Lembaran baru

357 62 10
                                    

Makasih banyak😖💓vote nya naik, makasih semuanya🤍, aku usahain ga akan bikin kalian kecewa.
.
.
.
happy reading🤍










   Mahen kembali sibuk dengan laptop dan masalah kantor nya yang belum tuntas. Untuk masalah Sherly dan Sumi waktu itu, mereka dan anak buahnya sudah di adili seadil-adilnya, dan untuk para polisi yang sudah terlibat dalam peredaman berita kasus-kasus keluarga SEO beberapa tahun silam juga sudah di jerat hukum seberat-beratnya.

"Kak" langkah kaki itu berjalan masuk kedalam ruang kerja Mahen "Lupa ketuk pintu" ujarnya namun tetap melanjutkan langkah nya menghampiri Mahen.

Mahen hanya bisa tersenyum, toh buat apa juga dia marah hanya karna hazel tidak mengetuk pintu ruang kerja nya "Kenapa sayang?" Mahen menutup laptop nya dan fokus pada Hazel yang kini ada di depan nya.

Hazel berjalan mengitari meja kerja Mahen lalu berdiri di samping Mahen "Kak, aku ganggu ga?"

"Ofcourse no babe, why?" tangan Mahen melingkar di pinggang ramping Hazel, Mahen menarik pinggang Hazel dengan lembut agar mendekat.

Hazel menatap ke wajah Mahen yang sedang mendongak untuk menatap nya "Kak, aku mau ke makan mae daddy sama abang"

Mahen mengangguk dan langsung berdiri, tangan nya masih bertengger di pinggang ramping Hazel "Ayo" ajak Mahen membawa Hazel berjalan keluar dari ruang kerja.

"Tapikan kaka lagi kerja" Hazel menoleh sebentar pada meja kerja Mahen yang terlihat berantakan dan bis adi pastikan banyak pekerjaan yang harus Mahen selesai kan.

Mahen terus menarik pinggang ramping itu keluar dari ruang kerja nya sambil berucap "Ga penting itu, yang penting sekarang el nya kaka ga sedih"

Hazel yang mendengar itu langsung menatap wajah Mahen dari sudut samping nya "Kaka beneran ngomong kaya gitu?" perbedaan tinggi badan nya dengan Mahen sangat cocok, Hazel tinggi nya hanya sebatas pundak Mahen saja.

Mahen melepaskan tangan nya yang bertengger di pinggang ramping si cantik untuk berbelok ke meja ruang tamu mengambil camilan "Kamu kira kaka main-main sama kamu?" ujar Mahen kembali menghampiri Hazel lalu memberikan camilan itu kepada Hazel "Biar ga bosen sambil nyemil aja " Mahen membawa Hazel ke depan.







Hazel menangis sambil memeluk gundukan tanah yang bertaburan bunga merah, posisi ini sudah sekitar dari sepuluh menitan yang lalu.

Mahen dengan lembut mengusap rambut hitam Hazel "Sayang, sudah nangis nya nanti dada kamu sesek" Mahen dengan hati-hati meraup tubuh Hazel yang memeluk gundukan tanah berbunga itu, Mahen dekap tubuh Hazel di pelukan nya sambil membelai rambut Hazel untuk memberikan ketenangan pada Hazel.

"Kak-" Hazel terisak-isak kesulitan untuk bicara. Mahen mengecup puncak kepala Hazel "Tenang dulu baru ngomong, okay?" usapan lembut dari Mahen berusaha membuat Hazel lebih tenang.

Hazel menangis semakin keras saat Mahen mengusap nya dengan lembut, Hazel menyembunyikan wajahnya di dada Mahen. Mahen dapat merasakan dada nya basah karna air mata si cantik "Kenapa makin kenceng nangis nya? dada nya bisa sesek loh" Mahen menangkup pipi Hazel, membuat wajah yang bersembunyi di dada mahen kini berjarak, Mahen tatap mata sembab itu dengan lembut.

where is daddy? [markhyuck - Gs] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang