Tujuh bulan berlalu sejak kepergian Joshua, apa yang di lakukan Noa setiap harinya hanyalah mencoba bertahan dan menjalani hidup, ada hari di mana ia merasa pilihannya untuk menikah dengan Joshua adalah hal yang salah, karena rasanya sangat menyakitkan setiap kali mengingat bagaimana kehidupan pernikahannya. Namun, jika mengingat Joshua meninggalkan sosok malaikat yang kelak akan menjadi teman sehidup sematinya yang dua bulan lagi akan lahir, seketika Noa menjadi kembali memiliki harapan.
Tidak satu bulanpun terlewat bagi Noa untuk menyambangi persemayaman sang suami, setiap kali Noa kembali dari agenda pemeriksaan kandungannya ia selalu bertandang ke pusara Joshua, terkadang Marko mengantarnya, Helga, bahkan Jaren, sementara Tyana hampir setiap minggu ke sana, saat ia merasa rindu. Tyana juga sudah mulai berdamai dengan kepergian putranya dan itu semua terjadi berkat kehamilan Noa. Tyana tak ingin menantu dan calon cucunya turut merasa sedih jika dirinya terus terpuruk.
Perlahan namun pasti kehidupan keluarga Mahendra kembali berjalan, walaupun sudah pasti tak akan pernah lagi sama. Karena tidak ada satupun yang dapat mengobati luka saat kehilangan, rasa rindu dan sakit karena tak lagi bisa berjumpa adalah bagian yang tak dapat di pisahkan dari hilangnya seseorang dalam kehidupan.
Noa mencoba tegar menjalani hari hanya demi tidak membuat calon anaknya kelak menjadi korban dari keegoisannya.
"Bisa?" Tanya Marko saat membantu Noa turun dari dalam mobil di sebuah pemakaman mewah di kawasan tak terlalu jauh dari rumah sakit tempat di mana dokter kandungannya berada dan kelak akan menjadi tempat Noa melahirkan bayinya.
"Bisa," Noa perlahan turun dari dalam mobil dengan perutnya yang besar ia mengenakan hoodie oversize juga celana yang sangat longgar. Hari itu hanya dirinya dan Marko yang bertandang ke sana, mungkin itu akan jadi kali terakhir Noa datang karena Dokter memintanya untuk tak terlalu kelelahan demi kelancaran persalinan kelak.
Keduanya berjalan menyusuri area pemakaman, Marko menggandeng Noa dengan hati-hati, sejak kehamilannya membesar keluarga Mahendra sangatlah protektif terhadap Noa, karena bagaimanapun itu adalah calon cucu pertama keluarga Mahendra.
Tak lama berjalan mereka akhirnya tiba di sebuah pusara dengan bunga krisan yang mulai layu di atasnya, Noa tebak itu adalah bunga yang di berikan Tyana beberapa hari yang lalu, Noa perlahan duduk di sisian pusara dengan hati-hati, tangannya mengusap perlahan pahatan nama Joshua pada nisan. Ia selalu rindu pada Joshua, tak seharipun Noa jalani tanpa merindukannya.
Marko hanya memperhatikan dari jarak sedikit jauh dan hal itu selalu di lakukan karena keluarga Mahendra ingin Noa memiliki waktu untuk bicara pada suaminya walaupun hanya lewat pusara.
"Mas, aku datang lagi," Ujar Noa sembari tersenyum, "aku abis dari rumah sakit kaya biasanya ... Our baby boy ... Sehat banget Mas, hidungnya mancung persis kamu, and i'm so happy, aku baru USG 3D karena kemarin-kemarin aku masih takut, takut kalo baby mirip aku bukan mirip kamu," Noa terkekeh, "aku pengen anak kita mirip kamu, biar kalo kangen aku tinggal liat dia."
Noa terus mengusapi batu nisan Joshua, ia bicara seolah Joshua benar-benar di sana bersamanya, "Mas aku udah kasih nama anak kita, namanya Joey Axel Mahendra ... Kalo Mas suka Mas dateng ke mimpi aku dong, Mas kok gak pernah dateng sih, aku kangen ... " Noa mengecup nisan Joshua, ia kemudian bersandar di sana, "aku kangen kamu, kadang juga pengen di usapin perutnya sama kamu, please dateng ... " Noa tak lagi menangis namun ia sangat rindu, merindukan Joshua seakan ingin gila rasanya.
"Na, udah mau hujan, Bubu udah chat aku, can we go home?"
Marko yang sedari tadi berdiri di sana akhirnya angkat suara karena hari sudah mendung dan Tyana akan marah jika menantunya itu terlambat pulang apalagi sampai kehujanan.
"Sebentar aku pamit dulu."
Marko mengangguk.
"Mas aku mau pulang, udah mau hujan Bubu nyariin aku. Kita ketemu lagi nanti abis baby lahir aku dateng ke sini bawa Baby. Mas baik-baik di sana aku kangen Mas, janji dateng ke mimpiku." Noa mengecup nisan Joshua sedikit lebih lama, kemudian akhirnya bangun dari posisi duduknya dengan susah payah.
"Ayo kita pulang, Kak."
Tbc ...
Guys, ceritain perasaan kalian baca cerita angst ini ... Komen ya komen hueheh ...
![](https://img.wattpad.com/cover/373426317-288-k432452.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Days With You | Nomin
FanfictionNoa baru saja di pecat dari perusahaannya, karena kesulitan mencari pekerjaan ia terpaksa menerima pekerjaan merawat pria dewasa yang tengah berjuang dengan sakit yang cukup berbahaya. sassyna 2024 BxB Boyslove