Hari ini Yuna dan Young Hoon akan muncul di depan media. Seperti yang telah dijadwalkan oleh Yoon Re An, mereka akan mengadakan konferensi pers di ballroom YM. Young Hoon sibuk membenarkan letak dasinya. Berkali-kali ia melepasnya, lalu memakainya kembali. Bukannya ia tidak becus memakai dasi, hanya saja ia ingin Yuna memakaikannya. Ia mengerang frustasi, berharap Yuna yang sedang menyisir rambutnya akan menghampirinya dan memakaikan dasi untuknya. Tepat dugaan Young Hoon, Yuna menghampirinya. Gadis dihadapannya menghela napas, bosan.
"Oppa, kenapa? Hanya seperti ini saja tidak bisa. Ini kan sangat mudah, anak kecil saja bisa melakukannya," gerutu Yuna, namun tetap saja ia menarik dasi di leher suaminya untuk membentuk simpul.
"Aku hanya gugup. Aku benci blitz kamera," sahut Young Hoon. Memang saat ini ia sangat gugup karena Yuna ada dihadapannya. Ia bisa saja merengkuhnya kurang dari satu detik jika ia mau. Aroma tubuh Yuna yang menenangkan untuknya menusuk-nusuk penciumannya. Ia bahkan menahan napas agar bisa menghirupnya lebih lama. Rasanya melayang dan sesak bersamaan karena ia menahan napas.
Yuna mendongkakkan kepalanya setelah selesai membuat simpul dasi suaminya. Matanya bertemu dengan mata suaminya yang juga menatapnya. Dan kali ini ia memaki dirinya karena telah memilih menghampiri pria ini. Lagi, jantungnya tak bisa diajak kompromi. Ia berusaha mengontrol jantungnya, ia tak mau Young Hoon mendengarnya.
"Bukankah, Oppa bilang semuanya akan baik-baik saja?"
Young Hoon menganggukkan kepalanya, mengiyakan ucapan Yuna. Dan detik berikutnya ia tak mampu lagi menahan hasratnya untuk tidak memeluk Yuna. Ia menarik tubuh gadis itu mendekat ke arahnya dan merengkuhnya. Melingkarkan tangannya di sekeliling tubuh Yuna. Ia bisa merasakan tubuh Yuna yang menegang, kaget karena perlakuannya. Namun, beberapa detik berikutnya ia merasakan tangan Yuna melingkar di tubuhnya. Yuna membalas pelukannya. Ia tersenyum sekaligus memaki jantungnya yang makin cepat memompa darah. Dan Young Hoon tau tempat paling menenangkan dan paling nyaman adalah dalam pelukan istrinya.
*********
Yuna duduk gelisah di dalam kantor kakaknya. Ini bukan pertama kalinya ia mengadakan konferensi pers. Tapi, kali ini entah kenapa rasanya begitu menegangkan sama seperti saat ia mengucapkan janji suci untuk hidup bersama pria yang beberapa hari ini membuat jantungnya bekerja ratusan kali lebih keras. Beberapa kali ia menghembuskan napasnya kasar, ia berharap kegelisahannya menghilang bersama hembusan napas yang keluar dari mulutnya. Ia takut apa yang akan dikatakannya nanti malah membuat citra Four Fox jadi buruk, ia takut menghancurkan mimpi-mimpi sahabat-sahabatnya yang belum sempat tercapai, ia takut menyeret korban lebih banyak lagi karena masalah yang ditimbulkannya. Young Hoon melirik jam tangan yang melingkar di tangannya, 5 menit lagi. Ia tau Yuna sedari tadi gelisah. Ia berdiri dan meraih tangan Yuna, menariknya agar Yuna berdiri.
"Sebentar lagi dimulai. Semuanya akan baik-baik saja," ucapnya sambil tersenyum dan Yuna pun membalas senyuman Young Hoon.
Para wartawan sudah berkumpul di ballroom YM . Mereka benar-benar antusias menghadiri acara konferensi pers ini. Mereka tak sabar mendengar penjelasan apa yang akan di berikan oleh Yoon Management untuk artis sekaligus putri pemilik YM yang sedang menjadi perbincangan seantero nusantara.
Inilah saat yang mereka tunggu, dengan sigap mereka mulai mengambil gambar saat seorang pria jangkung berpakaian rapi dan berkacamata muncul. Wajah yang tak asing bagi mereka, itu Yoon Re An. Kakak sekaligus manager Four Fox. Di belakangnya muncul seorang pria tampan, bertubuh jangkung dengan potongan rambut shaggy menggandeng seorang gadis muda cantik berambut lurus sebahu, gadis itu Yuna. Lalu siapa pria tampan yang menggandengnya? Itulah yang muncul di benak para awak media. Tunggu, bukankah pria itu sama dengan pria yang sedang mereka cari? Re An mulai angkat bicara setelah kedua orang di belakangnya duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Beautiful Mistake
General FictionYuna seorang vokalis band papan atas diblantika musik Indonesia yang sedang merasa bosan dengan hingar bingar dunia entertaint memutuskan untuk pergi berlibur. Namun, apa jadinya jika liburan indah yang ia harapkan malah justru membawa skandal yang...