Drama

1K 77 1
                                    

hallo reades, makasih banget udah nge-support aku, nungguin aku up, nge-vote & coment, pokoknya aku banyak-banyak makasih banget sama kalian yang udah luangin waktu nya mampir di book aku, maaf banget tulisan ku masih rada belepotan.

happy Reading🤍

~DRAMA~

Setelah beberapa saat hanya duduk di kursi tunggu, akhirnya mahen berdiri

"jena kau bisa pulang, jie pasti menunggu mu" sontak jena ikut berdiri

"bang mahen mau di sini aja?" tanya jena hati-hati, dari awal jena sudah takut dengan abang ipar nya ini

"saya pulang ke apart sekaligus mencari ibu nya" jawab mahen dengan nada datar nya, membuat jena merinding

padahal jena ingin bertanya-tanya tentang anak itu namun rasa takut nya lebih dominan dari pada rasa keberanian nya

"eemm, jena boleh kabarin bu-" ucapan jena di potong oleh mahen

"silakan kabari siapapun yang kau mau, terimakasih sudah membawa nya ke rumah sakit" setelah memotong ucapan jena tanpa rasa bersalah mahen pergi begitu saja

"hais, padahal tadi baru saja dia menangis, di dekat nya tadi tidak ada rasa takut sama sekali, lalu tiba-tiba saja dia kembali datar, haiss aku jadi takut di gigit" gumam jena kesal

"tapi anak itu siapa? bang mahen tau ibu nya?" pertanyaan itu terucap tanpa ada tujuan Jawaban dari siapapun

"haiss bisa gila aku lama-lama dekat dengan dia" setelah jena melenggang pergi

*beralih ke mahen*

tadi mahen sempat menitipkan pesan ke suster bahwa dia akan keluar sebentar meninggalkan casle yang sedang di ruang IGD bersama dokter dan suster

mahen melaju kan mobil nya dengan perasaan gelisah, mahen sebenarnya tidak rela pergi meninggalkan casle di rumah sakit dalam keadaan yang belum mahen ketahui, tapi mau bagaimana pun mahen tidak mungkin diam di sana sedangkan ibu casle bisa saja tidak tau bahwa anak nya masuk rumah sakit

selesai dari apart nya mahen kembali melaju kan mobil nya ke cafe yang mahen yakini tempat ibu casle bekerja

tidak perlu waktu lama, mahen tiba di cafe tersebut lalu segera masuk ke dalam cafe, mahen mencoba menajam kan pandangan nya, sejauh ini dia masih belum menemukan orang yang ia cari, akhirnya ia mendekati seorang pelayan cafe tersebut

"apa benar di sini ada orang tua dari anak ini?" mahen menunjuk kan layar handphone nya

"ada mas, kenapa ya?" sahut pelayan itu dengan ramah nya

"bisa saya bertemu?" pertanyaan itu seperti kata perintah yang mutlak, suara nya terdengar datar, dengan tatapan yang tajam, siapa yang tidak takut?

"ee anu itu mas, mbak hazel nya tadi pulang katanya ingin menjemput anak beliau yang masih ada di rumah" gugup pelayan itu, takut salah bicara yang mana bisa saja membuat mahen emosi

"alamat!" suara itu terdengar lebih serius, membuat si pelayan hampir lupa cara bernafas, bukan hanya dia yang takut, pekerja yang di dekat sana pun ikut merasa kan aura terancam, begitu pun dengan beberapa pengunjung yang mendengar, nyawa mereka seolah ingin melayang

"ko-komplek sebatang kara nomor 0622" jawab pelayan itu dengan perasaan yang benar-benar takut

mahen melenggang pergi tanpa merasa bahwa ia sudah membuat semua orang di dalam cafe ini takut

mobil mahen melaju bagai setan, yang ada di pikiran mahen saat ini adalah casle casle dan casle

dia bahkan hampir menabrak seorang cewek jika saja cewek itu tidak berlari menghindari mobil mahen, mahne turun dari mobil nya, sedangkan cewek itu sedang berjongkok mengatur nafas dan jantung nya

"maafkan aku" suara lembut itu berasal dari mahen, ia ikut berjongkok di hadapan cewek itu_hazel_

"huhh jantung ku ingin copot karna kau" ucap hazel masih ngatur nafas nya

"kita sudah bertemu 2 kali dan ini yang ke 3 tapi kita belum kenalan"
oh astaga ayo tolong ingat kan mahen dia ke sini ingin memberi tahu ibu casle tentang ke adaan anak nya

"hah? 3 kali? ku rasa kita baru bertemu 2 kali, kita bertemu saat di kursi trotoar itu lalu saat ini kita bertemu lagi, baru 2 kau jangan mengarang"

mahen terkekeh, bibir nya terangkat membuat senyuman "aku orang yang sama di bandara waktu itu" jelas mahen

hazel mencoba mengingat kejadian kejadian di bandara "oh astaga, kau yang membantu ku di bandara waktu itu?" hazel dapat mengingat itu mahen hanya mengangguk sebagai jawaban

'so cute' batin mahen

"aku mahen" mahen mengulurkan tangan nya untuk sebuah perkenalan

"aku hazel" sahut hazel membalas uluran tangan mahen "kau tinggal daerah sini?" tanya hazel melepaskan jabatan tangan mereka

"tidak" jawab mahen dengan mata nya yang terus menatap lembut mata hazel, mahen seolah dejavu dengan mata itu

"lalu untuk apa kau kesini?" tanya hazel kembali saat mereka sudah sama-sama berdiri

diam beberapa saat mahen baru mengingat tujuan nya, mahen menepuk jidat nya "astaga maaf kan aku, aku lupa dengan tujuan ku tadi, aku kesini ingin bertemu orang tua casle"

"orang tua casle? aku mommy nya" mahen terdiam beberapa saat mencoba mencerna perkataan si manis di depan nya

"kau mommy nya? kau bukan tante nya?" tanya mahen sambil melihat hazel dari atas ke bawah lalu ke atas lagi

"apa yang kau lihat? kau tidak lihat kah seberapa mirip aku dengan anak ku? aku dari awal di bandara kesal dengan kau yang menganggap ku sebagai tante nya" marah hazel yang di mana malah imut di mata mahen

"maafkan aku, aku tidak tau, kau terlihat begitu muda" ucap mahen membuat hazel meredam kan emosi nya

"apa kau jujur? apa aku terlihat masih muda? aku tidak perawatan"

(astaga mahen seperti nya kembali lupa dengan tujuan awal nya)_author_

"aku jujur kau terlihat masih muda, mungkin kau sedikit ada benar nya kau kurang perawatan" ujar mahen yang mana malah mendapat tinjuan kecil di lengan nya

"tidak usah berbelit belit bilang saja aku jelek" hazel terus meninju lengan mahen

"aduh aduh aku salah apa?" seperti nya mahen salah bertanya, lihat hazel malah membelkangi mahen, yaa hazel marah pada mahen

(heh kalian baru kenal loh kok udah akrab aja?)_author_

"jangan marah, pukul saja aku tapi jangan marah" bujuk mahen

"astaga mahen, aku lupa, aku harus mencari casle, anak ku hilang" hazel berbalik malah membuat nya tertabrak dada bidang mahen reflek mahen menahan pinggang hazel

"ayo ikut dengan ku" mahen menarik tangan hazel, menuntun hazel masuk ke mobil nya, hazel yang masih menerna kejadian barusan hanya bisa diam, pipi nya sudah merah, jantung nya berdegup kencang

'astaga apa aku sakit jantung? tuhan jangan ambil aku dulu, casle tidak punya siapa siapa selain aku' batin hazel.

~BYE~

Jangan lupa vote and coment, makasih udah mampir 🤍

where is daddy? [markhyuck - Gs] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang