mengupload foto bersama seorang gadis, Sang Hyun dan Joon Soo pasti akan kaget," gumam Young Hoon. Ia menyerigai, yakin bahwa ini akan jadi kejutan yang luar biasa untuk kedua sahabatnya. Lagipula keduanya belum tahu soal pernikahannya.
Young Hoon membuka aplikasi jejaring sosialnya dan langsung mengupload fotonya. Ia menuliskan dua kalimat untuk foto yang diuploadnya.
It's my new life
Nanuen jeongmal haengbokke
Young Hoon tersenyum setelah berhasil menguploadnya. Ada beberapa pesan tapi ia mengacuhkannya, ia ingat sesuatu. Dan ia harus membicarakannya dengan Yuna. Ia hampir membuka pintu saat tiba-tiba pintunya terbuka.
"Padahal aku akan mencarimu. Tapi sepertinya ikatan batin kita cukup kuat, jadi aku tak perlu bersusah payah mencarimu," ujar Young Hoon.
"Memang kau mau apa?" ucap Yuna cuek. Ia berjalan kearah sofa dan duduk.
"Kau masih marah?" selidik Young Hoon sekarang ia sudah duduk di samping Yuna.
Yuna hanya menggelengkan kepalanya. Ia meraih majalah dan membukanya tapi Young Hoon merebutnya.
"Aku ingin bicara," ucap Young Hoon.
"Aku akan mendengarkannya," jawab Yuna sembari meraih kembali majalahnya dari tangan Young Hoon. Young Hoon hanya bisa menghela napas atas sikap Yuna.
"Rancanganku sudah selesai, aku akan ke Korea begitu kita kembali ke Jakarta," ucap Young Hoon. Yuna mematung mendengarnya, ada rasa takut yang menelusup dalam hatinya.
"Tidak akan lama, mungkin satu atau dua minggu. Jika berhasil, proyeknya akan mulai dikerjakan setelah resepsi pernikahan kita," lanjut Young Hoon.
"Terserah kau saja," ucap Yuna kesal dan segera beranjak. Young Hoon meraih tangan Yuna hingga langkah gadis itu terhenti.
"Kau mau kemana?"
"Lepaskan aku."
"Tidak."
"Untuk apa kau menahanku. Kau bahkan tidak peduli padaku, kau hanya memikirkan dirimu sendiri," ucap Yuna dengan suara meninggi.
Young Hoon menarik Yuna kedalam pelukannya. Ia tak peduli meski gadis itu terus meronta.
"Jangan seperti anak kecil. Kau takut aku tidak kembali kan? Jangan bodoh! Aku tak akan meninggalkanmu bahkan jika kau yang meninggalkanku," seru Young Hoon.
Yuna berhenti meronta. Perasaannya tak jelas, antara malu dan juga gengsi. Malu karena pemikirannya yang dangkal dan gengsi untuk mengakui perasaannya.
*****************
Young Hoon akan ke Korea sore ini. Ia sibuk menyiapkan barang yang akan di bawanya, tidak banyak hanya beberapa lembar pakaian dan berkas-berkas pentingnya. Yuna membantunya, memasukkan ke dalam koper dan menatanya dengan rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Beautiful Mistake
Ficção GeralYuna seorang vokalis band papan atas diblantika musik Indonesia yang sedang merasa bosan dengan hingar bingar dunia entertaint memutuskan untuk pergi berlibur. Namun, apa jadinya jika liburan indah yang ia harapkan malah justru membawa skandal yang...