Cerita

724 63 2
                                    

haii ada yang kangen aku ga?

maaf ya aku lama up nya, aku sakit beberapa minggu terkahir trus ditambah aku lupa sama alur book ini jadi aku beneran hampir ga ada harapan buat ngelanjutin book ini tapi bersyukur nya aku nemu buku yang sudah pernah ku tulis gimana alur book ini sampai selesai
.
.
.
happy reading🤍


Tadi nya hazel hanya berniat untuk minum ke dapur namun tanpa sengaja melihat poster tubuh yang tidak asing di luar, hazel yang cukup mengenali poster tubuh itu perlahan membuka pintu belakang dapur.

"Mahen?" hazel memegang pundak mahen yang sedang berdiri membelakangi pintu.


Mahen cukup kaget dengan suara tiba-tiba dan tepukan di pundak nya, mahen menoleh mendapati hazel di belakang nya.

"Ku pikir kamu sudah tidur dengan anak-anak" Ucap mahen

"Aku belum tidur dan kebetulan aku juga haus jadi aku memutuskan untuk ke dapur tadinya tapi aku melihat mu di sini, ada apa dengan mu? ada masalah di perusahaan?"

Mahen terdiam menatap tatapan mata hazel yang dia rasa begitu familiar di hidup nya

'siapa? mungkin kah?... '

"Hei, kok malah bengong sih" hazel menjentikkan jari nya di depan wajah mahen pasalnya sedari tadi mahen hanya diam.

"ah maaf, aku-e apa kata mu tadi?" Jantung mahen berdegup kencang, otaknya tidak bisa memproses kata-kata untuk beberapa saat.

"Sebesar apapun masalah mu diperusahaan tolong jangan stress ya, jangan sampai depresi apa lagi gila, soal nya maxim masih kecil kasian kalo tiba-tiba bapak nya gila" hazel menepuk-nepuk pundak mahen.

"Yeuu kurang ajar ni emak-emak satu" mahen mengetuk dahi hazel dengan jari nya

"Lagian kenapa sih bengong? kerasukan setan bombayah loh nanti" Kata hazel sambil mengusap dahi nya yang di ketuk oleh jari kekar itu.

"Zel, kesalahan masalalu bisa ga ya di ubah?" Suara mahen terdengar serius namun tersirat nada sedih dan penyesalan, tatapan mahen fokus ke depan memandang lapangan yang luas di depan nya.

Hazel menghembuskan nafas panjang merasakan keseriusan menggantung di pembicaraan ini.

"Semua orang memiliki masalalu, dan jika melakukan kesalahan di masalalu itu sangat amat wajar" Hazel menarik nafas berat lintasan masalalu nya juga terbesit di pikiran nya, "tidak ada yang bisa di ubah dari masalalu"

"Wajar ya?" mahen mengulang ucapan hazel

"Selain orang gila tidak ada yang menginginkan melakukan kesalahan dengan sadar" setelah mengatakan itu hazel terdiam lintasan memori masalalu memenuhi pikiran nya, mati-matian hazel menahan air mata nya agar tidak jatuh.

Suara angin yang damai pun seakan tidak mampu menenangkan pikiran kedua oknum yang saat ini berdiri si bawah langit gelap.

Cukup lama menyelam dalam pikiran masing-masing, sebelum akhirnya hazel mengangkat wajah nya untuk menatap mahen,

Sendu dengan di selimuti kesedihan tercetak jelas di wajah mahen, tatapan kosong mahen membuktikan kepedihan hati nya,

"Ingin berbagi cerita hen?" Tanya hazel dengan hati-hati,

Mahen menggelengkan kepala nya tanpa menoleh kepada hazel.

"Hen, aku boleh nanya ga sih?" Kali ini mahen berbalik untuk menatap hazel,

"Of course it can" Tutur mahen dengan tatapan yang jauh lebih baik di banding kekosongan tadi

"Kata bubu kamu ga pernah dekat sama maxim bener gitu?" Tidak perlu menunggu lama untuk berpikir mahen langsung mengangguk,

"Maaf kalau aku lancang, tapi kenapa kamu ga pengen dekat sama anak kamu sendiri?" Hazel berhati-hati takut melukai atau menyinggung perasaan mahen,

Namun pria berwajah tegas itu malah menampilkan ekspresi santai bahkan terlihat tidak peduli

"Maxim bukan anak ku" Empat kalimat yang keluar dari mulut mahen membuat hazel terdiam membeku sambil memproses semua yang otak nya terima.
.
.
.
.



Bye

sekali lagi aku minta maaf sama kalian yang kelamaan nunggu aku up, sekalian aku mau bilang terimakasih yang sudah komen, aku suka banget klo kalian tuh komen, makasih juga yang udah vote, sampai jumpa di part berikutnya🤍🤍

where is daddy? [markhyuck - Gs] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang