24 - Flashback. (3)

14 5 0
                                    

Happy reading! Don't forget to click the 🌟!



*





"Eh, ini jam ekskul futsal dituker sama ekskul basket kata Pak Avin."

Tatapan para siswa yang ikut ekskul futsal pun langsung bingung. Kalo jam ekskul diganti berarti mereka punya waktu terbatas buat main, dong.

Anicel termasuk manusia yang bingung juga tentunya. Sebelumnya ga ada informasi apapun dari coachnya, bisa-bisanya main ganti jam aja.

Anicel beranjak dari latihan pemanasannya, ia menghampiri Nando yang tadi memberi informasi itu. "Kok bisa, Kak? Tiba-tiba banget?"

Nando sebagai ketua ekskul futsal menaikan kedua bahunya. "Kurang paham juga. Simpang siur bakal ada pertandingan basket sama sekolah sebelah, jadi perlu waktu latihan lebih panjang. Jadi beberapa minggu ke depan ekskul futsal sama basket bakal tukeran jam."

Jelasnya Anicel menunjukkan ekspresi meminta penjelasan lebih, satu alisnya udah naik. "Gitu? Sampe berapa minggu?"

"Kayanya sampe bulan depan. Jadi ekskul kita cuma dikasih waktu satu jam abis itu full diambil anak basket." Jelas Nando.

Wajah Anicel murung, apa-apaan cuma dikasih satu jam. Ekskul futsal biasanya main tiga jam atau ga lebih, ini satu jam dapet apaan? Pemanasan doang?

"Woy! Minggir, mau latihan basket nih." Beberapa anggota ekskul basket tiba-tiba hadir di tengah lapangan, di mana ada sebagian anak futsal lagi latihan.

Tentu pemandangan tersebut menjadi tontonan beberapa anak futsal yang beberapa masih pemanasan di pinggir lapangan.

"Bukannya basket udah selesai satu jam lalu?"

"Ketua ekskul lo belum ngasih info?" Adnan selaku ketua ekskul basket berhenti tepat di tengah lapangan, berhadapan dengan beberapa anak futsal di sana.

Tatapan Adnan kini berpindah pada Nando yang sedang bersama seorang siswi. Senyumnya terukir begitu cerah. "Gila, ketua ekskul lo malah pacaran?"

Ekspresi Anicel udah ga bisa dijelaskan lagi. Kedua tangannya mengepal kesal, tapi Nando dengan sigap menenangkan anggotanya itu.

"Ga usah didengerin, udah biasa dia begitu. Lo jangan punya masalah dia, ya? Biarin aja." ujar Nando.

Dengan berat hati Anicel mengangguk, dirinya ga mau bikin ketua ekskulnya itu dapet masalah. "Iya, Kak. Kalo dia udah keterlaluan, ga apa-apa gue tonjok?"

Nando tertawa, mengangguk setuju. "Kalo udah di luar batas, tonjok aja. Kalo gitu, gue kasih tau anak yang lain dulu."

Anicel mengacungkan jempolnya menatap Nando yang berjalan melewatinya. Tatapannya kini fokus pada manusia bernama Adnan itu, ga lama beberapa orang hadir menghampiri Adnan dan salah satunya adalah,

"Ada Kak Asa," gumam Anicel.

Anicel yakin para manusia dari ekskul basket yang sekarang berkumpul di tengah lapangan pasti punya skill bagus. Anicel ga munafik kalo ekskul basket itu beneran tempatnya cogan-cowok ganteng-berkumpul. Ia mengakui itu.

"Hari ini ekskul futsal selesai, ya! Sampai jumpa minggu depan semua!"

Saking fokusnya ngelihatin anak basket, Anicel sampe ga denger Nando tadi ngumumin gimana. Ya tapi intinya hari ini ga jadi ekskul, sia-sia dirinya pemanasan kalo gini.

"NICELLL!" suara cempreng Yerchim terdengar jelas masuk ke telinga Anicel yang masih betah berdiri.

Atensinya kini terfokus pada Yerchim yang menghampirinya sambil berlari kecil.

ANICELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang