Are You Sure?

1.2K 73 0
                                    

"Pagi-pagi seperti ini mau kemana kalian?" tanya Halmoni pada Young Hoon dan Yuna yang hampir membuka pintu depan.

"Jogging," jawab Young Hoon dan Yuna serempak.

"Halmoni ikut. Udara di pagi pasti sangat segar."

"Abeoji juga mau ikut."

"Okaylah... kajja ," ajak Young Hoon bersemangat.

Mereka berlari kecil menuju taman di sekitar kompleks. Karena hari libur, banyak anak yang juga sedang bermain di sana.

"Waaahh, banyak anak-anak. Nomu kyeopta !" seru Halmoni girang.

"Ne, eomma," jawab Ayah Young Hoon.

"Ini benar-benar menyenangkan. Apalagi kalau aku bisa menimang buyutku," lanjut Halmoni sembari menatap kedua cucunya bergantian.

"Ah, iya. Kapan kalian memberiku cucu, heh?"

Wajah Yuna dan Young Hoon berubah menjadi kemerahan bak kepiting di rebus.

"Jae Hoon, lihatlah wajah mereka yang seperti kepiting rebus itu."

"Iya, eomma. Sangat jelas terlihat!"

Yuna reflek menelungkupkan telapak tangannya di wajahnya. Sementara Young Hoon mengaruk kepalanya yang tidak gatal. Keduanya benar-benar salah tingkah dan kikuk. "Kenapa appa harus membicarakan hal seperti ini sih? Memalukan! Huuuh, kenapa jantungku jadi berdetak tak karuan? Aku dan Yuna, melakukan...aaahhh... sial! Abeoji!!!!" batin Young Hoon. Tiba-tiba sebuah bola menggelinding tepat di kaki Young Hoon. Ia segera memunggutnya.

"Ahjussi... itu bola milik kami," teriak seorang anak berlari menghampiri Young Hoon.

"Benarkah? Emm, bagaimana kalau paman ikut bermain?"

Anak yang menghampiri Young Hoon mengalihkan pandangannya menuju teman-temannya, ia meminta persetujuan. Dan di balas dengan sebuah anggukan dari anak-anak yang menunggu bola mereka kembali.

"Aku juga mau ikut," celetuk abeoji.

"Kenapa abeoji selalu mengikutiku?"

"Yaak! Aku ini abeojimu, apa salahnya mengikutimu?" sahut abeoji seraya mejitak kepala Young Hoon.

"Au... appo , abeoji!" teriak Young Hoon kesakitan.

"Jangan manja, ayo main."

Nenek hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah anak dan cucunya itu. "Aku senang melihat kalian seperti itu, ini lebih baik. Jin Hee , kau juga melihatnya,kan? Sekarang beristirahatlah dengan tenang. Suami dan anakmu baik-baik saja, ini semua karena menantumu yang cantik. Yuna...." Dan Yuna hanya tersenyum melihatnya. Ia senang melihat hubungan suami dan ayah mertuanya makin membaik.

"Huuuh... ternyata waktu berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin aku menimang Young Hoon. Tapi sekarang ia sudah memiliki istri yang cantik sepertimu,Yuna. Dan umur Halmoni nyatanya makin merangkak naik, tak lama lagi mungkin aku harus meninggalkan dunia ini," ucap Halmoni tiba-tiba.

"Halmoni... apa yang halmoni ucapkan?"

"Yuna, itu sebuah kenyataan. Dan aku ingin sebelum aku meninggalkan dunia ini, aku ingin menimang anak kalian. Itu hal terakhir yang ku inginkan."

"Halmoni, jangan berkata seperti itu."

"Aku akan sangat bahagia jika aku sempat menimang anakmu."

Yuna hanya terdiam, ia bingung. Namun, akhirnya ia tersenyum dan berkata "Aku mengerti." Nenekpun tersenyum puas mendengar jawaban Yuna.

**************

The Most Beautiful MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang