Noa Narapraja sangat kebingungan, langkah lemasnya ia bawa keluar dari perusahaan yang selama ini menjadi tempatnya mencari makan. Ia di pecat, lebih tepatnya menjadi salah seorang dari sepuluh karyawan yang terpaksa di berhentikan, dengan alasan ia belum bekerja maksimal walaupun Noa merasa apa yang ia kerjakan sudah sangat maksimal, Noa melakukannya dengan sepenuh hati. Noa nyaris menangis menerima kenyataan itu, Babanya tengah sakit dan ia membutuhkan uang untuk menebus obat setiap bulannya, sementara sang ayah pergi entah kemana.
Noa hanya lulusan sekolah menengah atas yang tentu saja di jaman sekarang membuatnya semakin kesulitan mendapat pekerjaan. Noa adalah anak tunggal yang sangat di andalkan oleh Babanya, jika ia berhenti bekerja maka pengobatan sang Baba akan menjadi taruhannya. Langkah kecilnya ia bawa menuju sebuah halte bus dengan pikiran berkecamuk, Noa merasa dunianya seketika runtuh, tidak, Noa tak bisa jika berlama-lama menganggur tanpa pekerjaan.
"Shit, gue harus nyari kerja di mana coba," Ia mengusak rambutnya kesal. Tapi Noa tak akan menyerah, ia tetap harus mencari uang untuk bertahan hidup, apalagi jadwal menebus obat hanya tinggal tiga hari.
Langkahnya ia bawa ke sebuah tempat di mana sosok yang Noa pikir dapat membantunya bekerja, Noa sangat ingat jika ia memiliki satu teman yang dapat di bilang beruntung dalam hidupnya, pekerjaan bagus, keluarga yang harmonis, juga kekasih kaya raya, Noa terkadang merasa iri namun bagaimana lagi tidak semua orang beruntung dalam menjalani hidup.
Dengan percaya diri Noa memasuki sebuah galeri nail art yang terlihat cukup ramai, letaknya sangat strategis di pusat kota menjadi penyebab tempat itu menjadi pusat dalam menghias jari jemari. Noa yang sudah bukan sekali dua kali mendatangi tempat itu segera bertanya pada karyawan yang memang sudah ia kenali.
"Cena, Kak Helga ada?" Tanya Noa pada Sena sang pegawai yang memiliki nama kecil Cena itu karena wajahnya sangat manis dan menggemaskan sesuai dengan usianya.
"Ada Kak, ke ruangannya aja." Ujar Cena membuat Noa segera bergegas naik ke lantai dua di mana ruangan Helga berada. Noa dapat melihat sosok Helga yang tengah berkutat dengan laptop di meja kerjanya dari balik pintu dengan setengah kaca itu.
Noa mengetuknya tiga kali membuat sosok itu menoleh, ia lalu segera tersenyum melihat kehadiran Noa di sana. Helga berdiri lalu menghampiri sahabat karibnya itu dan dengan cepat memeluknya.
"Astagaaa, lo kok gak bilang nyet mau ke sini?" Ujar Helga setelah melepaskan pelukannya.
"Sorry, gue ngedadak banget, sebenernya ada perlu sama lo," Noa berujar dengan tak enak hati.
"Masuk deh, gak enak ngobrol depan pintu," Helga lalu membuka pintu lebih lebar membiarkan Noa masuk. Noa selalu mengagumi ruangan kerja Helga, ruangan yang di dominasi warna biru pastel di padukan dengan warna putih itu selalu terasa nyaman baginya.
"Kenapa-kenapa?" Tanya Helga setelah ia memesan teh pada seorang office boy dan mengajak Noa duduk di sofa kecil yang berada di sana.
"Gue ... " Noa menggigit bibirnya karena ragu, ia bingung harus memulai dari mana.
"Kenapa, Na, lo gak usah sungkan," Helga mencoba menenangkan lantaran ekspresi Noa terlihat sungkan.
"Hel, sebenernya gue baru aja di pecat, gue bingung harus minta tolong siapa, lo taukan bokap gue harus berobat, gue harus langsung cari kerja yang lain, tapi lo taukan nyari kerja dengan ijazah yang gue punya gak gampang. Jadi, gue ke sini pengen minta tolong sekiranya ada lowongan kerja buat gue, apapun itu bakalan gue kerjain Hel."
Tbc ...
Cast :
Noa Narapraja
24
Joshua Mahendra
25
Helga Tanuragna
24
KAMU SEDANG MEMBACA
Days With You | Nomin
FanfictionNoa baru saja di pecat dari perusahaannya, karena kesulitan mencari pekerjaan ia terpaksa menerima pekerjaan merawat pria dewasa yang tengah berjuang dengan sakit yang cukup berbahaya. sassyna 2024 BxB Boyslove