17

3.9K 228 20
                                    

Sesampainya di parkiran, Hana melihat teman-teman Pak Abi di samping mobil putih Hiace yang katanya mobil yang akan mereka tumpangi menuju pos Bromo.

Hana ternganga. Bukan karena mobilnya yang besar, bukan karena bertemu dengan Pak Hanif di antara orang-orang yang menunggu kedatangan Pak Abi, tetapi ... Hana menemukan sosok Angkasa di sana.

Jangan bilang ... Angkasa akan ikut dalam perjalanan ke Bromo nanti? Kalo iya ... mati Hana!

Pak Abi, Pak Hanif, dan Angkasa. Perpaduan yang pas untuk membuat Hana mati kutu.

Pak Abi disambut begitu heboh oleh tiga pria seumurannya. Angkasa dan Pak Hanif tetap di tempatnya menatap Hana dengan kedua alis terangkat, sama-sama bingung dengan kehadiran Hana di sana.

Pak Abi memperkenalkan Hana pada tiga pria yang terlihat begitu girang ketika melihat Pak Abi membawa perempuan.

Antara bahagia karena Pak Abi membawa wanita cantik atau karena Pak Abi yang selama ini jomblo akhirnya memperkenalkan seorang wanita pada mereka untuk pertama kalinya.

Hana tebak alasan yang pertamalah yang benar. Dia memang cantik sekali. Asekkkkk.

"Ini semua sahabat saya. Panggil aja Mas Riki, Bang Bian, dan Ko Anggara kakaknya Angkasa yang ngasih trip gratis buat kita ke Bromo."

Kakaknya Angkasa ....

Bukannya Angkasa anak tunggal kaya raya? Kakak ipar atau sepupu kali, ya? Pantas saja dia bisa berada di antara club om-om itu.

Pria yang ditunjuk terakhir oleh Pak Abi mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Hana, tetapi langsung disambut oleh balasan dari Pak Abi.

Pria itu terkekeh, lalu meledek Pak Abi sebentar sebelum akhirnya menyapa Hana.

"Istrinya Bibi, ya?" tanya pria yang wajahnya terlihat campuran antara oriental dan Jawa itu.

Hana tersenyum tipis lalu mengangguk, membuat Pak Hanif dan Angkasa melebarkan bola matanya. Tiga orang tadi kembali heboh menggoda Pak Abi.

"Lah, beneran? Bukan adik?" tanya Pak Hanif tiba-tiba bergabung dalam obrolan yang membuat teman-teman Pak Abi berhenti menggoda pengantin baru itu.

Saat Hana mengangguk, Pak Hanif tiba-tiba berkata."Bukannya kamu pacarnya Angkasa?" tunjuk Pak Hanif pada Angkasa yang masih diam di tempatnya tak beranjak sama sekali.

Semua orang bergantian menatap Hana, Angkasa, dan Pak Abi.

Pak Abi sendiri terlihat begitu tenang tanpa beban. Sedangkan Hana hanya bisa menyengir sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Ternyata kabar hubungan Hana-Angkasa benar-benar tersebar di antara para dosen jurusannya.

Famous ternyata mereka, meski bukan perihal akademik, wkwk.

"Yang bener, Dek?" tanya pria berambut sebahu tadi pada Angkasa yang kini menatap sungkan pada semuanya. Dia sama seperti Hana, menyengir sembari menggaruk anggota wajahnya.

Situasi macam apa itu. Hana dan Angkasa seperti ketahuan bermain api di belakang Pak Abi atau pun sebaliknya. Ckckckck, ada-ada saja.

"Tapi udah putus, Ko."

Teman-teman Pak Abi termasuk Pak Hanif menertawakan Pak Abi yang masuk dalam cerita cinta segitiga remaja ingusan.

"Salah kamu, Bi. Aturannya kamu sadar diri kalo udah om-om nggak cocok sama yang muda, cantik pula," kelakar Ko Anggara sembari menepuk bahu Pak Abi, sebelum akhirnya mengajak semuanya naik ke mobilnya.

"Ckckck, bersaing kok sama Angkasa anak ingusan lahir kemarin itu. Cupu banget, Bi," ujar Bang Bian dengan kekehan sebelum akhirnya ikut masuk ke dalam mobil.

ILA LIQOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang