Tindakan kuretase dilakukan pagi menjelang siang hari dan Hana sadar dari bius totalnya di sore hari sehingga pukul lima sore itu, dia diperbolehkan pulang oleh dokter Ayla karena kondisinya sudah membaik dan tak lagi perdarahan.
"Mbak, sebisa mungkin istirahat sehari atau dua hari ya untuk pemulihan. Terus kalo bisa jangan hubungan badan dulu setidaknya 1 sampai dua minggu ke depan. Saya lihat kondisi Mbak Hana baik, jadi tidak perlu kontrol ya. Nanti kalo ada perdarahan lagi, bisa datang ke sini."
Hana mengangguk mendengarnya, dia berterima kasih dan meminta maaf karena telah merepotkan sepupu Angkasa itu.
"Dokter, bajunya saya ganti uang aja, ya. Nggak mungkin juga saya kembaliin dalemannya," ujar Hana yang membuat Dokter Ayla terkekeh.
"Nggak usah dipikiran, Mbak. Anggep aja itu hadiah dari saya buat semangatin Mbak Hana," katanya santai yang membuat Hana kembali berterima kasih.
Setelah selesai urusannya dengan Dokter Ayla, Hana pun berpamitan.
"Sudah?" tanya Angkasa kala melihat kedatangan Hana di lobi klinik. Arya di sebelahnya yang sedang memainkan ponsel mendongak mendengar pertanyaan Angkasa.
Hana mengangguk. "Administrasi katanya udah diurus lu, Sa?" tanya Hana yang diangguki oleh mantannya itu.
"Totalnya berapa? Biar gue transfer. Ke nomor rekening yang biasanya?" tanya Hana yang kembali diangguki lelaki itu.
"Lima ratus ribu, Na," ujar Angkasa sembari bangkit untuk mengambil barang bawaan Hana yang hanya tas selempang.
Hana mendongak sembari mengerutkan keningnya. "Yang bener? Kok murah? Padahal kamarnya bagus gitu."
"Nggak tahu, mungkin karena kamu temen aku? Diskon jalur orang dalem," katanya jumawa yang membuat Hana terkekeh.
Wanita itu percaya-percaya saja lalu segera mentransfer nominal sesuai yang disebut Angkasa tadi. Sedang Arya yang tahu nominal aslinya berdecak iri dalam hati karena Angksa detik ini terlihat sangat keren.
Membantu, tapi tak ingin merendahkan. Yow bro, mahkotamu sedang transit di DC Cakung.
Hana memperlihatkan ponselnya kepada Angkasa.
"Masuk, Sa?" tanyanya yang diangguki Angkasa tanpa perlu repot-repot mengeceknya. Dia lebih memilih mengajak Hana dan Arya untuk meninggalkan klinik itu.
"Ini ke rumah kamu yang biasanya kan, Na?" tanya Angkasa kala mobil yang dikendarai Arya keluar dari area klinik.
"Ke posko aja, Sa," jawab Hana.
"Mbak Ayla nyuruh istirahat dua hari. Lagi pula bentar lagi anak-anak pada pulang juga mau tahun baruan di rumah masing-masing," ujar Angkasa yang membuat Arya melirik ke arahnya kala katingnya itu menggunakan kata 'anak-anak' alih-alih 'teman-teman'.
Arya seperti sedang menjadi orang ketiga di antara pasangan suami istri.
Tidak, dia lebih cocok disebut supir tuan dan nyonyanya.
"Barang penting gue di posko semua," tolak Hana.
"Kalo nggak keburu, biar lusa aja sekalian pas anak-anak pada pulang, tapi kalo emang butuh banget dipake malem ini kamu chat aja, biar aku paketin, kalo barang privasi biar aku minta tolong Resti ambilin," tawar Angkasa yang membuat Hana tak bisa menolak lagi.
Akhirnya dia pun setuju.
"Mampir ke rumah makan dulu, Ya," ujar Hana yang membuat Arta menatap Hana lewat kaca spion tengah.
"Lu laper lagi, Na?" tanyanya kaget sebab tadi sebelum beberes pulang, mereka sudah makan nasi kotak.
"Enggak, pengen traktir kalian aja soalnya udah mau gue repotin dari kemaren."
KAMU SEDANG MEMBACA
ILA LIQO
Teen FictionHana yang pecicilan dijodohkan dengan Pak Abi, dosennya yang super tenang.