Bagian 17

5.6K 353 0
                                    















Tyana memasuki kamarnya setelah memastikan putra bungsunya tidur dengan lelap, sejak kembali dari rumah sakit ia tak bisa menahan rasa sedih yang menghampiri, Tyana tak dapat bicara dengan siapapun dan menahan rasa sedihnya sendirian, di hadapan Joshua ia tak dapat berterus terang apalagi di hadapan Noa yang Tyana rasa tak perlu tahu tentang apa yang dokter katakan padanya.

"Jo udah tidur Sayang?" Tanya Jaren saat melihat suaminya memasuki kamar.

Tyana tak menjawab, bahkan ia masih berdiri membelakangi membuat Jaren merasa bingung. Namun baru saja Jaren hendak menghampiri Tyana lelaki itu tiba-tiba terduduk di atas lantai dan menangis histeris tak terkendali.

"No ... No ... No!" Tyana meracau dengan keras. Jaren segera berlari menghampiri dan memeluk tubuh kecil suaminya, mendekap Tyana seerat yang ia bisa.

"Sshhh, Sayang, it's okay, kamu bisa ceritain semuanya sama aku, aku di sini, i'm here with you," Jaren tahu sesuatu yang buruk telah terjadi hanya saja Tyana mencoba menahannya sendirian.

"Joshua ... Dokter bilang kankernya ... Kankernya udah mulai menyebar ke bagian otak yang lain, Jaren, what should i do ... Dokter bilang dia sulit buat bertahan, Joshua ... My poor baby, aku gak pernah perhatiin dia makanya ini semua terjadi, aku salah Jaren ... Aku yang biarin semua ini terjadi, aku orangtua yang buruk!"

"Hey calm down, Baby, it's okay kita lakuin apapun buat sembuhin Joshua, aku akan lakuin apapun buat kesembuhan anak kita, kamu gak sendiri, i'm here, Marko juga, semua orang di sini sama kamu dan Joshua kita hadapin ini sama-sama, ya?"

Tyana menghabiskan malam itu untuk menangisi apa yang terjadi pada sang putra, ia merasa sangat bersalah sekaligus merasa sangat takut kehilangan putra bungsunya itu. Bagaimanapun bayangan buruk akan apa yang mungkin terjadi tak dapat lepas dari kepalanya.
















Noa bangun dari tidurnya seperti biasa pada pukul enam pagi, ia selanjutnya akan memeriksa keadaan Joshua untuk setidaknya memastikan pria itu masih tertidur dengan pulas di atas kasurnya. Namun tentu saja Noa sudah mencuci wajah sebelum menemui majikannya itu.

Noa membuka pintu kamarnya yang terhubung dengan kamar Joshua namun tak seperti biasanya pagi itu Noa tak melihat sosok Joshua di dalam kamar namun rungunya dapat mendengar suara air dari dalam kamar mandi.

"Mas Josh tumben udah bangun," Gumam Noa, ia lalu berjalan mendekat ke arah gorden untuk membukanya dan membiarkan cahaya mentari yang mulai naik masuk melewati jendela.

Pintu kamar mandi tetiba terbuka, Noa segera menoleh dan benar saja sosok Joshua dengan rambut basah juga handuk melingkar sebatas pinggang adalah yang pertama kali Noa lihat.

"ASTAGA!" Noa tanpa sengaja berteriak membuat si empunya kamar turut terkejut, Joshua menyilangkan tangan di depan dada.

"L-lo siapa, Siapa tiba-tiba masuk kamar gue!"

Pertanyaan yang terasa janggal membuat Noa yang tadinya tengah merasa malu karena melihat tubuh setengah telanjang Joshua semakin terkejut.

"Mas ... "

"Lo siapa! Siapa gue tanya, gue panggil satpam yah--"

"Mas ini saya Noa, Mas gak kenal?"

"Who the fuck Noa, pergi dari kamar gue!"

Noa terdiam mematung, mengapa Joshua tak mengenalinya, ada apa dengan majikannya itu. Entah mengapa air mata Noa tiba-tiba menetes, ada apa sebenarnya dengan Joshua.

Joshua juga tiba-tiba saja berjalan ke arah lemari pakaian, ia terlihat mengacak tumpukan pakaian yang sudah rapi tertata seolah kebingungan mencari sesuatu. Noa dengan keberanian yang tersisa berjalan menghampiri, walaupun bibirnya terisak Noa tetap berusaha tegar untuk mencari jawaban atas kebingungannya.

"Mas nyari apa, kenapa keliatan bingung?" Tanya Noa sembari berusaha mengalihkan perhatian Joshua padanya.

"Lo mending pergi, dari kamar gue sekarang, oh, lo pasti pacar Marko, kan? Berani juga masuk kamar gue, padahal baru kemaren jadian."

"Mas, Mas please liat saya dulu, Mas nyari apa?"

"Pergi! gak sopan banget masuk kamar orang sembarangan, gue lagi sibuk kalo gue telat berangkat sekolah gimana? Bi Inah naro seragam gue di mana sih."

Seketika Noa mematung, kali itu tangisnya benar-benar pecah tak tertahankan. Ternyata Joshua dan ingatannya kembali pada masa lalu.







Tbc ...




Days With You | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang