Tie Knot

2K 97 0
                                    

Sekarang mereka resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak tadi Yuna mengurung diri dalam kamar mandi, dia membiarkan setiap percikan air itu membasahi tubuhnya. Pikirannya kacau. Dia terpaksa melakukan semua itu. Tak terpikir olehnya akan menikah dengan cara seperti ini, tanpa cinta!

Young Hoon meringkuk di atas ranjang. Merasa bersalah atas semua yang terjadi. Ia memang ingin menikahi Yuna tapi bukan dengan cara seperti ini. Ia ingin Yuna menikahinya karena mencintainya. Young Hoon menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Ia mengendorkan dasinya dan muncullah ide di kepalanya. "Jika Yuna belum mencintaiku, akuharus bisa membuatnya mencintaiku." Katanya pada diri sendiri sembari tersenyum.

Yuna telah bisa menguasai perasaannya, ia mengakhiri pengurungan dirinya. Ia keluar dari kamar mandi dan terkejut melihat Young Hoon di atas ranjangnya.

"Yak[1]...kenapa kau tidur di situ?" seru Yuna.

Young Hoon mengerutkan keningnya tak mengerti maksud Yuna.

            "Emmm, kenapa?"

            "Tidurlah di sana," kata Yuna menunjuk pada sofa.

            "Apa?" teriak Young Hoon.

            "Iya,tidurlah di sana!" perintah Yuna.

            "Shireo[2]!"

            "Ayolah, tidur di sana!" seru Yuna menarik tangan Young Hoon.

            "Tidak. Aku bilang tidak mau. Apa kau tak mengerti bahasa Indonesia?"

            "Hei.. enak saja. Kau pikir aku ini apa?"

            "Lalu?"

            "Ini kamarku dan ranjangku. Jadi, aku lebih berhak atasnya!"

            "Aku juga berhak atas apa yang kau miliki karena aku suamimu. Suamimu!" kata Young Hoon menegaskan.

"Aku tidak peduli. Ini milikku!"

"Areso[3]," kata Young Hoon sambil tersenyum nakal.

Dengan cepat Young Hoon menarik tangan Yuna hingga Yuna terjatuh di  atas tubuh Young Hoon. Dan dengan cekatan Young Hoon melingkarkan tangannya pada tubuh Yuna.

            "Hei, apa yang kau lakukan? Lepas!" teriak Yuna meronta.

            "Bukankah ini yang kau inginkan?" kata Young Hoon dengan senyum jahil.

            "Apa?"

            "Jangan menggodaku,apa kau tak sadar kau makin cantik saat marah," kata Young Hoon datar.

 Ia menatap mata Yuna tanpa berkedip. Lukisan wajah Yuna yang cantik membuat Young Hoon makin terpikat dan jantungnya berdetak tak beraturan. Yuna berhenti meronta karena tatapan Young Hoon membuatnya terpaku. Yuna bisa melihat dengan jelas setiap detail wajah tampan Young Hoon. Tiba-tiba Re An membuka pintu.

            "Uuuppss... sorry,"ucap Re An.

Young Hoon segera melepas pelukannya dan Yuna segera bangkit.

            "Maaf. Kalian di tunggu untuk makan malam bersama," lanjut Re An segera berbalik dan meninggalkan keduanya. Ia menahan tawanya. Sekarang punya 'mainan baru', menggoda adik dan adik iparnya.

Yuna dan Young Hoon mengekor di belakangnya. Di ruang makan ayah, ibu dan abeonim[4]telah menanti. Di atas meja makan telah terhidang makanan nan lezat dan mengiurkan.  Ibu mulai memenuhi piring ayah dengan makan yang ada,  ia pun menatap putrinya dan menggeleng-gelengkan kepala.

The Most Beautiful MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang