14

3.5K 241 14
                                    

Saat ini Hana sedang tidur tengkurap di sofa panjang ruang santai. Pak Abi sendiri duduk di sofa single sembari memangku laptopnya mengerjakan sesuatu yang entah apa. Hana tak tahu dan tak mau tahu.

Hana mengambil binder kuliah serta bolpoinnya.

"Bapak sukanya apa? Biar bisa saya cocokin wisatanya."

Pak Abi menatap ke arah Hana sebentar sebelum akhirnya kembali menatap laptopnya.

"Kamu sukanya apa?"

Lah, malah tanya balik. Untung saja Hana anak baik, penyabar, dan sholehah, jadi dia menjawabnya.

"Saya suka wisata alam gitu. Pengen muncak, tapi saya nggak bisa nahan berak."

Hana terkikik geli saat mengucapkan itu.

Pak Abi hanya tersenyum tipis mendengarnya. Tak heran lagi mendengar sesuatu yang aneh dari mulut Hana.

"Bapak sendiri gimana? Suka wisata apa?"

"Sama. Saya juga alam."

Hana menaikkan kedua alisnya dengan antusias.

"Oh ya? Bapak pernah muncak, nggak?" tanyanya.

Pak Abi mengangguk membuat mata Hana berbinar-binar.

"Ke manaaaaaa?"

Pak Abi menimbang-nimbang sebentar.

"Semeru, Rinjani, sama Bromo aja kayaknya."

Hana gigit jari.

Tua-tua keren juga dosennya itu.

"Kawah Ijen belum?"

Pak Abi menggeleng.

Yess!

"Ayo ke sana!"

Hana menuliskan list trip yang akan mereka datangi. Baru Kawah Ijen yang tertulis di sana.

Pak Abi tersenyum tipis melihat Hana yang begitu semangat merencanakan trip honeymoon mereka.

Setelah menuliskan itu, Hana memangku dagunya dengan kedua tangan.

"Ke mana lagi, ya? Malang? Jogja? Bali?"

Mari habiskan uang Pak Abi!

"Suka pantai?" tanya Pak Abi yang membuat Hana mengangguk cepat.

"Kita start perjalanan dari Madura aja gimana? Pantai Gili bagus banget di sana. Sekalian ke rumah saudara di Sampang. Ke Malang, Abis itu baru ke Banyuwangi Kawah ijen sama pantai di sana, baru ke Bali."

Hana menunjukkan jempolnya pada Pak Abi. Rencana yang padat, tapi dibayangkan saja sudah terasa serunya.

Hana menulis list-list itu dengan begitu semangat.

"Kayaknya kalo seminggu nggak cukup, Pak. Bapak nggak papa?"

Meskipun mahasiswa libur, Hana tahu sekali bahwa dosen tak ikut liburan. Masih ada tanggung jawab pengabdian masyarakat, membimbing mahasiswa penelitian akhir, membimbing mahasiswa turun lapangan ataupun KKN. Hana juga mendengar para dosen sibuk memperbaiki kurikulum, akreditas dan lain sebagainya. Belum lagi projek penelitian dan lain sebagainya.

Jadi tak heran jika awal masuk semester dosen masih berwajah sama. Garang.

Pak Abi mengangguk. "Saya ambil cuti nikah."

Hana mendongak dengan bibir meringis.

Dia masih saja merinding mendengar pembicaraan tentang pernikahannya.

"Rekan-rekan dosen Bapak nggak kaget Pak Abi nikah?"

"Kaget, sedikit banyak."

Ya artinya banyak itu Pak!

ILA LIQOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang