Happy reading! Don't forget to click the 🌟!
*
“Let's break up.”
Rigel menatap pacarnya dengan penuh tanya. Sore ini dirinya baru aja sampe di depan sekolah pacarnya karena minta ketemu, tapi langsung dapet kejutan kaya gini?
Anicel mengangguk menjawab tatapan bingung Rigel yang ditunjukkan padanya. “Kamu ga salah denger. Let’s break up, Rigel.”
Rigel terkekeh, biasanya yang minta putus selalu dirinya dan Anicel yang memohon bertahan. Tapi sekarang udah berbalik?
“Lagi prank? Mana kameranya?”
Anicel menggeleng. “Aku mulai capek. Aku mau berhenti di sini.” Tangannya terulur memberikan sebuah kotak hadiah pada Rigel. “Last gift.”
Tatapan Rigel kini dengan serius menatap kotak yang diberikan Anicel padanya. Tapi cuma sebentar, Rigel langsung menahan lengan Anicel yang hendak pergi dari hadapannya.
“Tunggu, kamu serius?” Rigel kembali memastikan.
Anicel mengangguk cepat, ga ada penyesalan sama sekali yang terlihat di matanya. Cuma ada rasa pengin jorokin ke sungai. “Kalo ga serius, ngapain aku ngasih kamu hadiah terakhir? Lagian kamu juga udah muak sama aku. Kita sama-sama capek.”
Terdiam. Rigel ga bisa membalas apa-apa lagi karena ucapan Anicel benar. Udah kelamaan dirinya nyakitin Anciel dengan kesadaran penuh. “Cel,”
Anicel memutar bola mata malas. “Udahlah, bahagia terus sama pacarmu yang dari club itu.”
Kaget. Dari mana Anicel tau soal itu?
Cengkraman tangan Rigel makin kuat, Anicel kaget dan coba melepaskan diri, tapi ga bisa. “Rigel, lepas!”
Sebenarnya Anicel bisa teriak karena ini masih di area sekolah, dirinya bisa dapet bantuan dari siswa yang masih ada kegiatan ekskul sore ini.
Tapi Anicel nanti sama aja mempertaruhkan harga diri sebagai siswa. Kalo teriak sekarang, besok jelas jadi bahan gibahan satu sekolah, tapi kalo ga cari bantuan bisa-bisa dirinya ga bisa kabur.
Anicel menatap pos satpam yang nampak sepi. Biasanya ada dua orang yang jaga, tapi kayanya lagi makan sore. Ini gimana mau minta tolong?
“Cel, kamu ga punya bukti, alasan apa yang bikin kamu putusin aku?” suara dingin Rigel berhasil membuat Anicel merinding.
Anicel terus menarik tangannya sekuat tenaga. “Bukti? Buka hadiah dari aku, kamu bakal nemu buktinya. Sekarang lepasin!”
Rigel tertawa sebentar melihat ekspresi ketakutan dari pacarnya. “Aku ga bakal sebodoh itu nurutin kamu. Ayo ikut aku.”
Anicel kekeuh menahan tubuhnya untuk tetap di tempat, menarik tubuhnya berlawanan dengan Rigel. Apapun yang terjadi, dirinya harus kabur.
Tapi sayang, Rigel lebih pintar. Rigel mengangkat tubuh Anicel kaya karung di bahu kirinya. Anicel tau dirinya sekecil itu, tapi ga pernah kepikiran kalo bakal digendong kaya karung beras gini.
“Turunin guee!” ronta Anicel dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya, berharap kakinya bisa sampe nendang muka Rigel.
Panik, Anicel ga mau diapa-apain! Kedua matanya menangkap keberadaan manusia yang lagi berjalan menuju pos satpam.
“KAK ASA! TOLONGG!”
Persetanan sama harga dirinya kali ini, dari pada jadi korban penculikan mending teriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANICEL
Ficção AdolescenteCrush? Rata-rata orang mempunyai seseorang yang dikaguminya, begitu juga Anicel. Anicel yang hanya bisa mengagumi seseorang dari update-an sebuah postingan, tapi entah kenapa banyak kebetulan hadir di saat ia bertemu cowok menyebalkan. "Orang tua lo...