Rumah

1K 76 4
                                    

hallo reades, makasih udah luangin waktu kalian buat baca cerita ini
kalo nya ada yang kurang pas mohon di kritik ya, jangan lupa vote & coment

happy Reading 🤍

~Rumah~

Tadi malam pada akhirnya hazel memutuskan untuk menginap karna maxim terus menangis jika hazel jauh dari nya, hazel tidur ber tiga dengan mahen, mahen yang memaksa hazel untuk sekamar dengan nya karna dia merasa seorang tamu jadi tidak sepantasnya seorang tamu banyak mau nya

jena dan Jean berjaga di rumah sakit, di ruangan casle atas permintaan mahen

pagi ini mahen bangun lebih awal, dia sudah siap dengan pakaian rapi nya mata nya memandang ke arah kasur

'apa itu kau bear? aku masih belum bisa memastikan mu bear, maaf kan aku, jika pun dia bukan bear aku berjanji akan mencari bear hingga ketemu dan jika dia memiliki anak karna kejadian malam itu ku pastikan anak anak merasakan sosok ayah' batin mahen.

mahen terus menatap tubuh hazel, dia seperti ingat sesuatu, mahen mencari sesuatu di dalam handphone nya

mahen terus menatap tubuh hazel, dia seperti ingat sesuatu, mahen mencari sesuatu di dalam handphone nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ini yang ada di HP mahen)

"mirip sekali, akan ku buktikan jika kau benar-benar bear ku" ujar mahen

"nghh" lenguh hazel ketika sinar matahari mengenai mata nya, hazel duduk lalu membuka mata nya perlahan, yang pertama dia lihat adalah mahen yang ada di sofa dengan pakaian rapi memandang ke arah nya

"ah maaf aku bangun kesiangan" buru buru hazel berdiri di samping kasur untuk membungkuk tanda meminta maaf nya

"tidak apa, kau semalaman menjaga anak ku, mandi lah kita kembali ke rumah sakit pagi ini" hazel mengerut kan kening nya mendengar ucapan mahen

"ada yang terjadi?" tanya hazel

"kata Jean kemarin malam saat dokter mencoba cek kembali keadaan lele, dia semakin membaik dan bisa di perkirakan dalam waktu dekat lele bisa sadar" hazel tak kuat menahan tangisan nya, hati seorang ibu terlalu lembut melihat hazel menangis haru bahagia mehen segera berdiri menghampiri hazel lalu memeluk tubuh mungil hazel

hazel selalu merasa nyaman dengan pelukan yang di berikan mahen
"mahen, lele akan bangun kan, lele tidak marah kan dengan ku?" hazel masih di dalam pelukan mahen mendongak meminta jawaban

tangan mahen yang satu nya mengusap surai rambut hitam hazel
"lele akan bangun dan orang yang ia cari pertama adalah mommy hebat nya, percaya pada ku" mendengar jawaban dari mahen hazel kembali mencari posisi nyaman di dalam pelukan mahen

'tok tok'

"sayang sudah bangun? ayo sarapan dulu" suara yong dari luar kamar

mahen melepaskan pelukan nya lalu berjalan ke pintu dan hazel segera masuk kamar mandi

"mahen mana dia?" tanya yong tak melihat ada hazel

"hazel di kamar mandi" jawab mahen seadanya dengan ekspresi datar

"pacar mu?" tanya yong lagi, pasal nya mahen bisa mengekspresikan emosi nya saat bersama hazel saja, bahkan saat ini tak adaa senyuman di wajah mahen dia memang sulit mengekspresikan emosi/perasaan nya sendiri atau bisa di sebut alexithimya
entah betul atau tidak tapi mahen tidak bisa mengekspresikan emosi perasaan nya dari 6 tahun belakangan ini bukan dari kecil atau mungkin itu yang dinamakan mati rasa? entah lah, apapun itu namanya hanya hazel lah yang bisa membuat mahen mengekspresikan emosi perasaan nya sendiri

"bukan" jawaban dari mahen membuat yong menghela nafas kecewa

melihat kekecewaan di wajah bubu nya, mahen merasa iba namun tetap dengan wajah datar nya "bubu ingin aku menikah dengan nya?" pertanyaan dari anak sulung nya membuat yong kembali menatap harap kepada anak sulung nya

"nanti ku bicarakan dengan nya, jika dia tidak mau menikah dengan ku tolong jangan kecewa aku sudah berusaha" yong mengangguk mendengar ucapan si sulung

"maafkan aku bu, aku sempat membentak bubu dan daddy waktu itu, dan terima kasih sudah menjaga maxim walaupun dia bukan cucu bubu sama daddy tapi kalian memperlaku kan maxim layak nya cucu kalian sendiri" kata mahen tulus menatap mata bubu yang sudah berair

"maafkan bubu juga saat itu menampar mu" roboh pertahanan yong untuk tidak menangis "mahen, boleh bubu peluk?" permintaan yong itu tidak langsung di setujui oleh mahen, mahen diam mencoba berfikir "tidak apa bubu paham" sebenarnya rasa kecewa menusuk hati yong sebagai seorang ibu, yong pergi dengan perasaan kecewa yang tidak di perlihatkan di wajah nya

"peluk ibu mu, aku sebagai ibu sakit hati jika anak ku tidak mau memeluk ku" suara lembut itu berasal dari hazel, walaupun yong sudah berada di luar  yong masih mendengar suara hazel

mahen menghampiri bubu nya "bubu" panggil mahen agar sang bubu berhenti berjalan saat itu juga mahen memeluk tubuh bubu nya, air mata yong sudah membanjiri pipi rasa bahagia hadir karna bisa kembali merasakan di peluk anak sulung nya, selama 6 tahun belakangan ini dia tidak mau di sentuh bahkan tidak mau di dekati, mendengar suara isak tangis bubu membuat nya ikut merasakan kesedihan, dari mana muncul rasa sedih itu? bukan kah mahen tidak pernah merasakan itu selama 6 tahun akhir?

hazel melihat dari ambang pintu ikut terharu 'sepertinya mahen tidak bisa mengekspresikan emosi perasaan nya'
batin hazel.

hazel kembali ke dalam kamar, mengamati wajah maxim seketika air mata nya jatuh, hati dan pikiran nya teringat pada anak nya

namun tiba-tiba saja maxim bangun dan menangis, hazel mengangkat tubuh maxim dan mencoba menenangkan nya

"hazel ayo ke rumah sakit" Tiba-tiba mahen masuk dengan keadaan mata yang terus mengeluarkan bulir bening itu

"ada apa?" ibu mana yang tidak panik jika di posisi hazel

"lele sadar" hazel menaruh maxim di kasur dan berlari memeluk tubuh mahen

"tidak mimpi kan? ayo ke rumah sakit cepat" rengek hazel, sebelum melepaskan pelukan nya mahen mencoba mengusap lembut rambut panjang hazel menyalurkan ketenangan

kalian mengira yong sudah tidak ada? salah yong dan jaeden ada di ambang pintu melihat itu semua, mereka ber 2 saling pandang memandang dengan heran, semudah itu hazel melunak kan mahen itu lah yang di pikirkan yong dan jaeden

"ekhem" jaeden berdehem, hazel dan mahen pun melepaskan pelukan mereka "maaf mengganggu, boleh kami ikut?" pertanyaan jaeden membuat mahen menoleh meminta jawaban pada hazel

"boleh saja, tapi anak anak di titip ke mana?" ujar hazel

"itu urusan ku, anak anak boleh masuk" sahut jaeden

"oh ya?" kaget hazel, setau nya anak kecil di larang menjenguk ke rumah sakit

"karna rumah sakit itu milik ku" hazel membulat kan mata nya tak percaya

'ahh derajat ku semakin jauh di bawah keluarga mereka, hazel kau gila! untuk apa kau berharap pada mahen? kau tau kau hanya orang asing, kau tidak boleh suka pada nya!' batin hazel.

'pelukan mahen akan tetap jadi rumah ternyaman ku walaupun pada akhir nya aku tidak bisa bersatu'
hazel.

~bye~

makasih udah baca, jangan lupa vote dan coment

where is daddy? [markhyuck - Gs] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang