Libur telah usai~
Libur telah usai~
Hana bersenandung sedih dalam hati karena liburannya selesai lebih cepat dari dugaannya akibat kaki yang terkilir.
Hana mengutuk sifat cerobohnya yang merugikan diri sendiri.
Kemarin lusa setelah Pak Abi memeriksakan Hana ke dokter di Bali, dosennya itu membuat keputusan untuk menyudahi jalan-jalan mereka dengan segera membeli tiket pulang. Hingga akhirnya semalam mereka sampai di apartemen Pak Abi.
"Sebelum saya berangkat butuh sesuatu nggak?" tanya Pak Abi yang sedang memasukkan barang-barangnya ke sling bag Polo-nya.
Hari ini Pak Abi sedang cosplay menjadi menantu yang baik dengan mengajukan diri untuk mengantar kepergian orang tua Hana yang akan pergi ke Arab untuk menemani kelahiran menantunya yang ada di Arab.
Hana menggeleng menanggapi Pak Abi sembari fokus memilih foto-foto liburannya yang akan diunggah ke media sosialnya.
"Btw Bapak tadi bilang apa ke Umi pas tahu aku nggak ikut nganter? Nggak bilang saya sakit kan?"
"Enggak, saya bilang kamu ada tugas."
Hana tersenyum miring. Dosen bisa berbohong juga kah? Haha.
"Nanti sebisa mungkin jangan banyak gerak, Na. Biar maksimal pemulihannya."
"Kalo darurat mau ke kamar mandi gimana dong?"
"Tunggu sampe saya dateng."
"Kalo udah kebelet banget?"
"Ditahan."
"Ya nggak bisa dooong. Bapak mau saya ngompol di sini?"
Pak Abi tiba-tiba berada di samping ranjang. "Ayo saya anter sekarang," katanya.
Hana menoleh cengo. "Lah kan nanti, Pak?"
"Sekarang aja, biar nanti nggak ke toilet lagi."
Mana bisa begitu pakkkkkkk.
Hana akan menggeleng, tetapi tiba-tiba Pak Abi mengambil ponselnya dan membopong Hana ke kamar mandi.
"Persis umi banget! Orang belum kebelet juga dipaksa-paksa," gerutu Hana yang sama sekali tak didengar Pak Abi.
Setelahnya tubuh Hana di turunkan persis di toilet oleh Pak Abi karena katanya tak ingin Hana terpeleset untuk kedua kalinya.
Halah modhuussss khan?
"Buang air besar sekalian, biar nanti nggak perlu ke sini lagi," ujar Pak Abi sembari melangkah keluar.
"Dibilangin belum kebelet juga!" gerutu Hana sembari berpose ingin meninju dosennya itu. Namun meski begitu, Hana tetap menurut. Dia berusaha memanggil hajatnya yang sebenarnya tak ada niatan keluar tetapi dipaksa untuk keluar agar nanti tak merepotkan dirinya sendiri nanti. Kakinya benar-benar terkilir coyy, tak bisa dibuat menapak sama sekali.
Daripada nanti merugikan diri sendiri, lebih baik menurut saja 'kan?
Setelah beres Hana diletakkan kembali di atas ranjangnya oleh Pak Abi, pun dengan hpnya yang dikembalikan lagi.
Well, sebenarnya Pak Abi baik sekali, haha. Princess treatment-nya bintang 1000.
Andai saja mereka menikah bukan karena perjodohan, andai saja Pak Abi bukan dosennya, andai saja Pak Abi tak banyak berceramah, Hana akan gas ngeng mencintai pria itu secara ugal-ugalan.
"Inget Hana, jangan ditapakkan dulu kakinya. Tunggu saya datang. Cemilan, minuman, obatnya sudah di nakas semua. Jangan bandel yang bikin memperlambat proses penyembuhannya. Dengerin semua kata dokter kemarin. Saya balik sekitar dua jam-an lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
ILA LIQO
Teen FictionHana yang pecicilan dijodohkan dengan Pak Abi, dosennya yang super tenang.