Bagian 19

5.6K 353 7
                                    
















Noa berjalan memasuki galeri Nail Art milik sahabatnya, hari itu hari minggu dan Noa mendapatkan jatah liburnya. Sesungguhnya ia tengah mengalami sedikit stress saat berada di dekat Joshua, sejak terakhir kali ia menangis dan bertindak impulsif, Joshua menjadi irit bicara dan jarang menanggapinya, lebih jarang di banding saat awal dirinya bekerja di sana.

Karena hal tersebut Noa merasa harus pergi ke luar untuk menemui kawan terdekatnya, sesungguhnya Noa beberapa kali bertemu dengan Helga di rumah Joshua saat Helga bertandang ke sana bersama Marko, namun ia tak memiliki banyak waktu untuk bicara lebih intim dengan sang sahabat.

"Hola," Noa mengangkat tangan saat melihat eksistensi Helga seperti biasa di depan layar komputernya.

"Masuk nyet, gue udah pesen minum," Ujar Helga membuat Noa dengan langkah lunglainya berjalan ke arah sofa dan duduk di sana.

"Kenapa ekspresi lo begitu?" Tanya Helga melihat bagaimana sosok Noa terlihat lemas tak bertenaga.

"Gue lagi pertimbangin buat stop kerja di tempat Kak Marko."

Pernyataan Noa membuat Helga yang sedari tadi fokus teralih, ia mengernyitkan dahi karena selama ini yang Helga ketahui adalah Noa sangat berdedikasi dalam merawat Joshua, bahkan di saat Helga membujuk lelaki itu untuk mengurungkan saja niatnya menandatangani kontrak kerja Noa bersikeras untuk tetap melakukannya.

"Lo serius, Na? Kenapa?"

Noa diam, air wajahnya berubah dan sejurus kemudian cairan bening dari mata Noa menetes begitu saja membuat Helga panik dan segera menghampiri sang sahabat.

"Na, lo kenapa, cerita sama gue ada apa?"

Noa menggelengkan kepala dan segera memeluk Helga, "gue takut ... Gue takut kalo harus setiap hari liat penyakit Mas Joshua memburuk Ga, gue gak sanggup."

Helga terdiam, ia tak dapat berkata apapun selain mengelus lembut punggung kecil Noa. Helga memahami apa yang Noa rasakan karena kekasihnya;Marko juga selalu terlihat murung akhir-akhir ini. Bahkan terakhir kali Helga bertemu Marko lelaki itu menangis dalam dekapannya lantaran tak tega melihat Bubu juga Papinya yang tak seceria biasanya terutama Bubu yang seringkali menangis.

"Gue ngerti, ngerti banget Na, Kak Marko juga sering nangis akhir-akhir ini."

"Dua hari yang lalu, Mas Josh lupa sama gue dan ingatannya malah kembali ke masa lalu, itu ... Itu bikin gue shok setengah mati, belum lagi semalem, dia teriak-teriak karena kepalanya sakit dan Bubu langsung telpon dokter buat nanganin Mas Josh. Bener kata lo, semua ini gak mudah buat gue Ga ... Walaupun di rumah gue udah biasa urus Baba nyatanya beda, penyakit Mas Joshua berkembang dengan cepat sampe gue bisa liat itu memburuk tiap harinya."

Helga mengangguk, ia paham sekali jika semua itu tak mudah, sebagai sahabat Helga akan mendukung apapun yang Noa lakukan, di tambah Helga tahu jelas kehidupan Noa juga tak pernah mudah. Maka jika harus berhenti dari pekerjaannya adalah sebuah hal yang membuat Noa merasa nyaman maka Helga juga akan dengan sepenuh hati mendukungnya.

"It's okay kalo lo mau berhenti, nanti gue bantu ngomong ke Kak Marko, ya? Sekarang lo tenangin diri dulu, istirahat di sini kalo mau nangis, nangis aja sepuasnya jangan di tahan."

















"Bub, Noa gak kerja, dia pasti masih marah sama aku, aku jahat, ya, Bub? Dia pasti gak mau ketemu aku lagi."

Joshua terus bicara hal yang sama sejak pagi, sejak Joshua bangun tidur lelaki duapuluh lima tahun itu terserang demam dan memang sejak sabtu malam Noa meminta ijin untuk pulang ke rumahnya dan tidur bersama babanya. Tyana tak menyangka jika tak hadirnya Noa di sana membuat sang putra terus bertanya-tanya, mungkin karena efek demam yang Joshua alami juga berpengaruh.

"Noa lagi pulang dulu, Sayang, katanya kangen Babanya."

"Bub, aku salah, aku harusnya minta maaf, Noa pasti benci sama aku, aku harusnya jadi orang baik biar Noa gak pergi."

"Besok Noa balik lagi, sekarang adek istirahat aja, yah, Nak."

"Bub, kayanya aku mau nikahin Noa aja biar dia gak pergi-pergi lagi ninggalin aku."

"Joshua .... "




















Tbc ...



Days With You | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang