Janji

1.2K 91 2
                                    

Hallo readers, gimana sejauh ini nyambung ga sih cerita ku?
.
.

Awali cerita dengan foto casle yang imutt, ini gambaran kalo casle umur 7/8 tahunan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awali cerita dengan foto casle yang imutt, ini gambaran kalo casle umur 7/8 tahunan
.
.

Happy Reading🤍
.
.
.
.

~JANJI~

"Istirahat gih," Kata mahen sambil mendekati hazel,

"Yak! aku kaget," Cetus nya menatap tajam mahen.

"Hehe maaf kan aku." Mahen cengengesan menggaruk kepala nya yang tak gatal.

"Maxim seperti nya masih sakit jadi agak rewel, sulit untuk aku tidur," Ujar hazel menjelaskan.

"Istirahat lah dulu, biar aku yang jaga maxim." Mahen menyingkir kan rambut yang menghalangi wajah hazel.

"Aku kan baby sitter nya jadi ini memang kewajiban ku," Sahut hazel sambil menetralkan detak jantung nya.

"Maxim juga sudah tidur kan?" Hazel mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan mahen, "Ya sudah istirahat gih, nanti kalo maxim bangun biar aku yang urus," Sambung mahen.

Sebelum hazel memprotes mahen lebih dulu menarik tangan hazel pelan ke kasur, merebah kan tubuh hazel ke kasur tepat di samping tubuh casle lalu menyelimuti tubuh hazel setelah nya mahen menggendong maxim yang ada di box bayi untuk di bawa ke kamar nya sendiri.

Hazel masih diam membeku bahkan setelah mahen pergi dari kamar nya, mencoba mencerna semua kejadian tadi, pipi nya bersemu merah seperti kepiting rebus, ber tahun-tahun lama nya hazel tidak pernah mendapat kan perlakuan yang hangat setelah kepergian orang tua dan saudara nya itu.

'Hazel kau tidak boleh jatuh cinta pada nya, dia terlalu sempurna! hanya di perlakuan seperti itu saja masa baper? bukan kah itu normal? normal kan! katakan iya normal! hanya saja aku yang terlalu baperan'
.
.
.
.
Pagi-pagi sekali hazel ke bawah untuk bersih-bersih sebisa mungkin untuk tidak membuat suara yang nyaring agar tidur tuan rumah tidak terganggu karna nya.

Selesai bersih-bersih hazel ke dapur untuk memasak, menjadi baby sitter tidak ada apa-apa nya di banding biaya rumah sakit yang mahal itu dan dengan senang hati mereka menampung kehidupan hazel dan putri kecil nya itu, jadi tidak enak jika hanya jadi baby sitter saja jika harus membersihkan rumah dan memasak setiap hari pun tidak apa-apa karna hanya itu yang bisa hazel lakukan untuk membalas kebaikan keluarga Lee

"Harum sekali bi," Suara dari arah belakang membuat hazel menoleh, "Hazel? What are you doing?" Yong mendekat

"Maaf nyo-"

"itssss bukan nyonya tapi bubu," Yong memperbaiki ucapan hazel

"A-ah iya bubu, maaf el lancang memasak di dapur bubu, el hanya ingin menyiap kan sarapan." Hazel menunduk

"Kamu tidak harus repot-repot sayang, tugas kamu hanya menjaga maxim" ucap yong

"Maxim di ambil mahen bu, maaf" Hazel masih setia menunduk merasa bersalah karna menyerah kan tanggung jawab nya sebagai baby sitter

"Mahen? dia bisa mengurus anak?" Tanya yong ragu dengan anak sulung nya itu

"Tadi el sempet cek mereka sedang tidur nyenyak, seperti nya maxim rindu dengan sosok daddy" Jelas hazel

"Sudah jangan terlalu menunduk nanti leher mu sakit, rumah bersih di jam segini kamu yang kerjain ya?" Yong melihat ke sekeliling yang memang sudah sangat rapi dan bersih

"Iya, maaf ya bu kalo el lancang"

"jangan minta maaf mulu ah kamu tuh, yasudah bubu tinggal dulu ya kamu lanjut saja masak" Yong pergi setelah mendapat anggukan dari hazel, dan kemudian hazel kembali memasak.
.
"Mommy di mana hiks" langkah kecil itu memasuki kamar yang tidak ia ketahui siapa pemilik nya, masih terus terisak-isak sambil berjalan menggumam kan kata 'mommy'.

"Kenapa menangis adek?" Suara asing itu membuat casle menoleh ke arah kasur

Anak laki-laki satu tahun lebih tua dari casle itu berada di atas kasur
milik nya sendiri

"Ka-kaka siapa hikss, di mana mommy" Casle semakin menangis

"Jangan nangis lagi, nanti aku yang di kira orang rumah membuat adek nangis" Anak laki-laki itu mendekati casle, mengusap ke dua punggung casle agar tenang

"Lele cari mommy tapi lele tidak tau tempat-tempat di rumah ini, rumah nya terlalu besar" Setelah merasa sedikit tenang casle membuka suara.

"Kamu sudah cek di dapur?" Tanya anak laki-laki itu

"Lele tidak tau tempat nya di mana" Mata polos menggemaskan itu mentap anak laki-laki

Tidak tahan anak laki-laki itu mencubit pelan pipi casle "Kamu menggemas kan sekali, kenapa kamu tidak lahir menjadi adik ku saja?"

"Ih sakit tau aku tidak mau, aku hanya mau menjadi anak mommy el, bagaimana jika kaka yang lahir sebagai saudara lele di perut mommy el?"

"Bagaimana jika kita besar nanti menikah saja?" Pertanyaan itu mendapat anggukan hebat dari casle

"Lele mau menikah dengan kaka, tapi bagaimana cara menikah itu?" Polos sekali anak kecil ini membicarakan soal pernikahan

"Pernikahan itu hanya bisa di lakukan orang dewasa, jadi ayo kita cepat dewasa agar bisa menikah" Casle mengangguk ribut, senyuman nya terus merekah paham atau pun tidak hanya casle yang tau, yang jelas anak laki-laki itu pasti sudah paham

"Tapi gimana kalo kita terpisah saat besar nanti? apa kaka akan menikah dengan orang lain?" Senyum yang tadi begitu cerah luntur begitu saja

"Aku janji akan mencari mu sampai kita bisa bersama lagi, dan aku tidak akan berhubungan dengan orang lain" Anak laki-laki itu memberi kan jari kelingking nya

Casle pun membalas dengan jari kelingking kecil nya juga, "janji ya ka cari lele sampai ketemu"

Anak laki-laki itu mengangguk lalu melepaskan tautan jari kelingking mereka

"Nama kaka siapa?" Tanya casle

"Aku Jie-dan" Jawab nya, "kata nya ingin cari mommy el? ayo aku bantu cari" Ajak jie yang langsung di anggukki casle

.
.
.
.
.

Segitu aja dulu ya, Makasih sudah luangin waktu untuk baca book aku
maaf kalo ga nyambung, silakan vote dan comment sebanyak- banyaknya
.

byee, love you all🤍

where is daddy? [markhyuck - Gs] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang