Gelisah

586 64 6
                                    

Haiii aku bikin book ke dua ku guys dan semoga yang kali ini kalian suka juga

Okay terimakasih waktunya, seperti biasa sebelum lanjut menyelam ke cerita kita part ini, aku opening dulu ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Okay terimakasih waktunya, seperti biasa sebelum lanjut menyelam ke cerita kita part ini, aku opening dulu ya.

Haii readers, makasih buat yang selalu mantengin dari awal sampe part ini, terimakasih buat kalian yang vote komen
.
.
.
.
happy reading🤍

Usai siang di cafe itu, Mahen memutuskan untuk membawa Hazel berjalan-jalan ke tempat wisata menarik dan di lanjutkan ke pasar malam.

Malam itu dengan sengaja Hazel dan Mahen menitipkan Casle di rumah keluarga Lee karna dengan alasan ingin menghabiskan malming berdua.

«cie cie, udah kaya orang pacaran aja, emangnya ada ya hubungan babysitter sama majikan sedekat ini?»
_author_

Tepat setelah mengangkat telpon Jena ponsel Hazel mati karna kehabisan batre, ponsel Mahen sudah dari sore tadi mati karna kehabisan batre.
.
.

Sekitar jam 9 malam Hazel mengajak Mahen untuk pulang, Mahen pun tidak menyadari seberapa lama mereka berada di pasar malam.

Perjalanan normal nya nemakan waktu sejam namun di karna kan Mahen malam ini fokus untuk menghibur Hazel jadi perjalanan tenang sambil bercanda yang mana memakan waktu 1/5 jam untuk tiba di rumah.

Mereka tiba di rumah jam setengah sebelas malam, suasana rumah sepi yang artinya cewek yang mereka sewa untuk menjaga maxim pasti sudah tidur, jadi mereka masuk rumah dengan hati-hati lalu Hazel duduk tenang di sofa.

Mahen terkekeh lalu bicara "Cape ya zel? tapi seneng kan? " Mahen duduk di samping Hazel.

"Sedikit cape tapi aku seneng banget, makasih ya untuk hari ini" kata Hazel dengan tulus.

Mahen mengangguk "Aku mau liat orang yang kamu sewa buat jagain maxim, bener ga kerja nya" Mahen sudah berjalan menuju tangga dengan cepat Hazel menarik tangan Mahen.

"Besok aja, kalau kita cek sekarang, dia bisa kebangun, dia pasti cape ngurus maxim seharian" kata Hazel.

Ada perasaan aneh maduk ke hati Mahen, perasaan tidak aman? tidak tenang? gelisah? sebisa mungkin Mahen pendam semua yang dia rasakan.

"kamu laper ga hen? aku mau masak nih" Hazel berjalan ke dapur dan di susul oleh Mahen.

"Mau, aku juga laper" Mahen duduk di meja makan.
.
.

Usai makan malam mereka kembali ke kamar masing-masing untuk menyegarkan diri dan bersiap meluncur ke dalam alam mimpi.

Hazel sudah rapi dan siap untuk tidur tapi pikiran nya masih tidak mau berhenti untuk berandai-andai, Hazel bersandar di headboard sambil melihat ke arah langit-langit kamar.

"Dari cara Mahen ngetreat aku mungkin bakal ada peluang untuk aku jujur dan dia akan bertanggung jawab-" Hazel bicara pada dirinya sendiri dan mengingat semua perlakuan Mahen kepada nya.

"Tapi posisi nya aku dari awal memang pura-pura ga tau sama dia masa tiba-tiba aja gitu bilang kalau Casle anak nya, dia pasti ga akan percaya, pasti aku bakal di bilang cewek matre"

Hazel mengusak rambutnya dengan prustasi "Hazel ayolah kali ini aja, gapapa turunin harga diri kamu okay? biarin aja kalau nanti dia ngusir kamu tapi yang terpenting adalah dia harus tau aku adalah cewek 6 tahun lalu yang ia temui saat mabuk dan Casle adalah anak hasil dari malam itu"

Bayang-bayang kenangan malam itu melintas di kepalanya.

<flashback on>

Baru saja Hazel menerima gaji nya dengan senang dia mendapatkan bonus dari atasan nya karna dia lembur.

Jam setengah dua belas malam dia berjalan santai di trotoar untuk pulang, dengan hati senang dia terus berjalan, dia baru saja mendapatkan uang lebih untuk biaya ikut ujian ke lulusan.

Secara tiba-tiba seorang laki-laki memeluk nya dari belakang dengan bau alkohol yang menyengat hidungnya.

"Bang? mabuk ya? em alamatnya di mana? biar aku anter" tanya Hazel masih berdiri tegang.

Laki-laki itu menunjuk ke arah gedung apartemen, Hazel menahan berat badan laki-laki itu untuk berjalan ke gedung itu.

Tubuh Hazel yang berisi memang sangat nyaman untuk di peluk.

"Kode apartemen kamu apa?" tanya Hazel dengan nafas terengah-engah karna lelah menahan berat badan laki-laki itu sepanjang jalan.

Dengan kesadaran tipis laki-laki itu berhasil menjawab "duwan nolf swatu tyiga"

Rasanya kepala Hazel pusing memikirkan apa yang baru saja laki-laki itu katakan "dua nol satu tiga? " setelah beberapa saat akhirnya pintu terbuka setelah memasukkan kode dengan benar.

Hazel menaruh tubuh laki-laki itu di sofa, dia ikut terjatuh duduk di sofa meregangkan otot-otot nya.

Pintu sudah kembali terkunci otomatis, Hazel berdiri untuk menuju pintu namun alih-alih pulang tangan Hazel di cegat oleh laki-laki itu.

Di dorong nya tubuh Hazel ke sofa dan tanpa memberi kesempatan untuk Hazel memberontak, laki-laki itu langsung mengukung Hazel.
.
.
.
Kejadian malam itu benar-benar membuat Hazel shock, dengan tangisan terpendam nya membuat nya merasakan benar-benar hina, di lirik nya jam menunjukkan pukul 4 subuh.

Tubuh laki-laki itu tumbang satu jam yang lalu, Hazel di gempur habis-habisan dan kasar sekitar dua setengah jam, darah keperawanannya tercetak jelas di sofa dan lantai.

Rasa perih dan sakit yang menjalar ke seluruh badannya, Hazel memaksakan diri untuk memakai pakaiannya yang di lepas kan laki-laki itu secara paksa, setelah memakai pakaian nya, Hazel dengan hati-hati pergi tanpa membuat suara, dengan jalan yang kepayahan dia berhasil mencapai rumah di jam 6 pagi.

Tangisan pilu menggema di rumah nya, Hazel memeluk erat foto keluarga nya "mommy, daddy, abang, maafin adek, adek gagal jaga diri adek sendiri, adek minta maaf, kalian kecewa ya sama adek? maaf" suara pilu Hazel meminta maaf pada foto yang ada di pelukan nya.
.
.
Selang beberapa hari kemudian gejala kehamilan menimpa nya, dia kalang kabut takut benar-benar hamil jadi dia memutuskan untuk membeli testpack dan dari hari itu dia di nyatakan positif hamil.

Dengan badan gemetar dia memberitahu Raya dari telpon, hidup nya benar hancur, semuanya terasa runtuh.
.
.
.
.

Gimana? lanjut ga nih? spoiler dikit buat part berikutnya nya ya.

"Hen, aku mau jujur sesuatu"

"Jujur apa? "

"Selamat pagi sayang"

"Brengsek! gimana caranya anda bisa Menyeludup masuk ke wilayah saya?"

"Jangan salahkan aku hen, cewek bodoh inilah yang merekut ku untuk mengasuh bayi ku di sini"

Jangan lupa vote komen, okay bye, sampai jumpa di part berikutnya.

where is daddy? [markhyuck - Gs] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang